Berbicara terkait tiktok, sebuah aplikasi tak hanya berisi sosial media yang berupa platform video pendek. Saat ini aplikasi tersebut berkembang juga memberikan fitur e commerce layaknya tokopedia, shopee, dan sejenisnya. Beberapa personal menjadikan aplikasi tiktok sebagai wadah meningkatkan kreatifitas yang bisa menjadi pendapatan.
Aplikasi yang dibuat oleh Zhang Yiming dibawah naungan perusahaan Indonesia menjadi target utama tiktok, dilihat dari statistik pengguna internet yang terus meningkat. Apalagi masyarakat Indonesia termasuk generasi muda yang memiliki kreatifitas yang sangat tinggi. Promosi aplikasi tiktok ini menggunakan 100 Creator sebagai peluncuran aplikasi baru.
Sebelumnya tiktok pernah ditolah oleh pemerintah Indonesia, dikarenakan banyak sekali konten yang aktif yang mengarah ke pornografi, pornoaksi, dan kebencian. selain itu terdapat 2853 laporan mengenai aplikasi tiktok. Tepatnya 3 Juli 2018 Kementrian komunikasi dan Informatika resmi memblokir Tiktok. Dikarenakan Pihak tiktok tidak ingin kehilangan peluang besar di Indonesia, selanjutnya bernegosiasi dengan pihak pemerintah dengan menerapkan batasan usia dan mekanisme keamanan.
Dimasa pandemi menciptakan banyak konten tiktok hal itu berdampak peningkatan pengguna dikarenakan banyaknya video yang dibagikan. Selanjutnya video tiktok juga bukan hanya sekedar joget-joget, namun sudah mengarah pada edukasi, dakwah, dan pemasaran bisnis dengan khasnya yaitu video pendek.
Rahasia tiktok sukses besar dalam memikat konsumen. Lima alasan mengapa tiktok mampu menguasai pasar. Pertama, deretan video yang menarik ataupun tidak, tiktok tetap menampilkan untuk anda. Tiktok memiliki format video pendek yang adiktif yang dimana mendorong orang untuk penasaran mengenai video yang akan ditampilkan. Bahkan beberapa orang tidak memiliki cukup kontrol untuk berhenti menonton.
Kedua, Tiktok memiliki kecerdasan buatan yang canggih, Perusahaan ByteDance (Zìjié Tiàodòng) adalah perusahaan yang hebat dibidang teknologi kecerdasan buatan atau Artficial Intelligence dengan adanya ini algoritmanya tiktok jauh lebih baik dari pada facebook dan instagram yang hanya menampilkan hal yang disukai. Lebih dari itu tiktok memiliki data pengguna lengkap sehingga aplikasi tiktok sudah memprediksi apa yang disukai.
Ketiga, kemudahan dalam proses editing konten untuk menggaet pasar yang lebih besar. Tiktok memberikan proses pembuatan video yang mudah hanya anda membuat konten video yang cukup membuat anda suka seperti efek dipercantik, efek gambar, video menjawab challenge, video lipsing hingga video dancing.
Keempat, tiktok fokus mempromosikan video yang diunggah sehingga menimbulkan kebanggaan bahwa video telah ditonton banyak audiens tidak seperti video youtube yang sulit menjangkau audiens apalagi untuk pemula. Hal ini memberikan peluang untuk para pemula membuat video kembali.
Kelima, kemudahan dalam proses sharing sangat mudah kedalam pesaing seperti fitur kemudahan dalam mendownload. Hal ini berguna bagi tiktok dalam melakukan promosi tanpa mengeluarkan anggaran yang cukup besar.
Sisi lain dari tiktok dalam menampilkan video, tiktok juga mengeluarkan bisnis baru yang masih didalam fitur tiktok seperti live shopping, belanja, keranjang kuning yang selayaknya seperti E Commerce pada umumnya. Sehingga dari sini pula dapat menarik UMKM dalam mengembangkan bisnisnya. Jadi didalam aplikasi Tiktok jika pandai dalam menggunakan, bisa menghasilkan pendapatan dari segi bisnis dan kepopuleran individu.
Live streaming atau fitur terbaru dari tiktok memungkinkan masyarakat mengembangkan bisnisnya dengan penambahan diskon dan gratis ongkir hal ini juga mampu menjagkau konsumen dengan tingkat yang jauh lebih luas dan hal ini juga sekaligus bisa menjadi konten penjualan yang mampu memberikan informasi terkait produk.
Aplikasi tiktok menjadi perusahaan dengan model bisnis yang menarik sehingga diserap konsumen dari beberapa kalangan, mampu memahami penggunanya dengan baik. Meskipun sebenarnya aplikasi tiktok tak selamanya baik terkadang juga menimbulkan kontriversi ditambah lagi beberapa anak dibawah umur yang selayaknya tak menonton video yang seharusnya bukan untuk mereka. Namun kembali lagi pada setiap individu dan bagaiamana orang tua mengontrol anaknya dalam beraktivitas didunia media sosial.
Penulis: Maulida Fadhilah Firdaus
Editor: Zainuddin Sugendal
Baca juga: Live Streaming, Jadi Tren Strategi Penjualan Saat Ini