• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Toko >>
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
LSPT
Home Keislaman Fiqih

Tata Cara Wudhu yang Dicontohkan Nabi

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2021-07-29
in Fiqih, Keislaman, News, Pesantren
1 0
1
Wudhu yang baik diawali dengan membasuh tangan

Wudhu yang baik diawali dengan membasuh tangan

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp
LSPT

tebuireng.co – Tata cara wudhu yang sempurna adalah mengikuti tuntunan Nabi Muhammad SAW. Begitulah para ulama berpendapat tentang wudhu.

Wudhu merupakan cara untuk membersihkan diri dengan tujuan menghilangkan hadas kecil dan najis di badan setiap Muslim yang akan melaksanakan salat lima waktu.

Syariat Islam ini diperintahkan oleh Allah dalam Alquran surah Al-Maidah ayat 6:

“Hai, orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku. Sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki,”

Dalam bukunya yang berjudul “Sehat dengan Wudhu”, Syahruddin El-Fikri menjelaskan bahwa berwudu itu menyehatkan dan dapat menghilangkan berbagai macam penyakit, seperti penyakit kanker, flu, pilek, asam urat, rematik, sakit kepala, telinga, pegal linu, sakit mata, sakit gigi, dan lain sebagainya.

Wudhu juga memiliki tata cara atau rukun yang harus di penuhi agar wudunya dianggap sempurna dan bisa menjalankan ibadah dengan sah.

Setelah semua syarat dan fardhu wudunya telah dilaksanakan sepenuhnya,agar pahala wudhu kita dikatakan sempurna maka hendaknya kita melaksanakan seluruh sunnah-sunnah wudhu yang telah dijelaskan oleh para ulama.

Diantara sunah-sunah wudhu yang di sebutkan dalam kitab Fathul Muin yaitu membaca bismillah di awal wudhu, mencuci kedua tangan, bersiwak, berkumur-kumur, menghirup air kehidung, membasuh kedua telinga dan mengusap seluruh kepala.

Kesunahan lainya yaitu menggosok anggota wudhu, menyela-nyela jenggot yang tebal (tetapi untuk jenggot yang tipis menyela-nyela hukumnya wajib) dan disunahkan menyela-nyela jari, mendahulukan yang kanan, urut (membasuh anggota wudhu setelahnya sebelum anggota wudhu sebelumnya itu kering) dan disunnahkan membasuh tiap anggota wudhu sebanyak tiga kali.

Oleh karena itu, untuk meraih salah satu pahala sunnah wudhu dari beberapa sunnah wudhu yang telah di sebutkan, maka hendaklah kita memperhatikan untuk menyempurnakan basuhan wudhu sebanyak tiga kali basuhan.

Kesunahan ini sebagaimana yang dipraktikkan oleh Sayidina Ustman RA dalam sebuah hadis di sebutkan:

 
عَنْ حُمْرَانَ اَنَّ عُثْمَانَ دَعَا بِوُضُوْءٍ فَغَسَلَ كَفّيْهِ ثَلاَثَ مَرّاَتٍ ثُمَّ تَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ وَاسْتَنْرَ،ثُمَّ غَسَلَ وَجْهُهُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ،ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ اْليُمْنَى اِلَى اْلمِرْفَقِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ،ثُمَّ اْليُسْرَى مِثْلَ ذٰلِكَ،ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ اْليُمْنَى اِلَى اْلكَعْبَيْنِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ،ثُمّ اْليُسْرَى مِثْلَ ذٰلِكَ،ثُمَّ قَالَ:رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّ الله عَليْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوْئِي هٰذَا.مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
 

Artinya: Dari Humrona RA, sesungguhnya Sayidina Utsman bin Affan RA pernah meminta air dalam sebuah wadah untuk berwudhu, lalu kemudian ia mencuci kedua tangannya tiga kali, lalu berkumur-kumur dan memasukkan air kedalam hidung. Lalu ia membasuh wajah tiga kali, lalu membasuh tangan kanan hingga siku tiga kali, lalu membasuh tangan kiri seperti itu. Lalu mengusap kepalanya tiga kali, kemudian mencuci kaki kanan hingga mata kaki tiga kali, lalu mencuci kaki kiri seperti itu. Kemudian ia berkata bahwa saya melihat Rasululullah shollallahu alaihi wasallam berwudhu sebagaimana wudhuku ini.” Muttafaqun ‘alaihi

Hadis ini menunjukkan bahwa tata cara wudhunya Rasulullah SAW dimulai dengan membasuh tangan lalu berkumur-kumur, lalu mengambil air dan menghirupnya ke dalam hidung kemudian mengeluarkannya. Langkah ini hendaknya dilakukan sebanyak tiga kali secara bergantian.

Namun, untuk meraih pahala kesunahan membasuh anggota wudhu sebanyak tiga kali  ini harus memenuhi kriteria tertentu. Kriteria tersebut yaitu hendaknya basuhan pertama sebagai basuhan yang wajib telah terbasuh sempurna baru menambah dua basuhan lagi.

Apabila melakukan basuhan kedua sedang basuhan pertama belum sempurna, kemudian di basuhan kedua baru sempurna basuhannya,maka basuhan kedua masih dianggap basuhan pertama.

Sebagai contoh, pada basuhan pertama sebagai basuhan yang wajib itu belum terbasuh sempurna. Setelah itu seseorang membasuh untuk  basuhan yang kedua dengan maksud untuk menyempurnakan basuhan yang pertama tadi dan menganggapnya sebagai hitungan sunah.

Dalam hal ini basuhan yang kedua di anggap sebagai basuhan pertama di karenakan basuhan yang pertama sebagai basuhan yang wajib belum terbasuh sempurna. Oleh karena itu anggota wudhu yang tadi harus menambah dua kali basuhan lagi untuk mendapatkan kesunnahan ini.

Rizki Amalia/Abdurrahman

Tags: fikihSantriwudhu
Previous Post

Hadis Nabi dan Kedudukan Ilmu Hadis

Next Post

Toleransi Beragama, Perspektif Al-Quran-Hadis

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
Gus Sholah bersama pengacara Hotman Paris di Pesantren Tebuireng

Toleransi Beragama, Perspektif Al-Quran-Hadis

Comments 1

  1. Ping-balik: Manfaat Wudhu Dalam Ilmu Kesehatan - Dakwah | Kabarwarga.com

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Perlunya Detoks Digital di Era yang Serba Digital
  • Pentingnya Manusia Merencanakan Masa Depan
  • Erick Thohir Ditunjuk Menjadi Ketua Lakpesdam PBNU
  • Bromo Raih Anugerah Taman Nasional Terindah ke -3 di Dunia
  • The 100 dan Keterlibatan Pesantren

Komentar Terbaru

  • Kresna dwiprasojo pada Kiai Keturunan Joko Tingkir di Jombang
  • Syauqi pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • Ibnu faisol pada Ribath Nouraniyah, Rumah Aswajanya Buya Arrazy Hasyim
  • Memperingati Maulid Nabi, Gus Kafa Lirboyo Pemberi Tausiah - Pondok Pesantren Wisata An-Nur II Al-Murtadlo pada Biografi Gus Ahmad Kafabihi Lirboyo
  • abdul kohar pada Ribath Nouraniyah, Rumah Aswajanya Buya Arrazy Hasyim
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Toko >>

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In