tebuireng.co- Bulan Sya’ban menjadi bulan pemisah antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan. Hal ini menyebabkan bulan ini menjadi bulan yang rawan dilupakan manusia untuk memperbanyak amal sholih dan mengambil kebaikan di dalamnya.
Bulan Sya’ban juga menjadi salah satu bulan dimana Rasulullah memperbanyak ibadah puasa di dalamnya sebagaimana disebutkan dalam hadis
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ صَالِحٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي قَيْسٍ سَمِعَ عَائِشَةَ تَقُولُ كَانَ أَحَبَّ الشُّهُورِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَصُومَهُ شَعْبَانُ ثُمَّ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Hanbal, telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi, dari Mu’awiyah bin Shalih dari Abdullah bin Abu Qais, ia mendengar Aisyah berkata, bulan yang paling Rasulullah Saw sukai untuk berpuasa adalah bulan Sya’ban, kemudian beliau menyambungnya dengan Ramadan.
Sebagian ulama mengatakan Sya’ban’ berasal dari ‘Syâ’a bân / شاع بان yang bermakna terpancarnya keutamaan. Banyak peristiwa penting yang terjadi di bulan ini diantaranya turunnya ayat perintah bersholawat kepada Nabi yakni ayat 56 surah al-Ahzab
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
Hal tersebut menjadikan bulan Sya’ban disebut juga dengan bulan shalawat. Nabi bersabda
شعبان شهري
Yakni bulan Sya’ban adalah bulanku.
Peristiwa lain yang terjadi di bulan Sya’ban adalah dipindahnya kiblat umat muslim dari Baitulmaqdis yang terdapat di masjidil Aqsa ke Ka’bah yang terdapat di masjidil haram.
Baca juga: Ayat yang Turun di Bulan Sya’ban
Habib Ahmad Bafagih menjelaskan bahwa ketika Al-Qurthubi menafsirkan surah Al-Baqarah ayat 144 dalam kitab Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an dengan mengutip pendapat Abu Hatim Al-Basti mengatakan: Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk mengalihkan kiblat pada hari senin malam selasa bulan Sya’ban yang bertepatan dengan malam nishfu Sya’ban. Dan peralihan kiblat ini merupakan hal yang ditunggu-tunggu oleh Nabi Muhammad. Bahkan diceritakan bahwa Beliau berdiri menghadap langit setiap hari menunggu wahyu turun perihal peralihan kiblat tersebut. seperti yang disebut dalam QS Al-Baqarah: 144
قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلْ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ
“Sungguh Kami melihat wajahmu kerap menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram.”
Bulan sya’ban juga menjadi bulan dimana rekapitulasi amal manusia diangkat dan diperlihatkan kepada Allah tepatnya pada pertengahan Sya’ban atau yang disebut dengan nisfu Sya’ban sehingga disunnahkan untuk memperbanyak berpuasa di bulan tersebut sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah ketika ditanya oleh sahabat Wahai Rasul, aku tidak melihatmu berpuasa pada suatu bulan seperti pada bulan Sya‘ban.” Rasulullah bersabda
ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Artinya: Ini adalah bulan yang sering dilalaikan banyak orang, bulan antara Rajab dan Ramadhan. Ini adalah bulan di mana amal-amal diangkat menuju Allah. Saya (Nabi) ingin ketika amal saya diangkat dalam kondisi berpuasa. (HR An-Nasa’i dan Ahmad)
Wallahua’lambisshowab