• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Tiga Konsep Keteladanan menurut Prof Quraish Shihab

Thowiroh by Thowiroh
2024-12-06
in Keislaman
0
Tiga Konsep Keteladanan menurut Prof Quraish Shihab (Ist)

Tiga Konsep Keteladanan menurut Prof Quraish Shihab (Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Prof Dr Quraish Shihab menjelaskan tiga macam konsep keteladanan yang penting untuk dipahami. Tiga konsep keteladanan tersebut sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an yakni uswah, qudwah, dan ittiba’.

Pertama, uswah sebagai istilah yang digunakan untuk meneladani sosok seseorang. Dalam Al-Qur’an, istilah ini dipakai dengan disandingkan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai sosok yang sangat patut dan dianjurkan untuk diteladani dari semua hal. Baik dalam kesehariannya dan hal lainnya. Dalam Al-Qur’an disebutkan:

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS.Al-Ahzab:21)

Prof Quraish menjelaskan bahwa Nabi Muhammad dan Al-Qur’an merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Oleh karena itu, menurutnya, salah satu cara memahami Al-Qur’an adalah dengan meneladani Rasulullah. Sebab, Rasulullah adalah penjelmaan dari Al-Qur’an. Seperti yang disebutkan dalam hadis:

حَدَّثَنَا هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ قَالَ حَدَّثَنَا مُبَارَكٌ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ سَعْدِ بْنِ هِشَامِ بْنِ عَامِرٍ قَالَ أَتَيْتُ عَائِشَةَ فَقُلْتُ يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ أَخْبِرِينِي بِخُلُقِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ أَمَا تَقْرَأُ الْقُرْآنَ قَوْلَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ { وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ }

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Hasyim bin Al-Qasim, dia berkata, telah menceritakan kepada kami Mubarak, dari Al-Hasan, dari Sa’ad bin Hisyam bin Amir, dia berkata, saya mendatangi Aisyah seraya berkata, ‘Wahai Ummul Mukminin! Kabarkanlah kepadaku mengenai akhlak Rasulullah ﷺ!’ (Aisyah) Berkata, ‘Akhlak beliau adalah Al-Qur’an, bukankah engkau telah membaca Al-Qur’an pada firman Allah ‘Azza wa Jalla: Wa innaka la’ala khuluqin ‘adzim (Sesungguhnya engkau (Muhammad) memiliki akhlak yang agung).'” ( HR. Ahmad)

“Kalau ingin memahami Al-Qur’an, maka teladanilah Rasulullah. Sebab, ini adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan,” jelasnya dalam acara Ngaji Bareng bersama Prof Quraish Shihab dan Gus Baha bertema Memahami Al-Qur’an dengan Meneladan Rasulullah yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Indonesia, pada Kamis, (5/12/2024).

Konsep keteladanan yang kedua yakni qudwah. Dalam Al- Qur’an, istilah ini digunakan untuk meneladani sebuah kandungan petunjuk. Seperti yang disebutkan dalam penggalan ayat berikut:

اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ هَدَى اللّٰهُ فَبِهُدٰىهُمُ اقْتَدِهْۗ

Artinya: Mereka itulah (para nabi) yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Maka, ikutilah petunjuk mereka. (Q.S Al-An’am : 90)

Menurut Prof Quraish, ayat ini merupakan pesan yang disampaikan Allah kepada Nabi Muhammad untuk meneladani apa yang telah dilakukan oleh para nabi sebelumnya sebagai petunjuk dalam menjalani kehidupan.

Hal itu terbukti antara lain, ketika salah seorang pengikut Nabi Muhammad mengecam kebijaksanaannya saat membagi harta rampasan perang.

Nabi Muhammad kemudian menahan amarahnya dan menyabarkan diri dengan berkata, “Semoga Allah merahmati Musa as, ia telah diganggu melebihi gangguan yang kualami ini, dan ia bersabar (maka aku lebih wajar bersabar daripada Musa).”

Konsep yang ketiga adalah ittiba’ yang berarti mengikuti setelah benar-benar memahami. Seperti yang dijelaskan dalam surah Al-A’raf ayat 158:

فَـَٔامِنُوا۟ بِهِۦ وَٱتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُونَ

“Maka berimanlah kamu kepadanya (Muhammad) dan ikutilah dia, agar kamu mendapat petunjuk.” (Q.S Al-A’raf: 158)

Prof Quraish menjelaskan bahwa konsep keteladanan ini ditujukan untuk meneladani Nabi Muhammad bahwa dalam meneladaninya dibutuhkan pemahaman terlebih dahulu agar tidak terjebak pada hal-hal yang menjadi kekhususan terhadap Nabi dan tidak boleh ditiru.

“Dalam beberapa hal, kita harus benar-benar memahami terhadap nabi Muhammad, setelah itu baru bisa mengikuti. Jangan sampai ada sesuatu hanya dikhususkan untuk Nabi, kemudian kita ikuti, ” pesan Prof Quraish Shihab.

Penulis: Thowiroh

Editor: Ikhsan Nur Ramadhan

Baca juga: Prof Quraish Shihab: Hijrah adalah Membangun Peradaban

Previous Post

Penjelasan Hadis tentang Anjuran Menjaga Lisan

Next Post

Membanggakan, Kebaya Dinobatkan Menjadi Warisan Budaya Takbenda

Thowiroh

Thowiroh

Menulis untuk keabadian. Alumni Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Pesantren Tebuireng.

Next Post
Kebaya Dinobatkan Menjadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO. (Ist)

Membanggakan, Kebaya Dinobatkan Menjadi Warisan Budaya Takbenda

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Etika Bertetangga dalam Hadis Nabi
  • Kemenag Resmi Memulai MQKN ke-8 dengan Tahapan Seleksi Via CBT Berbasis Kitab Kuning
  • Qailulah, Rahasia Tidur Siang Ala Nabi
  • Tafsir Surah Qaf Ayat 18: Pentingnya Menjaga Lisan
  • Dhau’ Al-Mishbah fi Bayani Ahkam An-Nikah, Panduan Pernikahan Karya Kiai Hasyim

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng