tebuireng.co – Ustaz Das’ad Latif jelaskan tiga penyakit hati. Penyakit ini sangat berbahaya dikarenakan bisa menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri dan orang lain.
“Penyakit hati merupakan sifat buruk dan tingkah laku tercela,” katanya seperti dikutip dari detikkultum, Kamis (05/01/2023).
Menurutnya, salah satu macam penyakit hati yaitu menyepelekan bab salat. Menunda-nunda salat saat nganggur.
Salat merupakan puncak dari semua ibadah. Selain itu, salat juga puncak pengabdian kepada Allah Swt.
“Dalam Ihya Ulumuddin, Al-Ghazali menjelaskan beberapa penyakit hati, tapi yang paling banyak dilakukan yaitu menganggap enteng salat,” tegas Ustaz Das’ad.
Dikatakan, penyaki hati yang selanjutnya yaitu sombong. Sombong yang dimkasudkan di sini tidak hanya tentang oakaian mahal dan barang mewah saja.
Namun, ada dua karakter orang sombong yang lebih berbahaya, yaitu menganggap remeh orang lain dan menolak kebenaran.
“Jika pakaian kita sederhana, tetapi meremehkan orang lain dan menolak kebenaran, maka kepribadian kita sudah menunjukkan kesombongan,” tegasnya.
Ustaz Das’ad menambahkan, penyakit hati yang tak kalah berbahaya yaitu ghibah. Ghibah sama artinya dengan mengunjing, membicarakan aib atau keburukan orang lain.
Apalagi di era modern, seseorang bisa ghibah lewat media sosial. Jika seseorang tidak bijak dalam menggunakan teknologi maka hanya digunakan untuk ghibah.
Lewat teknologi seseorang jauh lebih mudah membicarakan kejelekan saudaranya dari berbagai sisi.
“Meskipun kbara itu benar, tetap tyermasuk ghibah. Jika tidak benar maka masuk ranah fitnah,” ungkapnya.
Ustaz Das’ad mengajak seluruh masyarakat menyehatkan hati dnegan cara menghindari dan menjauhkan diri dari penyakit yang dapat membuat kerugian bagi dirri sendiri dan orang lain.
Hadis nabi riwayat Bukhari dan Muslim:
INgatlah, dalam diri seseorang itu ada segumpal daging. Kalau segumpal daging itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuhnya. Namun, bila rusak, niscaya akan rusak pula seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu bernama kalbu.
Membersihkan hati juga bisa dimulai dari mencari teman dan lingkungan yang positif. Sehingga mendukung untuk menjadi kepribadian yang baik dan berakhlak.
“Penyakit hati bisa merusak hubungan antar keluarga, teman dan guru. Hindari itu,” tandasnya.
Oleh: Sulistia Ningsih