Tips menghafal Al-Qur’an yang diterangkan oleh Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur Lasem KH Abdul Qoyyum Manshur (Gus Qoyyum) ada delapan. Dia mengambil anjuran-anjuran tersebut dari kitab Awlaaduna Kaifa Yahfadzuuna Al-Qur’an karya Hamdan Hamud Al-Hajiri.
Hal ini dikutip dari kanal Youtube Muhibbin Gus Qoyyum pada tanggal 3 Januari 2023.
“Bagaimana manusia bisa diberi kemudahan dan keberkahan dalam menghafal Al-Qur’an?. Kitab yang bernama Awlaaduna Kaifa Yahfadzuuna Al-Qur’an ini bisa menjawab pertanyaan tersebut,” jelasnya.
Pertama, Ikhtiarul Syaikh Al-Mutqin
Hal pertama yang harus diperhatikan penghafal Al-Qur’an adalah memilih guru yang “mutqin”. Menurut Gus Qoyyum, mutqin itu adalah orang yang bisa mengukuhkan bacaannya, mahir membaca Al-Quran, mahir (kuat) hafalannya, serta sempurna hafalan Al-Qur’annya.
Diterangkan lebih lengkap lagi dalam kitab karya Hamdan Hamud Al-Hajiri tersebut, dia mengatakan:
فالزم العلماء والحافظين المتقنين المجودين أهل التقى والصلاح والدين
[الهاجري، أولادنا كيف يحفظون القرأن، 103]
Artinya: “Maka bergurulah pada ulama dan hafizin yang mutqin, menguasai ilmu tajwid, yang bertakwa, sholeh, dan ahli agama”.
“Karena guru itu akan mempengaruhi murid-muridnya dalam hafalan Al-Qur’an, ibadah dengan Al-Qur’an, serta pengamalan isi Al-Qur’an,” kata Gus Qoyyum.
Kedua, Ikhtiarul Mushaf
Sebelum menghafal, para penghafal Al-Qur’an dianjurkan untuk memilih mushaf Al-Qur’annya terlebih dahulu. Gus Qoyyum menyarankan agar para penghafal memilih mushaf yang bagus, dengan tanda baca yang bagus di dalamnya.
Dia juga berpesan agar para penghafal istikamah dengan satu mushaf Al-Qur’an saja, jangan bergonta-ganti mushaf.
“Karena jumlah ayat satu halaman mushaf dari satu penerbit dengan penerbit lainnya berbeda-beda, serta baris ayatnya-pun berbeda, maka bila bergonta-ganti mushaf, akan membuat bingung dalam mengingat ayat-ayat yang dihafal,” ucapnya.
Ketiga, tips menghafal Al-Qur’an selanjutnya Ikhtiarul Shodiq
Penghafal Al-Qur’an juga dihimbau untuk memilih teman yang baik dan dapat mendukungnya dalam menghafal Al-Qur’an di kehidupan sehari-hari.
Gus Qoyyum menganjurkan agar para penghafal Al-Qur’an sebaiknya berteman dengan sesama penghafal.
“Karena idealnya, bila seorang penghafal akrab dengan yang sama hafalnya, maka mereka akan saling mendaras hafalan satu sama lain, sehingga dengan hal tersebut dapat mempermudah dan menjaga hafalan”, terangnya.
Hal ini berlandaskan penggalan ayat Al-Qur’an, surah Al-Maidah ayat 2 yang berbunyi:
…وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلۡبِرِّ وَٱلتَّقۡوَىٰۖ …الأية
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan takwa”
Maka menurut Gus Qoyyum, dengan berdasar penggal ayat di atas, seorang penghafal Al-Qur’an dapat membantu sesama penghafal lainnya dengan cara saling memberi motivasi, saling mengingatkan, serta saling mengoreksi bacaan atau hafalan satu sama lain.
Keempat, Ikhtiarul Makan
Kata Gus Qoyyum, di kitab Awlaaduna Kaifa Yahfadzuuna Al-Qur’an menganjurkan para penghafal untuk memilih tempat yang baik saat menghafal.
Kitab karya Hamdan Hamud Al-Hajiri ini sendiri merekomendasikan agar memilih tempat yang tenang, jauh dari keramaian, asing dari hiburan, serta jauh dari perkara yang dapat mencerai-beraikan pikiran.
