• About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
LSPT
Home Pesantren Kiai

Salat Tarawih 4 Rakaat, Bolehkah?

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2023-04-01
in Kiai
1 0
0
Salat tarawih 4 rakaat atau 2 rakaat
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp
LSPT

tebuireng.co – Salat tarawih 4 rakaat atau 2 rakaat jadi perbincangan di tengah masyarakat. Hal ini setelah ada organisasi keagamaan di Indonesia menerapkan salat tarawih 4 rakaat.

KH A Bahauddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha menjelaskan bahwa kontroversi kasus salat tarawih 2 rakaat satu salam dengan 4 rakaat satu salam sama-sama sah.

Baginya, tarawih yang dilakukan dengan model 4 rakaat dengan satu salam tetap sah karena pernah dilakukan nabi sebagai pembawa syari’at.

Hanya saja memang dalam redaksi hadis lain, tarawih dilakukan 2 rakaat satu salam. Sampai beberapa rakaat.

“Sehingga kalau ada salat tarawih 4 rakaat tanpa tasyahud sebelumnya, sebetulnya secara fikih kita sepakat itu sah,” jelasnya seperti dikutip dari akun youtube Islamadina Official, Senin (27/3/2022).

Gus Baha berargumen, tarawih 4 rakat sekali salam tetap sah karena Nabi Muhammad pernah melakukannya berdasarkan hadis dari Aisyah, nabi bersabda:

مَا كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلّ الله عليه و سلّم يَزِيْدُ فِي رَمَضَانَ وَ لاَ فِي غَيْرِهِ إِحْدَ عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّى أَرْبَعًا، فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَ طُوْلَـهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّى أَرْبَعًا فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَ طُوْلَـهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّى ثَلاَثاً

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menambah bilangan pada bulan Ramadan dan tidak pula pada bulan selain Ramadan dari 11 rakaat. Beliau salat 4 rakaat sekali salam, maka jangan ditanya tentang kebagusan dan panjangnya, kemudian salat 4 rakaat lagi sekali salam maka jangan ditanya tentang bagus dan panjangnya, kemudian salat witir 3 rakaat.” (HR Muslim).

“Jika beranggapan bahwa 4 rakaat tarawih tidak ada tasyahud awal, tidak ada ulama yang mengatakan tasyahud awal itu wajib,” bebernya.

Gus Baha lalu bercerita, Nabi Muhammad juga pernah melakukan salat tarawih lebih dari 4 rakaat baru salam. Kejadian tersebut bisa dibaca dalam hadis riwayat Aisyah, nabi bersabda:

كُناَّ نُعِدُّ لَهُ سِوَاكَهُ وَ طَهُوْرَهُ، فَيَـبْعَثُهُ اللهُ مَا شَاءَ أَنْ يَـبْعَثَهُ مِنَ الَّيْلِ، فَيَتَسَوَّكُ وَ يَتَوَضَأُ وَ يُصَلِى تِسْعَ رَكْعَةٍ لاَ يَـجْلِسُ فِيْهَا إِلاَّ فِي الثَّامِنَةِ فَيَذْكُرُ اللهَ وَ يَحْمَدُهُ وَ يَدْعُوْهُ، ثُمَّ يَنْهَضُ وَ لاَ يُسَلِّمُ ثُمَّ يَقُوْمُ فَيُصَلِّى التَّاسِعَةَ، ثُمَّ يَقْعُدُ فَيَذْكُرُ اللهَ وَ يَحْمَدُهُ وَ يَدْعُوْهُ ثُمَّ يُسَلِّمُ تَسْلِيْمًا يُسْمِعْناَ ثُمَّ يُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ بَعْدَ مَا يُسَلِمُ وَ هُوَ قَاعِدٌ (رواه مسلم)

“Kami dahulu biasa menyiapkan siwak dan air wudu untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, atas kehendak Allah beliau selalu bangun malam hari, lantas tatkala beliau bangun tidur langsung bersiwak kemudian berwudu. Kemudian beliau melakukan salat malam atau tarawih 9 rakaat yang beliau tidak duduk kecuali pada rakaat yang kedelapan lantas membaca pujian kepada Allah dan shalawat dan berdoa dan tidak salam, kemudian bangkit berdiri untuk rakaat yang kesembilan kemudian duduk tahiyat akhir dengan membaca zikir, pujian kepada Allah, salawat dan berdoa terus salam dengan suara yang didengar oleh kami. Kemudian beliau melakukan salat lagi 2 rakaat dalam keadaan duduk.” (HR. Muslim 1233 marfu’, mutawatir).

“Nabi pernah salat tarawih lebih 4 rakaat tidak duduk sama sekali, hanya terakhir duduk terus salam. Ini Nabi Muhammad,” ungkapnya

Bagi Gus Baha, salat tarawih 4 rakaat tanpa tasyahud dikatakan sah karena tidak ada ulama mengatakan bahwa tasyahud awal itu wajib.

Khasnya hukum sunah itu ketika ditinggal tidak membatalkan salat. Jadi ketika ada tarawih 4 rakaat berturut-turut berati tidak ada masalah karena yang ditinggalkan tasyahud awal yang diyakini hanya sunah.

“Bagi yang menganggap ini masalah, dasarnya tidak cocok lalu dijadikan masalah. Sebenarnya yang mengatakan itu masalah, ia juga beranggapan bahwa tasyahud awal itu sunah,” tandas Gus Baha

Tags: LDIISalat tarawih di TarimTarawihtarawih 4 rakaat
Previous Post

Keamanan Digital Jadi Perhatian Khusus AJI

Next Post

Benarkah Tuhan Berpuasa?

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
Benarkah Tuhan berpuasa

Benarkah Tuhan Berpuasa?

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

  • Profil Ringkas Ning Jazil, Istri Gus Kautsar

    Profil Ringkas Ning Jazil, Istri Gus Kautsar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ribath Nouraniyah, Rumah Aswajanya Buya Arrazy Hasyim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Hadis Riwayah dan Dirayah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Profil Gus Iqdam, Pendiri Majelis Ta’lim Sabilu Taubah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Biografi Gus Ahmad Kafabihi Lirboyo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Toko >>

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In