Warganet kompak serukan boikot terhadap platform media sosial X milik Elon Musk yang diketahui mendukung Israel dalam agresi militernya di Palestina. Media sosial yang dulunya bernama Twitter tersebut sedang trending dengan tagar boikot X oleh para warganet. Hingga Rabu (29/11), seruan mengenai boikot X telah mencapai lebih dari 12rb post.
Elon Musk dikabarkan mendukung Israel dalam aksi penjajahan brutal di Palestina yang mana aksi tersebut telah dikecam oleh ribuan masyarakat di seluruh dunia karena dianggap tidak berperikemanusiaan.
Kabar tersebut diketahui setelah Elon Musk melakukan kunjungan ke Israel untuk menemui Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu dan memberikan dukungan terhadap Israel serta menyatakan siap untuk memberikan bantuan layanan di Jalur Gaza. Ia siap membantu Israel untuk menumpas pajuang Hamas di Palestina yang diklaim sebagai pembunuh.
Dalam kunjungannya ke Israel, CEO Tesla tersebut juga mengunjungi wilayah Kibbutz Kfar Israel yang sempat menjadi sasaran rudal Hamas. PM Benjamin Netanyahu menunjukkan kepada Elon Musk beberapa bekas rudal yang ia sebut sebagai aksi kejahatan yang telah dilakukan Hamas di Israel.
Pejabat senior Hamas, Osama Hamdan, ingin Musk juga mengunjungi Palestina agar memperoleh penilaian dan sudut pandang yang lebih menyeluruh dalam konflik dengan Israel.
“Kami mengundang dia (Elon Musk) mengunjungi Gaza untuk melihat sejauh mana pembantaian dan kehancuran yang dilakukan terhadap masyarakat Gaza, sesuai dengan standar objektivitas dan kredibilitas,” kata Hamdan dalam konferensi pers di Beirut, dikutip dari Al Jazeera, Rabu (29/11/2023).
Dukungan Elon Musk terhadap Israel juga ditunjukkan dalam postingannya yang menyatakan bahwa ia membatalkan rencana pembukaan pembangunan layanan internet Starlink untuk warga Gaza. Elon Musk mengatakan hal tersebut dilakukan lantaran tidak ada persetujuan dari Pemerintah Israel. Hal ini membuat warganet semakin geram.
Meski sebelumnya Elon Musk sudah berjanji untuk membuka akses jaringan internet satelit Starlink di jalur Gaza usai Israel memblokade listrik dan internet, ia mengaku terpaksa membatalkannya karena tidak ada persetujuan dari Kementerian Komunikasi Israel.
Blokade listrik dan internet yang dilakukan oleh Israel di jalur Gaza tidak hanya mempersulit masyarakat Gaza dalam melakukan komunikasi kepada keluarga mereka, namun juga menghambat penyaluran bantuan kemanusiaan seperti yang dilakukan oleh Bulan Sabit Merah, UNICEF dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena harus kehilangan kontak dengan staf mereka yang tengah ditugaskan di Jalur Gaza.
Meski demikian, Israel mengklaim bahwa blokade yang dilakukan karena dikhawatirkan keberadaan internet dapat membantu Hamas meningkatkan eskalasi perang.
Baca juga: Dukung Kemerdekaan Palestina, Tebuireng Gelar Doa Bersama