Burn rate (bakar uang) yang dilakukan perusahaan startup menjadi bagian dari strategi pemasaran perusahaan dalam meningkatkan penjualan. Tak jarang perusahaan mau menggelontorkan dana yang cukup besar untuk kegiatan marketing mereka. Namun, apakah strategi bakar uang ini masih efektif?
Hal ini biasanya dilakukan ketika tahun awal perusahaan dalam menggaet konsumen, kerjasama dengan startup yang lainnya, dan ketika memperkenalkan fitur terbaru dari produk startup tersebut.Â
Istilah burn rate atau bakar uang adalah tidak lain dari penggambaran seberapa cepat sebuah perusahaan startup dalam menghabiskan dana dari investor. Biasanya perusahaan startup cenderung masih menggantungkan Investor dan belum mendapatkan keuntungan yang signifikan.Â
Tujuan utama dari melakukan burn rate tidak lain ialah menguasai pasar, meraih customer loyalty, meningkatkan brand awareness, dan mengalahkan pesaing.Â
Bentuk dari burn rate ini banyak macamnya, bisa berupa voucher diskon besar-besaran, gratis ongkir, produk gratis, bahkan promosi yang tidak realistis. Nominal dari strategi ini cenderung tidak wajar. Sehingga besar kemungkinan konsumen akan melakukan transaksi penggunaan jasa startup tersebut.Â
Pemerintah turun tangan menangani masalah ini, melalui Kementrian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) RI tengah mengusulkan terkait aturan tambahan soal perdagangan e-commerce. Salah satunya larangan platform e-commerce melakukan strategi bakar uang untuk menciptakan harga barang yang jauh lebih murah.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) RI, Teten Masduki mengusulkan sejumlah tambahan aturan dalam Permendag No. 31/2023 yang mengatur perdagangan melalui e-commerce. Nantinya, e-commerce tidak bisa lagi menggunakan strategi bakar uang untuk meningkatkan market share persaingan di antara e-commerce.
Berbicara terkait dampak dari bakar uang ini, mulai dumping atau persaingan tidak sehat dan merugikan pesaing, perang dumping dengan kompetitor, perusahaan tidak mendapatkan laba dan tidak menderita akan kerugian, perusahaan juga akan terus menerus mencari pendanaan untuk biaya promosi yang cukup besar dan pengembangan teknologi yang semakin tinggi.Â
Apakah cara ini sangat efektif?Â
Tidak selalu, adakalanya beberapa perilaku konsumen cenderung abai dengan promosi ini. Hanya melakukan transaksi jika benar-benar membutuhkannya. Namun, beberapa konsumen yang lainnya melakukan transaksi cenderung lebih memilih melakukannya ketika ada promosi saja.Â
Aktivitas bakar uang bisa menjadi efektif, tapi kembali lagi pada manajemen perusahaan startup. Jika dikelola dengan bijaksana, maka dalam jangka panjang bisa menghasilkan keuntungan. Namun, kembali lagi pada kebijakan pemerintah terkait peraturan dalam menjalankan usaha.
Penulis: Maulida Fadhilah Firdaus
Editor: Ikhsan Nur Ramadhan
Baca Juga: Menjadi Entrepreneur Sukses ala Rasulullah