Wisata religi Masjid Ar-Rahman Blitar bisa jadi alternatif wisata keluarga saat suasana liburan. Hari-hari seusai lebaran tentunya waktu yang tepat untuk menghabiskan waktu bersama keluarga.
Masjid Ar-Rahman Kabupaten Blitar ini, cocok untuk menjadi tujuan destinasi wisata yang edukatif. Memiliki gaya bangunan “miniatur” Masjid Nabawi di Makkah, menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun luar daerah.
Wisata religi Masjid Ar-Rahman yang berlokasi di Jalan Ciliwung, Kecamatan Kepanjen Kidul, Blitar ini sudah berdiri sejak 2019 silam.
Masjid yang dibangun di atas lahan seluas hampir 5000 meter persegi dengan desain arsitektur klasik Utsmaniyah Mamluk tersebut, selalu ramai pengunjung. Terutama pada hari Sabtu dan Minggu.
Dikutip laman web TvOne, Ketua Takmir Masjid Ar-Rahman, Moch Fuad Saiful Anam menceritakan, yang melatarbelakangi konsep pembangunan masjid tersebut yaitu Abah Hariyanto.
Suatu hari, Abah Hariyanto yang seorang pengusaha tersebut tengah menunaikan ibadah haji dan terkesan dengan kemegahan Masjid Nabawi di Madinah.
Sepulang dari ibadah haji Abah Hariyanto langsung merencanakan untuk mendirikan sebuah masjid yang berarsitektur mirip dengan masjid Nabawi.
“Konsep bangunan ini digagas oleh Abah Hariyanto yang kemudian diterjemahkan oleh seorang arsitektur dari Malang, bisa menerjemahkan keinginan Abah hingga terealisasi di Masjid Ar Rahman ini. Abah juga ingin semua orang yang salat disini bisa merasakan atmosfer yang sama dengan salat di Masjid Nabawi,” tuturnya.
Masjid Ar-Rahman merupakan destinasi wajib bagi anda yang sedang berkunjung ke Blitar. Selain tidak dipungut biaya, masjid ini juga buka 24 jam.
“Masjid ini buka selama 24 jam, dan untuk biaya masuk sama sekali tidak dipungut biaya, semua kalangan boleh masuk dan ibadah di sini,” tutur Vicky Amelia Sari, petugas jaga Masjid Ar-Rahman (24/04/23).
Keunikan Masjid ini tak hanya itu saja, dari pintu masuk para pengunjung akan disambut dengan gapura berbentuk Al-Quran yang persis seperti di gerbang masuk kota Makkah.
Karpet dan permadani di masjid ini sengaja diimpor langsung dari Turki. Begitu juga dengan juntaian kiswah yang berada di ujung bilik imam, didatangkan asli dari Makkah.
“Dari segi arsitektur pengambil arsitektur Utsmaniyah Mamluk, jadi seperti ini yang sangat berkesan ketika beribadah di Masjid Nabawi, kemudian karpet ini sengaja diimpor dari Turki untuk memberi sentuhan lagi di dalam imaman atau mihrab ini diberi kiswah yang diambil dari museum Ka’bah di Saudi Arabia,” imbuh Fuad.
Oleh: Naffisa