“Wa afdhalul amakin Masajidullah. Tentu, tempat yang paling utama untuk menghafal adalah masjid-masjid Allah SWT,” imbuh Gus Qoyyum.
Kelima, Ikhtiarul Zaman
Selanjutnya adalah anjuran untuk memilih waktu dalam menghafal. Waktu terbaik untuk menghafal Al-Qur’an yang diterangkan dalam kitab Awlaaduna Kaifa Yahfadzuuna Al-Qur’an ini adalah:
Pertama, penghafal Al-Qur’an memilih waktu fajar (setelah subuh).
Kedua, sebelum fajar (sebelum subuh).
Ketiga, muntashiful lail (tengah Malam).
Gus Qoyyum menjelaskan bahwa waktu paling baiknya menghafal adalah di waktu sahur. Lebih baik lagi proses menghafal ini dilakukan ketika keadaan lapar yang sedang, bukan lapar yang berat, selama lapar tersebut tidak mengganggu proses menghafal. Dia mengutip kitab Al-Faqih wa Al-Mutafaqqih karya Syaikh Khotib Al-Baghdadi.
فأجود الأوقات: الأسحار، ثم بعدها وقت انتصاف النهار، وبعدها الغدوات دون العشيات، وحفظ الليل أصلح من حِفْظِ النَّهَارِ، وَأَوْقَاتُ الْجُوعِ أَحْمَدُ لِلتَّحَفُّظِ مِنْ أَوْقَاتِ الشِّبَعِ
[الخطيب البغدادي، الفقيه والمتفقه للخطيب البغدادي، 207/2]
Keenam, Ikhtiarul Mahfudz
Berikutnya adalah memilih jumlah ayat yang akan dijaga hafalannya. Yakni menentukan seberapa banyak ayat yang akan diistikamahkan untuk dihafal sehari-harinya.
Misalnya seperti yang diungkapkan dalam kitab Awlaaduna Kaifa Yahfadzuuna Al-Qur’an karya Hamdan Hamud Al-Hajiri, bila merutinkan menghafal 5 ayat setiap harinya, maka akan hafalan akan khatam (selesai) dalam waktu 2 tahun setengah.
“Kalo tidak kuat, jangan terlalu banyak menghafal ayat setiap harinya. Sedang-sedang saja, tapi istikamah, juga jangan terlalu cepat menghafal, karena kita sendiri mempunyai keterbatasan. Bila hal-hal tersebut diperhatikan dengan seksama, maka insya Allah hafalan Al-Qur’an yang baik dan berkah akan tercapai,” pintanya.
Ketujuh, Ikhtiarul Ma’kul wal Masyrub
Para penghafal Al-Qur’an juga disarankan untuk memperhatikan makanan dan minuman yang mereka konsumsi. Karena apa yang dimakan dan diminum akan berpengaruh pada kuat lemahnya hafalan.
Gus Qoyyum menganjurkan agar para penghafal Al-Qur’an meminum air zam-zam disertai permohonan agar dikuatkan hafalannya. Sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Syaikh Ibnu Hajar Al-Ashqolani dan Imam As-Suyuti.
”Ketika Ibnu Hajar Al-Asqolani meminum air zam-zam, maka dia berdoa, ‘Yaallah dengan meminum air zam-zam ini, jadikanlah aku ahli hadis seperti Imam Adz-Dzahabi (seorang ahli hadis),” ungkap ulama asal Lasem tersebut.
Kedelapan, tips menghafal Al-Qur’an terakhir yaitu berdoa
Gus Qoyyum memberikan satu doa untuk para penghafal Al-Qur’an sebagai berikut:
يَسَّرَ اللّٰهُ القُرْآنَ عَلَيَّ وَأَعَانَنِي عَلَيَّ تِلَاوَتَهُ وَقَرَّبَ لِيْ كُلَّ بَعِيْدٍ
Arti doa ini kata Gus Qoyyum:
“Semoga Allah mudahkan Al-Qur’an atas diriku, semoga Allah memberikan pertolongan padaku untuk tekun (istikamah) membaca Al-Qur’an, dan semoga Allah mendekatkan untuk diriku perkara-perkara yang jauh, yang mana awalnya sulit dimudahkan, yang kelihatannya mustahil bisa digapai, yakni diberi keberhasilan (mendapat hafalan Al-Qur’an yang baik dan berkah) oleh Allah SWT.”
Amin Yaa Robbal Alamin. Wallahu A’lam.
Oleh: Syifa’ Q.