Rekam jejak FAO (Farid Okbah) yang ditangkap Densus 88 menarik untuk diungkap. Lalu, ada tokoh yang menyebut bahwa radikalisme diangkat untuk “mengalihkan isu PCR”.
Kalau kata saya sih, bisnis PCR tetap harus lanjut diusut (termasuk diusut juga: secara sains, apa perlu razia swab massal dilakukan kepada orang-orang sehat; kepada anak-anak sekolah?).
Namun, radikalisme dan terorisme memang ADA, tidak usah ditutupi pakai ngeles sana-sini. Perang Suriah selama 10 tahun telah merekam isi pikiran FAO dkk dengan jelas.
Melalui halaman facebooknya, maupun ceramahnya, FAO gencar menyebarkan postingan yang menggiring opini masyarakat bahwa perang saudara yang terjadi di Suriah adalah perang antara Sunni vs Syiah.
Ketika para “ulama” terkenal menyuarakan hal seperti ini, tidaklah mengherankan banyak masyarakat Indonesia yang mengira saudaranya sesama aswaja sedang dibantai dan untuk itu mereka rela merogoh kocek untuk menyumbang.
Di antara jejak digital FAO terkait Suriah: FAO pernah menyebarkan foto palsu di FB-nya, yaitu foto mengerikan (seorang anak yang dimutilasi) dan bersimbah darah, dia beri caption “Korban kebiadaban Syiah Nushairiyah di Suriah.”
Namun, setelah dilakukan penelusuran melalui Google Image, ternyata foto itu adalah anak di Brazil yang terbunuh di tahun 2007. Akibatnya, protes pun bermunculan pada kolom komentar, dan tak lama kemudian, postingan tersebut di hapus. [tapi ada skrinsyutnya]
Dalam wawancaranya dengan Arrahmah (tahun 2013), FAO menyatakan, bahwa korban pengungsi Suriah berjumlah 45 juta jiwa. Angka yang sangat besar, namun itu bohong.
Penduduk Suriah hanya berjumlah kurang lebih 23 juta jiwa, masa pengungsinya 45 juta?
Terkuaknya kebohongan ini diekspos oleh netizen, dan akhirnya artikel wawancara tersebut diedit. Angka 45 juta, diubah menjadi 4,5 juta. Namun, angka 4,5 juta itu pun masih hoax.
UNHCR pada tahun 2013 itu menyebut bahwa jumlah pengungsi Suriah 1,6 jt. FAO menampilkan foto Bashar Al-Assad dan Syaikh Ahmad Hassoun dengan para pendeta, diberi tulisan:
“KATANYA PALING MEMUSUHI YAHUDI. Kok begitu akrab sekali dlm foto bersama. Gimana menurut anda kaum muslimin…?? Apa seperti ini yang namanya bermusuhan…??”
FAO menulis demikian karena memang narasi hoax yang selama ini disebarkan oleh kaum takfiri adalah: “Syiah = Yahudi.”
Ada dua kesalahan FAO di caption itu. Pertama, para pendeta di foto itu adalah pendeta Kristen Ortodox (bukan Yahudi). Kedua, narasi FAO adalah narasi kebencian, seolah, “kalau benar Islam, harusnya benci Yahudi. Kalau kalian berteman dengan Yahudi berarti kalian musuh Islam.”
Padahal, ajaran Islam tidak membenci Yahudi sebagai ras/agama. Bukankah banyak Nabi yang diutus Allah SWT yang berasal dari umat Yahudi? Yang dikecam umat Islam adalah Yahudi-Zionis Israel yang menjajah bangsa Palestina.
Bukankah banyak orang Yahudi yang bukan Zionis? Misalnya, ada kelompok Yahudi bernama Naturei Karta yang terang-terangan menentang penjajahan Israel.
Foto Bashar Assad dan Syaikh Hassoun (ulama Aswaja Suriah) dan para pendeta Kristen justru menunjukkan kerukunan beragama di Suriah selama ini. Para teroris hasil hasutan para “ulama” takfirilah yang menghancurkan Suriah sejak 2011.
Menurut saya, FAO kini menghadapi “karma”-nya. Ada berapa ribu orang Suriah telah terbunuh oleh teroris (-ngakunya mujahidin)?
Ada berapa juta orang Suriah yang terpaksa hidup menjadi pengungsi karena kota-desa mereka diserbu oleh teroris (ngakunya mujahidin)?
Ada berapa orang Indonesia yang tertipu, pergi jauh-jauh ke Suriah, bersama para teroris dari 80-an negara lainnya?
Mengira sedang “berjihad” melawan “rezim Syiah yang membantai Sunni” padahal sebenarnya dibohongi oleh para “ulama” yang mereka percayai.
Buat mereka yang masih tetap percaya pada kebohongan sebagian “ulama” soal perang Sunni-Syiah di Suriah, cobalah follow akun-akun mahasiswa Indonesia yang sedang di Suriah.
Mereka Aswaja dan selama ini aman dalam menuntut ilmu (tidak dibantai tuh oleh pemerintah). Bahkan baru-baru ini ada 31 mahasiswa Aswaja diberangkatkan secara resmi ke Suriah; didukung pemerintah Indonesia dan Suriah.
Oleh: Dina Sulaeman
Link rekam jejak Fao:
Jejak digital Rekam jejak Farid Okbah, bisa lihat skrinsyutnya di sini: https://liputanislam.com/…/mengenal-dan-mewaspadai…/
Wawancara dg FAO yang menunjukkan keberpihakan dia pada teroris di Suriah (yang diklaim sebagai “mujahidin”): https://www.arrahmah.id/…/ustadz-farid-okbah-syiah…/