tebuireng.co – Tanda haji mabrur menurut hadis Nabi Muhammad ditulis sebagai jawaban dari banyaknya pertanyaan dari masyarakat.
Semua manusia tak dapat mengetahui orang-orang yang mendapatkan predikat mabrur tersebut. Pasalnya, predikat mabrur merupakan prerogatif Allah untuk disematkan kepada hamba yang dikehendaki-Nya.
Meski begitu, tak menutup kemungkinan kita untuk melihat tanda-tanda atau ciri-ciri haji mabrur. Rasulullah pun pernah memberikan penjelasan mengenai ciri-ciri haji mabrur tersebut.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya, dikatakan bahwa di antara tanda haji mabrur adalah memberikan makanan dan menebarkan kedamaian.
قالوا: يَا رَسُولَ اللهِ، مَا الْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ؟ قال: “إِطْعَامُ الطَّعَامِ، وَإِفْشَاءُ السَّلَامِ
“Para sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apa (tanda) mabrurnya?’ Rasulullah menjawab, ‘Memberikan makan kepada orang lain dan melontarkan ucapan yang baik’.
Dari hadis tersebut, kita dapat melihat bahwa sebagian dari tanda mabrur yang disematkan kepada seorang hamba adalah memiliki kepedulian sosial dengan memberikan makan (ith’amut tha’am), menebarkan kedamaian (isyfa’us salam), dan santun dalam bertutur kata (thayyibul kalam).
Menurut sebuah hadis yang diriwayatkan Al-Mundziri melalui At-Taghrib wat Tarhib mengatakan bahwa haji mabrur adalah manasik yang tidak mengandung maksiat di dalamnya.
قوله المبرور قيل هو الذي لا يقع فيه معصية وقد جاء من حديث جابر مرفوعا إِنَ بِرَّ الحَجِّ إِطْعَامُ الطَّعَامِ وَطِيْبُ الكَلَامِ وعِنْدَ بَعْضِهِمْ إِطْعَامُ الطَّعَامِ وَإِفْشَاءُ السَّلَامِ
“Mabrur adalah ibadah haji yang tidak terdapat maksiat di dalamnya. Sebuah hadist marfu’ dari sahabat Jabir ra, ‘Sungguh, haji mabrur itu memberikan makan kepada orang lain dan melontarkan ucapan yang baik’. Menurut sebagian, ‘Memberikan makan kepada orang lain dan menebarkan salam’”
Adapun Rasulullah pernah memberikan penjelasan mengenai pahala atas jemaah haji yang mendapatkan predikat mabrur. Hal itu dapat dilihat dala hadist riwayat Bukhari berikut.
الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ
“Tidak ada balasan (yang pantas diberikan) bagi haji mabrur kecuali surga,” (HR Bukhari)
Melalui beberapa tanda haji mabrur di atas, dapat disimpulkan bahwa ternyata predikat mabrur tak hanya membawa manfaat bagi diri seorang yang telah menjalankan ibadah haji, melainkan juga berdampak bagi orang di sekitarnya. Maka, patut saja umat muslim turut mendoakan para jemaah haji agar menjadi haji yang mabrur.
Mengapa Perlu Membahas Haji Mabrur?
Pada musim haji seperti sekarang ini, banyak orang kerap kali menuturkan dan mendoakan para jemaah agar menjadi haji yang mabrur.
Melalui cuitan Twitter, Presiden Jokowi dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas pun turut mendoakan jemaah haji tahun ini agar mendapatkan predikat haji mabrur.
Dari segi bahasa, haji mabrur adalah haji yang baik atau haji yang diterima oleh Allah SWT. Sementara itu, menurut istilah syar’i, haji mabrur merupakan haji yang dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya, yakni dengan memperhatikan syarat, rukun, dan wajibnya, serta menghindari hal-hal yang dilarang.
Oleh: Dinna