ADVERTISEMENT
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
Home News

Walimah Safar Haji, Sejarah dan Relevansinya

Abdurrahman by Abdurrahman
2022-06-18
in News, Seni & Budaya
0 0
0
Walimah Safar Haji, Sejarah dan Relevansinya

Walimah Safar Haji, Sejarah dan Relevansinya (ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

tebuireng.co – Tradisi di Indonesia ketika seseorang hendak haji atau umrah maka dilakukan walimah safar haji. Tradisi ini dilakukan hingga ada yang menangis sendu. Menarik kita ulas sejarah walimah safar haji di Indonesia.

Ketua Lesbumi NU KH Jadul Maula mengatakan, tradisi pisah sambut jamaah haji merupakan bentuk syukur dan doa bagi jamaah haji.

Dalam kitab-kitab turats terdapat tuntunan walimatus safar bagi orang-orang yang hendak melakukan perjalanan jauh, terutama dalam rangka beribadah melaksanakan haji.

Calon haji biasanya mengundang masyarakat untuk memohon didoakan agar kebutuhan selama di perjalanan dimudahkan dan dipenuhi Allah, mendapatkan berkah, dan ridha Allah SWT.

Bayangkan saja, jamaah haji masa tahun 1950-an berangkat menggunakan kapal laut. Mereka berjibaku dengan debur ombak selama 4,5 bulan sekali perjalanan ke Tanah Suci.

Artinya, dari berangkat ke Tanah Suci hingga kembali ke Tanah Air, jamaah haji menghabiskan waktu sembilan bulan terombang-ambing di lautan. Sungguh berat.

Karena panjangnya durasi perjalanan itulah, masyarakat Indonesia mulai berpamitan ke masyarakat dengan cara menggelar selametan dengan maksud untuk berpamitan sambil menitipkan banyak kebutuhan sosial.

Baca Juga: Hal Penting Ketika ke Tanah Suci

Di beberapa daerah tradisi pisah sambut jamaah haji dilakukan dengan begitu meriah. Kiai Jadul Maula mencontohkan di masyarakat Madura tradisi pisah sambut haji bahkan bisa menelan biaya besar melebihi ongkos berhaji.

Menurut dia, hal itu juga tak lepas dipicu dari kebijakan pemerintah kolonial yang kala itu memberi label haji pada orang-orang yang telah pergi berhaji ke Tanah Suci. Tujuannya agar Belanda dapat dengan mudah mengawasi orang-orang yang pernah ke Tanah Suci.

Sebab, Belanda menyadari ibadah haji memungkinkan pribumi melakukan pertemuan dengan umat Islam di seluruh dunia sehingga dapat terjadi pertukaran pengalaman dan menghasilkan siasat melawan pemerintah kolonial.

Menurut pakar sosiologi agama Prof HM Baharun, tradisi pisah sambut jamaah haji telah ada sejak zaman kolonial Belanda.

Acara ini digelar dengan tangisan bahagia dan doa bersama karena orang-orang menyukuri saudara atau kerabatnya akan berangkat ke Tanah Suci untuk berhaji.

Mereka mendoakan calon jamaah haji semoga meraih haji mabrur dan kembali ke kampung halaman dengan selamat.

Menurut Prof Baharun, durasi perjalanan yang lama membuat daya tahan jamaah haji berkurang. Ketika itu, Prof Baharun mengatakan, banyak jamaah haji yang wafat dalam perjalanan, baik ketika menuju Tanah Suci maupun saat kembali ke Tanah Air.

Kalau sudah wafat, jenazah mereka akan dilarung ke laut sehingga keluarga dan kerabat tak dapat menyaksikan kondisinya.

Karena itulah, tradisi melepas calon jamaah haji seperti melepas kematian. Maka berkembanglah tradisi walimah safar haji.

Sementara itu, sejarawan Islam dari Universitas Indonesia, Tiar Anwar Bachtiar, menjelaskan, selametan haji di Indonesia memiliki fase yang berkembang.

Pada zaman dahulu, selametan haji dinilai sebagai sebuah kebutuhan sosial. Ini semacam keharusan. Harus diselenggarakan sebelum seseorang berangkat ke Tanah Suci.

