Seni merupakan bagian dari kebudayaan yang menekankan pada hal–hal yang berkaitan dengan nilai kehidupan. Seni adalah cara jiwa berekspresi dan lahir dari bagian yang terdalam dari jiwa manusia yang didorong oleh kecenderungan pada keindahan. Dorongan tersebut dari naluri manusia atau fitrah yang dianugerahkan Tuhan. Seni sering dijadikan media untuk menyampaikan ajaran-ajaran agama dan prinsip-prinsip fitrawi manusia yang dalam prakteknya tidak menyimpang dari aturan ataupun ajaran, salah satunya seni tenun dan jahit
Seni tenun dan jahit dalam Islam dimulai sejak awal perkembangan agama Islam abad ke–7 Masehi. Tujuan umat Islam pada awal mengembangkan keterampilan ini adalah untuk membuat pakaian yang sesuai dengan aturan syariat berpakaian dalam Islam. Sedangkan, perintah untuk menutup aurat dalam al–Quran surat Al–A’raf ayat 22 ketika nabi Adam dan istrinya, Siti Hawa mendekati pohon yang dilarang Allah SWT.
Kemunculan motif Islami dalam seni menenun dan menjahit merupakan cerminan dari interaksi yang erat antara budaya dan agama dalam dunia Islam. Pada awal perkembangan, seni tenun dan jahit umumnya mengadopsi motif dan gaya lokal dari wilayah-wilayah yang baru saja memeluk Islam. Namun, seiring berjalannya waktu, seniman Muslim mulai menggabungkan elemen-elemen Islami ke dalam desain tekstil.
Seni tenun dan jahit memiliki peran sentral dalam kebudayaan Islam yang kaya dan beragam. Seni ini bukan hanya sekadar cara untuk membuat pakaian, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai, sejarah, dan identitas dalam masyarakat Muslim. Dalam sejarah panjangnya, seni tenun dan jahit telah mengalami perkembangan yang mengagumkan, memperkaya budaya Islam dari Timur Tengah hingga Asia Selatan dan Afrika Utara.
Motif Islami juga mencakup penggunaan kaligrafi untuk menampilkan ayat-ayat Al-Quran, hadis, atau kalimat-kalimat suci sebagai bentuk penghormatan terhadap Islam. Motif geometri, seperti bintang dan pola berulang, mencerminkan keindahan geometri dalam Islam. Sementara gerakan Sufisme dalam Islam juga memengaruhi seni tenun dan jahit dengan motif yang menggambarkan pencarian spiritual dan persatuan dengan Tuhan.
Di setiap wilayah dengan budaya Islam yang berbeda, seni tenun dan jahit mengambil bentuk yang berbeda pula, mencerminkan kekayaan dan keragaman dalam seni tekstil Islam. Beberapa contoh seni tenun di Indonesia adalah tenun ikat yang menghasilkan kain dengan motif yang diikat sebelum ditenun mencerminkan nilai-nilai keagamaan dan budaya lokal. Jahitan Arab digunakan dalam pembuatan mukena dan telekung, menciptakan pakaian khusus untuk ibadah yang dihiasi dengan kaligrafi Arab. Kemudian ada juga Kebaya dan sarung, di mana kebaya digunakan oleh perempuan Muslim dan dipadukan dengan sarung, menciptakan paduan pakaian yang anggun dan mencerminkan identitas Islam Indonesia. Kain Sasirangan dari Kalimantan juga menggabungkan unsur-unsur Islam dalam motifnya
Selain itu, seni menenun dan menjahit juga berperan dalam merayakan momen-momen penting dalam kehidupan Muslim, seperti pernikahan dan perayaan agama. Seni ini juga menggambarkan kekayaan sejarah dan keberlanjutan budaya Islam yang terus berkembang dalam era modern. Penggunaan seni ini tidak hanya terbatas pada pakaian tradisional, tetapi juga memainkan peran penting dalam identitas kultural. Dengan penggunaan teknologi modern, seni tenun dan jahit dalam kebudayaan Islam tetap hidup dan menjadi bagian penting dari warisan budaya yang harus dilestarikan untuk generasi mendatang.
Baca juga: Islam dan Seni di Mata Gusdur