tebuireng.co – Teknokrat NU tak banyak di awal negara Indonesia berdiri pada 1945. Teknokrat dari NU yang paling moncorong di awal berdirinya republik ini yaitu KH A Wahid Hasyim.
KH Wahid Hasyim banyak berkontribusi terhadap perjuangan bangsa Indonesia, yang pada saat itu Indonesia masih berjuang dengan kemerdekaannya.
Sejak muda ia terkenal dengan karakter pemimpin kharismatik yang visioner. Sebelumnya KH Wahid tidak pernah mengenyam pendidikan Belanda, ia lebih banyak menghabiskan waktu belajar otodidak.
Wahid Hasyim tercatat sebagai anggota BPUPKI atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, yang selanjutnya berubah menjadi PPKI atau Panitia Kecil Kemerdekaan Indonesia dengan anggota yang berjumlah sembilan orang. Salah satu tugasnya adalah usaha pembentukan negara Indonesia merdeka.
Tak sampai disitu, setelah kemerdekaan Negara Republik Indonesia, ia menjadi Menteri Agama RI.
Berbagai inisiatif telah dilakukannya, salah satunya adalah membangun pendidikan Islam antara lain perguruan tinggi Islam negeri yang disebut Institut Agama Islam Negeri (IAIN) atau sekarang banyak yang dinamakan Universitas Islam Negeri (UIN).
Wahid Hasyim juga masuk dalam salah satu tokoh NU yang telah merumuskan dasar negara Indonesia. Sebelumnya berbagai perdebatan mengenai negara syariat karena sila pertama dalam Pancasila berbunyi “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.
Hal ini dipersoalkan oleh tokoh-tokoh Indonesia Timur yang non muslim. Dengan adanya hal tersebut, KH Wahid Hasyim rela menghapus 7 kata di Pancasila dan mengganti dengan kata “Ketuhanan yang maha esa”.
KH A Wahid Hasyim merupakan seorang pahlawan nasional dari NU, putra dari KH M Hasyim Asy’ari. Ia telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tanggal 17 November 1960.
Sayangnya, usia KH Wahid tidak panjang, ia meninggal di usia yang cukup muda, tetapi sejarah yang telah dilakukan terhadap bangsa Indonesia begitu besar.
Selain menjadi teknokrat NU, Wahid Hasyim aktif di organisasi Masyumi dan Nahdlatul Ulama. Wahid Hasyim tidak langsung masuk NU meskipun ayahnya adalah pendiri NU.
Masa berpikir KH Wahid untuk gabung NU berlangsung waktu cukup lama, setelah melakukan perenungan mendalam dan menggunakan kesadaran kritis untuk menentukan pilihan organisasi yang akan dimasuki, ia kemudian memilih NU.
Wahid Hasyim menganggap NU memliki kelebihan dibanding organisasi yang lain. Kelebihan yang dimaksud Wachid Hasyim adalah mampu menjangkau hingga 60% wilayah indonesia.
Menurutnya, NU memiliki kemungkinan begitu luas untuk memberikan kemaslahatan bagi umat. Ketika memimpin Departemen Pendidikan NU, Wahid Hasyim memberikan kontribusi banyak sekali pembenahan yang salah satunya program menambah jumlah madrasah di seluruh Indonesia.
Salah satu kemampuan adalah pandai dalam menulis, tulisan Wahid Hasyim membahas berbagai macam masalah mulai dari agama, pendidikan, hukum, politik, hingga budaya sosial.
Tulisan Wahid Hasyim dimuat di media santri suara NU dan berita NU. Namun, tulisannya banyak yang tidak bisa ditemukan.
Masih banyak hal mengenai KH Wahid Hasyim, melihat dari sejarah yang dilakukannya sangat berpengaruh besar terhadap perubahan negara indonesia.
KH Wahid Hasyim telah mengukir dan membuat sejarah kemerdekaan Indonesia. Namun, masih sedikit tulisan mengenainya, terlebih lagi nama KH Wahid Hasyim yang hanya sedikit di buku pendidikan sejarah.
Penulis: Maulida Fadhilah Firdaus