Sementara, masa kini, tradisi selametan haji dinilai sudah tidak terlalu kuat relevansi sosialnya. Para jamaah yang menggelar selametan sebelum berangkat haji biasanya dimaksudkan untuk menyiarkan keberangkatannya sekaligus mempererat silaturahim kembali.

Begitu pun dengan selametan kepulangan haji yang dinilai hanya untuk mempererat silaturahim sekaligus membagikan oleh-oleh dari Tanah Suci, tempat Rasulullah pertama kali mendakwahkan Islam.

Hanya saja perlu digaris bawahi, acara walimah safar jangan sampai bermewah-mewah dan menimbulkan sifat sombong serta memberatkan. Karena itu dilarang oleh Islam.

Meski demikian, di beberapa daerah di Indonesia, khususnya di rumpun Melayu, tradisi selametan haji hingga kini masih dilakukan dengan antusiasme dan perhelatan yang besar. Seperti di ranah Minang, Riau, Kalimantan, Sulawesi, hingga di luar rumpun tersebut, seperti orang-orang Madura.

Tags: HajiHaji di metaversehal penting dalam hajitempat wisata favorit jamaah hajiwalimah safar haji
Previous Post

Strategi Menjadi Wali Sesuai Ajaran Nabi

Next Post

Sahkah Berkurban dengan Hewan Terjangkit PMK?

Abdurrahman

Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng dan aktif di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kediri

Next Post
Sahkah Berkurban dengan Hewan Terjangkit PMK

Sahkah Berkurban dengan Hewan Terjangkit PMK?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

  • Ribath Nouraniyah, Rumah Aswajanya Buya Arrazy Hasyim

    Ribath Nouraniyah, Rumah Aswajanya Buya Arrazy Hasyim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Perjalanan Rumah Tangga Buya Arrazy

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Istri Ketiga Pendiri ACT Terima Aliran Dana Umat?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pendiri ACT, Dekat PKS dan Kritik Jokowi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hadis Palsu di Kitab Durratun Nasihin, Adakah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • "Jika kamu takut diterpa angin kencang, jangan pernah punya cita-cita untuk jadi pohon yang tinggi," dawuh dari KH Achmad Chalwani.  Baca artikel Tebuireng Initiatives lainnya di tebuireng.co atau klik link di bio.  #tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #quotes #dawuh #mutiarahikmah #nahdlatululama #nahdliyin #annawawi
  • Keluarga besar Tebuireng Initiatives mengucapkan selamat kepada Bapak KH Achmad Roziqi, Lc., M.H.I. atas amanah baru sebagai Mudir Ma
  • "Menuntut ilmu adalah taqwa. Menyampaikan ilmu adalah ibadah. Mengulang-ulang ilmu adalah zikir. Mencari ilmu adalah jihad," Al-Ghazali.  Baca artikel Tebuireng Initiatives lainnya di tebuireng.co atau klik link di bio.  #tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #quotes #mutiarahikmah #quotesoftheday #alghazali
  • Hukum wukufnya orang yang sedang haid pernah dibahas oleh al-Imam al-Nawawi dalam kitab al-Idlah bahwa salah satu adab wukuf adalah dilakukan dalam keadaan suci.  Dengan demikian, wukuf yang dilakukan jamaah haji yang tengah menstruasi adalah sah, meski ia kehilangan keutamaan wukuf dalam keadaan suci. Al-Nawawi berkata:  اَلسَّابِعَةُ الْأَفْضَلُ أَنْ يَكُوْنَ مُسْتَقْبِلًا لِلْقِبْلَةِ مُتَطَهِّرًا سَاتِرًا عَوْرَتَهُ فَلَوْ وَقَفَ مُحْدِثًا أَوْ جُنُبًا أَوْ حَائِضًا أَوْ عَلَيْهِ نَجَاسَةٌ أَوْ مَكْشُوْفَ الْعَوْرَةِ صَحَّ وُقُوْفُهُ وَفَاتَتْهُ الْفَضِيْلَةُ  “Kesunnahan dan adab wukuf yang ketujuh. Yang lebih utama adalah menghadap kiblat, suci dari hadas dan menutupi aurat. Sehingga bila seseorang wukuf dalam keadaan berhadats, junub, haid, terkena najis atau terbuka auratnya, maka sah wukufnya dan ia kehilangan keutamaan” (Syaikh Abu Zakariya Yahya bin Syaraf al-Nawawi, al-Idlah, Beirut-Dar al-Hadis, hal. 313).  Berdasarkan referensi tersebut dapat dipahami bahwa kondisi menstruasi tidak mencegah kebsahan wukuf, sebab hanya berkaitan dengan keutamaan, bukan kewajiban.  Kaidah fiqih menegaskan, “al-Wâjibu lâ yutraku illâ li wâjibin” (kewajiban tidak dapat ditinggalkan kecuali karena kewajiban lainnya), sebagian ulama meredaksikan dengan bunyi kaidah “al-wâjibu lâ yutraku li sunnatin” (kewajiban tidak boleh ditinggalkan karena kesunnahan).  Selengkapnya baca di tebuireng.co atau klik link di bio.  #tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #haji2022 #haji #hajiindonesia
  • Idul Adha beda di tahun 2022 nampaknya bakal jadi kenyataan. Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan Hari Raya Idul Adha jatuh pada Sabtu, 9 Juli 2022.  Ketetapan ini dituangkan dalam Maklumat Nomor 01/MLM/I.0/E/2022 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1443 Hijriah. Meski demikian, hingga kini pemerintah belum menentukan Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah.  “Idul Adha (10 Dzulhijjah1443 H) hari Sabtu Legi, 9 Juli 2022 M,” bunyi Maklumat Nomor 01/MLM/I.0/E/2022 Tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1443 Hijriah dikutip pada Senin (20/6/2022).  Profesor Riset Astronomi-Astrofisika, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin memaparkan, jika mengacu pada garis tanggal Kriteria Baru MABIMS, menunjukkan bahwa di Indonesia pada saat maghrib 29 Juni 2022, tinggi bulan umumnya kurang dari 3 derajat dan elongasinya kurang dari 6,4 derajat.  Artinya, hilal terlalu tipis untuk bisa mengalahkan cahaya syafak yang masih cukup kuat. Akibatnya, hilal tidak mungkin dapat dirukyat. Secara hisab imkan rukyat (visibilitas hilal), data itu menunjukkan bahwa 1 Dzulhijjah 1443 akan jatuh pada 1 Juli 2022 dan Idul Adha jatuh pada 10 Juli 2022.  “Konfirmasi rukyat akan dilakukan pada 29 Juni dan diputuskan pada sidang itsbat awal Dzulhijjah 1443, yang waktunya akan diinformasikan lebih lanjut oleh Kementerian Agama,” tandasnya.  Selengkapnya baca di tebuireng.co atau klik link di bio.  #tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #haji #haji2022 #iduladha #nahdlatululama #muhammadiyah
  • "Orang yang beriman tidak hanya berikhtiar, tapi juga tawakkal dan berdoa", dawuh dari KH A. Mustofa Bisri.  Baca artikel Tebuireng Initiatives lainnya di tebuireng.co atau klik link di bio.  #tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #quotes #dawuh #mutiarahikmah #nahdlatululama #nahdliyin #gusmus #gusmusquotes
  • Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy
  • "Berwudhulah dengan cinta, sebelum berwudhu dengan air. Sungguh, tidak boleh shalat dengan hati penuh kedengkian, dendam, dan kebencian," Jalaluddin Rumi.  Baca artikel Tebuireng Initiatives lainnya di tebuireng.co atau klik link di bio.  #tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #quotes #mutiarahikmah #mutiararumi #quotesoftheday #rumi
  • إِنَّا لِلَّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ  Keluarga besar Tebuireng Initiatives turut berdukacita atas wafatnya Hashaim Shah Wali Arrazy, putra kedua Abuya Dr. Arrazy Hasyim, MA.  #tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #duka #arrazyhasyim #ribathnouraniyyah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Toko >>

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist