tebuireng.co – Gus Baha atau KH Ahmad Bahauddin Nursalim mengatakan semua warga negara Indonesia punya tanggung jawab melawan pandemi Covid-19.
Pesan ini disampaikannya saat Istighotsah Nasional Virtual dan Refleksi Kemerdekaan ke-76 Republik Indonesia, Ahad (8/8/2021). Acaranya tersebut dipusatkan di Masjid Agung Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.
“Di sini pentingnya ngaji Ushul fiqh. Bahwa pandemi ini bukan tanggung jawab pejabat saja. Di Islam diajarkan, siapa pun punya kemampuan untuk membantu maka wajib membantu. Jadi bukan untuk yang bertugas saja,” kata Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini.
Gus Baha menambahkan jika yang wajib melawan pandemi dan mengatasi masalah bangsa ini hanya yang bertugas, maka bisa habis negara ini. Misalnya ketika melihat ada yang kecelakaan, maka tidak perlu menunggu polisi lalu lintas baru ditolong.
Contoh lain kata Gus Baha, ketika ada orang yang tenggelam maka tidak harus menunggu tim SAR negara dulu untuk menyelamatkan nyawa korban.
“Siapa yang bisa dan terdekat. Dalam fikih, siapa yang mampu melakukan ya itu yang menolong,” imbuh alumnus Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang ini.
Kata Gus Baha, sejarah panjang Indonesia membuktikan bahwa sikap saling peduli mengantarkan bangsa besar ini meraih kemerdekaan. Nenek moyang bangsa Indonesia memiliki jiwa gotong royong yang kuat.
Masalah pandemiSifat yang sama juga terjadi di zaman Rasulullah. Ketika perang Tabuk, sahabat Nabi yang hanya memiliki beras dua kilogram. Menyiapkan satu kilogram untuk keluarga dan satunya diberikan ke Nabi.
Dari sini, anggaran perang tidak habis untuk mengurusi makan, sebab orang-orang yang berperang bertanggung jawab atas makanannya sendiri.
“Bisa dilihat, dulu para pejuang yang mampir ke kampung-kampung diberikan ketela, dikasih sesuatu yang bisa dimakan. Gara-gara ini bisa bantu meraih kemerdekaan,” ungkap Gus Baha.
Gus Baha menjelaskan, mental menjaga, mental memberi, mental bertanggung jawab yang menjaga Indonesia selama ini. Saling membantu dan tidak bergantungan pada orang lain.
Hal ringan ini menjadi solusi dari berbagai masalah. Semua orang akan bertanggung jawab terhadap proses sosial, berbangsa dan bernegara.
Cara lain, dalam pandemi ini, masyarakat juga ikut menjaga stabilitas. Tidak menjadi kriminal dalam kesulitan itu sudah luar biasa.
“Kemampuan untuk menjaga bangsa kita yaitu bukan menunggu dikasih. Tidak mental menyalah kan pihak lain. Miskin menyalahkan menteri. Itu kurang pas,” tutup pakar tafsir Al-Quran ini.