Hutang seringkali menjadi permasalahan masyarakat Indonesia yang tidak pernah ada habisnya. Seringkali masyarakat masih kurang tahu mengenai pengelolaan utang yang baik dan tak jarang banyaknya hutang yang tak dikembalikan.
Agama Islam juga selalu menganjurkan kepada umatnya untuk membayar hutang. Bahkan sebelum seorang mayat dikuburkan ke liang lahat, sang Mudin selalu menanyakan kepada takziah yang hadir terkait hutang yang dimiliki si mayit.
Sebenarnya utang sendiri bukanlah hal yang negatif, tetapi bisa menjadi hal yang positif jika dikelola dengan baik seperti rumus persamaan akutansi aset sama dengan liabilitas (hutang) + ekuitas. Bahkan perusahaan besar tak selamanya tidak memiliki utang.
Sebenarnya orang yang meminjamkan uang kepada orang lain memang bukan hal yang buruk apalagi orang yang meminjam tersebut bisa dipercaya untuk mengembalikannya. Namun, seringkali yang terjadi orang yang telah diberi pinjaman ini tidak mengembalikan bahkan tak jarang mereka berbuat buruk kepada orang yang telah memberikan pinjaman.
Sebelum memasuki bagaimana memberikan pinjaman yang ideal kepada orang lain, alangkah baiknya kita mempertanyakan dulu kepada diri sendiri apakah kita masih memiliki hutang kepada orang lain atau tidak.
Kalau kita masih punya tanggungan hutang dan belum bisa mengembalikan segeralah konfirmasi kepada orang yang telah memberikan pinjaman kepada kita, dan kalau mampu membayarnya maka segeralah kita melunasinya.
Sebenarnya setiap kali kita meminjamkan uang kepada orang lain, tentunya kita harus siap kehilangan uang tersebut, tak jarang orang yang menolong dengan cara memberikan pinjaman selalu menjadi pihak yang seperti mengemis uangnya sendiri yang dipinjam orang lain. Jadi, bagaimana mengatasi orang yang mau meminjam kepada kita?
Sebelum memberikan pinjaman kepada orang lain, pastikan bahwa kita tau tujuan yang pasti mengapa ia meminjam kepada kita. Selain itu, kita harus tahu alasan mengapa ia sangat membutuhkan uang tersebut. Tak jarang orang yang meminta pinjaman adakalanya selalu berbohong ketika memberikan alasannya.
Lihatlah kondisi keuangan kita saat ini, pastikan tidak mengganggu siklus keuangan kita. Kalaupun harus meminjamkan pastikan semampu yang kita bisa. Memang, terkadang kita tidak tega ketika melihat orang yang mau meminjam uang kepada kita, sehingga mengorbankan siklus keuangan kita sendiri, dan akhirnya yang repot adalah kita sendiri. Selain itu, jikalau perlu tanyakan kepada keluarga atau pasangan kita terlebih dahulu, apalagi jika uang tersebut digunakan secara bersama.
Seorang yang memberikan hutang juga tak harus ia meminjamkan uangnya 100% kepada orang yang mau hutang. Sebisa mungkin kita memberikan uang tersebut proporsional artinya sesuai dengan kemampuan dan keikhlasan kita. Misalnya kita cukup memberikan 5% – 10% dari uang yang kita miliki sehingga ketika uang itu tidak dikembalikan kepada kita, maka bukanlah menjadi masalah besar.
Penulis: Maulida Fadhilah
Editor: Zainuddin Sugendal
Baca juga: Frugal Living, Gaya Hidup Bikin Kaya?