Tasawuf merupakan bagian dari syariat Islam (perwujudan dari ihsan), yang merupakan salah satu dari tiga kerangka ajaran Islam yang lain, yakni iman dan Islam.
Tasawuf menawarkan solusi dengan spiritualisasi ritualnya dengan doktrin-doktrin khusus dan hebat. Doktrin tersebut oleh kelompok tertentu pada periode sufi lama, memahami dan memakai metode pengasingan diri secara ekstrem, yakni pengingkaran dunia secara ekstrem dan cenderung pasif terhadap interaksi sosial.
Ini sangat berbeda dengan yang ditawarkan KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha). Baginya, seseorang yang taubat dari pekerjaan lama yang mengandung banyak madlarat tidak harus pergi totalitas dari hal tersebut. Namun, seharusnya mewarnai pekerjaan lama dengan nuansa baru yang lebih maslahah.
Gus Baha begitu santai menjelaskan makna hidup dan cara bersosialisasi di tengah masyarakat. Gus Baha adalah sebuah fenomena langka yang tidak bisa ditiru oleh kebanyakan orang. Keluasan wawasan Gus Baha membuat sesuatu yang sulit untuk dijelaskan menjadi lebih mudah dan mengena. Seperti materi tasawuf dari kitab Al-Hikam berubah menjadi tidak berbelit-belit. Kekuatannya terletak pada kemampuannya dalam menguasai berbagai disiplin ilmu terkhusus ilmu Alquran beserta tafsirnya dan ilmu fikih dengan segudang referensi. Sehingga tak mengherankan bila ia begitu menguasai teks dan konteks dari setiap permasalahan.
Kemahirannya dalam menjelaskan tasawuf ini menarik perhatian generasi muda. Hal ini terlihat dari masifnya youtuber muda yang menjadikan Gus Baha sebagi icon utama. Tidak hanya itu, kajiannya berkaitan dengan tasawuf juga populer di facebook dan instagram yang mayoritas dikelola oleh generasi milenial.Tasawuf yang selama ini dikenal kajian khusus orang tua dan sulit dipahami. Oleh karenanya, pemikiran segar ala Gus Baha harus terus dipublikasikan lewat berbagai jalur, buku semisalnya.
Layaknya seorang pendekar yang sudah mahir, Gus Baha bisa dikatakan berhasil mengembalikan tasawuf ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Seperti awal-awal Islam masuk ke Nusantara dulu. Pemikiran Gus Baha memiliki afinitas yang kuat dengan tasawuf.
Latar belakang pemikiran neo-sufisme Gus Baha mempunyai kontinuitas dengan para ulama tasawuf besar di zaman dahulu. Karena dalam menyampaikan pendapat, Gus Baha’ mengambil dari kitab induk seperti Al-Hikam dan Ihya’ Ulumuddin.
Dipilihnya neo-sufisme Gus Baha disebabkan pemikiran neo-sufisme ini sangat relevan dengan sosiokultur bangsa Indonesia yang sebagian besar adalah penganut sunni, selain itu pemikiran neo-sufisme ini sangat relevan dengan dinamika pemikiran yang berkembang saat ini. Alhasil, masyarakat tidak sulit untuk menerima. Tujuanya membumikan tasawuf di abad 21, memberikan alternatif baru dalam model bertasawuf dan memudahkan masyarakat dalam belajar tasawuf.
Menganalisis makna dengan alur pemikiran Gus Baha yang terdapat pada beberapa kajian ilmiahnya di youtube kajian Islam dan lainnya. Usaha ini untuk mengungkap secara jelas pandanganya tentang neo-sufisme Gus Baha.
Implikasi dari pemikiran Gus Baha menghendaki umat Islam meningkatkan ilmu pengetahuan dan tidak melupakan sanad dalam beragama demi kemajuan umat Islam dan bangsa Indonesia yang paling Muslim. Karena setiap mengaji, hampir selalu membawa kitab atau mengambil dari sumber utama.
Secara ringkas, sumbangan penyegaran pemikiran neo-sufisme Gus Baha bagi pemikiran dan kehidupan tasawuf mengandung lima subtansi dasar yaitu sufisme sebagai ijtihad, sufisme sebagai gerakan moral, sufisme sebagai esoterik Islam, doktrin integrasi tasawuf dengan syariah, dan doktrin relavansi tasawuf dengan modernitas (abad 21).