Tentara Zionis Israel dilaporkan telah mengepung Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza. Mereka juga membombardir kawasan itu. Tank-tank Israel mengepung Rumah Sakit Indonesia di mana 12 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya luka-luka, kata kementerian kesehatan wilayah tersebut.
Seperti dilansir Al Jazeera, Senin (20/11/2023), sekitar dua dokter di rumah sakit tersebut dilaporkan mengalami luka-luka akibat serangan berulang. Tim medis setempat mengatakan kepada Al Jazeera bahwa semalam, rumah sakit itu menjadi target serangan tanpa peringatan.
Staf rumah sakit itu, menurut laporan Al Jazeera, meminta bantuan mendesak kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Palang Merah di tengah situasi tersebut.
Kantor berita Palestina, WAFA, melaporkan bahwa serangan Israel terhadap RS Indonesia telah memicu kerusakan pada bagian bedah rumah sakit itu. Rumah Sakit Indonesia sendiri didirikan pada 2016 dengan pendanaan dari organisasi-organisasi Indonesia.
Kini aliran listrik di Rumah Sakit Indonesia mengalami padam setelah generatornya terkena serangan brutal Israel. Serangan itu memaksa para tenaga medis untuk mengoperasi pasien sambil menggunakan sorotan lampu dari ponsel mereka, bahkan saat pengeboman Israel terus berlanjut.
Rumah Sakit Indonesia yang terletak di Jalur Gaza bagian utara ini menjadi satu-satunya rumah sakit yang masih beroperasi dan berusaha memberikan layanan medis di area kota Gaza dan Gaza bagian utara, bersama fasilitas medis yang lebih kecil.
Selain merawat sekitar 150 pasien yang mengalami luka-luka dan memiliki 100 tenaga medis, RS Indonesia juga menjadi tempat berlindung bagi ribuan warga Gaza yang menghindari serangan Israel.
Direktur rumah sakit tersebut, Dr Marwan Al Sultan, menyebut sedikitnya ada 5.000 warga sipil yang berlindung di Rumah Sakit Indonesia.
Belum ada konfirmasi dari militer Israel terhadap laporan dari RS itu, tetapi kantor berita Palestina WAFA mengatakan fasilitas medis tersebut terkena tembakan artileri yang mengenai gedung Rumah Sakit.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf Al-Qidra mengatakan sekitar 700 orang, termasuk dari tim medis dan korban luka, berada di dalam RS tersebut.
Baca juga: Gubernur Jatim Ajak Mendukung Kemerdekaan Palestina