tebuireng.co – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan jika dirinya memiliki hubungan khusus dengan Gus Sholah atau KH Salahuddin Wahid.
Gus Sholah sering memberikannya saran dan nasihat sebagai seorang senior di kampus serta politik. Dari sosok Gus Sholah, Ridwan mendapat pelajaran bahwa santri tidak harus ahli dalam satu bidang.
Pada dasarnya santri itu sangat beragam, ada santri yang menjadi kiai, ada santri yang menjadi pengusaha, ada santri yang menjadi Gubernur, ada santri yang menjadi Presiden.
“Namun, semuanya itu adalah berawal dari santri, maka semua yang dilakukan akan sesuai dengan syariat Islam,” jelasnya saat haul ke-2 Gus Sholah, Kamis (3/2/22).
Sebagai sesama alumni Arsitek Institut Teknologi Bandung (ITB), Ridwan Kamil mengatakan dirinya banyak menerapkan pesan-pesan Gus Sholah dalam kehidupan sehari-harinya.
“Saya menerapkan nasihat Gus Sholah. Nasihat dari Gus Sholah yang sangat berpengaruh adalah 4 prinsip aswaja: tawassuth, i’tidal, tawazun dan tasamuh,” imbuhnya.
Menurutnya, 4 prinsip aswaja yang dipesankan Gus Sholah menginspirasinya untuk mendirikan program English for Ulama.
[bctt tweet=”Ridwan Kamil” username=””]
Program tersebut adalah program dimana 5 ulama muda terbaik dikirim ke Barat untuk dialog antara Barat dan Islam. Ridwan Kamil menitipkan pesan kepada perwakilan ulama tersebut seperti yang diajarkan Gus Sholah.
“Pesannya bahwa Islam yang ada di Indonesia, khususnya di Jawa Barat adalah Islam yang wasathiyah, Islam yang berada di tengah-tengah,” ujar Ridwan Kamil.
Dikatakan, maksud dari i’tidal yaitu Islam yang tegak lurus, berkeadilan dan membela kaum yang lemah. Sementara itu, maksud Islam yang tawazun yaitu tentang keseimbangan. Keseimbangan ikhtiar dan do’a, keseimbangan dunia dan akhirat.
“Terakhir adalah Islam tasamuh, Islam toleran, kalau kita tidak bisa bersaudara dalam keimanan maka kita bisa bersaudara dalam kebangsaan,” bebernya.
Selain itu, Gus Sholah juga berpesan ke Ridwan Kamil bahwa adab, akhlaq, kejujuran harus didahului daripada ilmu.
Terlebih di zaman sekarang, banyak orang pintar, tapi tidak beradab. Ridwan juga mengakui selama ini sebagai pemimpin, pengambil keputusan, dalam bermuammalah sering kali berpedoman pada nasehat Gus Sholah.
Baginya, agama membutuhkan kekuasaan dan begitu pula sebaiknya, kekuasaan membutuhkan agama karna dengan agama hidup lebih terarah.
“Dengan ilmu hidup lebih mudah, dengan budaya hidup lebih mewah dan dengan kerja nyata hidup lebih berfaedah,” tandasnya.
Penulis: Alyssa Q