tebuireng.co – Ratusan jamaah Palestina diserang di Masjid Al-Aqsa dan mengalami luka akibat serangan pasukan Zionis usai salat subuh yang diikuti ribuan orang di dalam dan di halaman masjid yang sangat disucikan oleh umat Islam ini, Jumat (15/4/2022).
Lembaga Bulan Sabit Merah Al-Quds menyatakan pihaknya menangani 117 korban luka yang dilarikan dari Masjid Al-Aqsa ke Rumah Sakit Al-Makassed dan rumah sakit lapangan Bulan Sabit Merah. Beberapa korban luka dirawat di lapangan. Mereka terkena peluru karet, bom kejut dan pemukulan.
Polisi Israel mengatakan, mereka menangkap setidaknya 300 warga Palestina selama eskalasi terbaru. Namun, beberapa sumber Palestina menyebutkan bahwa jumlahnya 400. “Tiga petugas terluka akibat lemparan batu besar-besaran,” kata salah satu polisi Israel, dikutip dari Aljazeera, pada Jumat waktu setempat (15/4).
Polisi Israel mengatakan mereka memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa untuk membubarkan kerumunan yang dianggap ‘melakukan kekerasan’. Mereka menyampaikan, ratusan warga Palestina melemparkan petasan dan batu ke arah pasukan dan menuju area salat Yahudi di Tembok Barat di Kota Tua setelah salat subuh.
“Pasukan masuk untuk membubarkan dan mendorong kembali kerumunan setelah sekelompok orang Palestina mulai melemparkan batu ke arah ruang doa Yahudi di Tembok Barat,” tegasnya.
Sumber-sumber di kota itu menyebutkan bahwa pasukan pendudukan naik ke dinding beberapa pintu masjid, sebelum melakukan penyerbuan yang diwarnai aksi penembakan bom kejut, gas air mata dan peluru karet secara intensif.
Baca Juga: Israel Tembaki Bocah 13 Tahun
Menurut sumber-sumber itu, pasukan Zionis sengaja menembakkan puluhan bom kejut dan peluru karet terhadap para pemuda di Masjid Al-Qibli.
Bulan Sabit Merah mengumumkan pembukaan rumah sakit lapangan untuk merawat yang terluka, sementara Rumah Sakit Al-Makassed menyatakan telah menerima 40 korban luka, delapan di antaranya dirawat di ruang pemulihan, dan sedang dilakukan operasi pada pada beberapa korban lain.
Pasukan Zionis juga menyerang jemaah perempuan, orang tua, jurnalis dan penjaga Masjid Al-Aqsha, dan memecahkan kaca atas aula Al-Qibli. Beberapa video yang beredar memperlihatkan kebrutalan pasukan Zionis di tempat suci dan di bulan suci tersebut.
Menanggapi memanasnya situasi di Quds dan Masjid Al-Aqsa akibat kebrutalan pasukan Zionis terhadap ribuan jamaah Palestina, Jumat (15/5/2022), Ketua Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh menegaskan bahwa hanya ada “dua pilihan” di tengah situasi ini.
“Pendudukan, penindasan dan pelaksanaan (ritual) kurban (oleh warga Zionis) di Masjid Al-Aqsa, atau perlawanan, penguatan status keislaman Quds dan Masjid Al-Aqsa di dalamnya,” tegas Haniyeh dalam menyebutkan dua pilihan itu pada siaran persnya.
Dia menekankan bahwa orang-orang Palestina dan umat Islam adalah pihak yang membuat keputusan.
“Dan keputusan kami adalah mempertahankan dan melindungi Masjid Al-Aqsa dengan segala cara,” lanjutnya.
Dia juga mengatakan tidak ada tempat bagi penjajah di Quds dan Al-Aqsa. kelompoknya akan menang dalam memperjuangkan kehendak dan identitas, sepanjang apapun lamanya (perjuangan).
Penasihat biro politik Hamas bidang media, Taher Al-Nono, menyatakan bahwa Haniyeh telah melakukan beberapa kontak dengan para pemimpin dan pejabat di Timur Tengah dan sekitarnya untuk menghentikan agresi Israel di Masjid Al-Aqsa, Quds dan berbagai daerah pendudukan Palestina lainnya.
Kejadian ratusan jamaah Palestina diserang ini menarik perhatian negara lain, seperti Yordania, Mesir dan Turki telah mengecam dan menyalahkan Israel atas meradangkan situasi, terutama di Masjid Al-Aqsa
“Rezim Zionis Israel bertanggung jawab atas membaranya situasi di Palestina, dan harus segera menghentikan provokasi, kejahatan, penistaan kesucian, dan pembunuhan orang-orang Palestina,” tandasnya.