• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Rasuna Said, Singa Betina Pergerakan Kemerdekaan Indonesia

Zainuddin Sugendal by Zainuddin Sugendal
2022-09-14
in Kebangsaan, News
0
Rasuna Said, Singa Betina Pergerakan Kemerdekaan Indonesia

Rasuna Said, Singa Betina Pergerakan Kemerdekaan Indonesia. Foto: Google Indonesia.

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

tebuireng.co- Hari ini, 14 September 2022 halaman pencarian Google mengahdirkan gambar tokoh Hajah Rangkayo Rasuna Said. Sosoknya dijadikan Google Doodle sebagai perayaan ulang tahunnya yang ke-112. Siapakah Hajah Rangkayo Rasuna Said? berikut profil singkatnya.

Hajah Rangkayo Rasuna Said atau disingkat HR. Rasuna Said dikenang sebagai Singa Betina Pergerakan Kemerdekaan Indonesia. Dia adalah suara berpengaruh pada isu-isu sosial, terutama hak-hak perempuan, seorang guru dan jurnalis.

Kiparahnya yang begitu besar membuatnya diakui sebagai pahlawan nasional Indonesia. Dia menjadi wanita kesembilan yang menerima kehormatan tersebut

Rangkayo Rasuna Said lahir di dekat Danau Maninjau di Sumatera Barat pada hari ini di tahun 1910. Sejak usia dini, dia sudah banyak menyuarakan kepentingan sosial dan hak-hak perempuan. Sejak muda Rangkayo Rasuna dikenal sebagai sosok yang tekun dan cerdas. Ia sosok yang menginpirasi para perempuan untuk memiliki cita-cita yang tinggi.

Pada tahun 1926, Rangkayo Rasuna diundang untuk bergabung bersama Sarikat Rakyat atau Gerakan Rakyat yang diikuti oleh Gerakan Islam pada tahun 1930 yang membawanya untuk menyelenggarakan Persatuan Muslim Indonesia (PERMI) yang kritis terhadap kolonialisme Belanda dan perlakuannya yang tidak adil terhadap perempuan.

Pada tahun 1931, Rangkayo Rasuna Said pindah ke Padang untuk meluncurkan divisi perempuan di PERMI. Fokusnya adalah membuka sekolah sastra untuk perempuan di seluruh Sumatera Barat.

Pada tahun 1932, Rangkayo Rasuna sempat ditangkap karena kemampuan dan cara berpikirnya yang kritis terhadap pemerintahan kolonial. Ia ditangkap bersama Rasimah Ismail teman seperjuangannya, dan dipenjara di Semarang. Ribuan orang menghadiri persidangannya di Payakumbuh pada tahun 1932. Pidato pembelaannya menginspirasi dan diberikan tanpa ragu-ragu.

Pada usia 24 tahun, setelah dibebaskan dari penjara pada tahun 1934, Rangkayo Rasuna memulai karier jurnalistiknya dan menulis untuk jurnal perguruan tinggi bernama Raya. Selama beberapa tahun berikutnya, dia membuka lebih banyak sekolah untuk anak perempuan dan berbicara atas nama kelompok wanita Muslim yang tak terhitung jumlahnya.

Pada tahun 1945, setelah bekerja tanpa lelah untuk menanamkan nasionalisme dan anti-kolonialisme melalui tulisannya, Indonesia memperoleh kemerdekaannya.

Pada 2 November 1965 Rangkayo Rasuna Said sang Putri Minanjau wafat di usia 55 karena kanker payudara di Jakarta. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata , Jakarta Selatan

Pada tahun 1974, Hajah Rangkayo Rasuna Said dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia atas jasa-jasanya untuk bangsa dan negara.

Baca juga: Mengenal Sosok Gus Sholah yang Lahir pada 11 September 1942

Tags: Rasuna SaidSinga Betina Pergerakan Indonesia
Previous Post

Zuhud dan Implementasinya dalam Kehidupan Modern

Next Post

Dua Hal Penting Mendidik Akhlak Menurut Imam Ghazali

Zainuddin Sugendal

Zainuddin Sugendal

Next Post
Dua Hal Penting Mendidik Akhlak Menurut Imam Ghazali

Dua Hal Penting Mendidik Akhlak Menurut Imam Ghazali

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Etika Bertetangga dalam Hadis Nabi
  • Kemenag Resmi Memulai MQKN ke-8 dengan Tahapan Seleksi Via CBT Berbasis Kitab Kuning
  • Qailulah, Rahasia Tidur Siang Ala Nabi
  • Tafsir Surah Qaf Ayat 18: Pentingnya Menjaga Lisan
  • Dhau’ Al-Mishbah fi Bayani Ahkam An-Nikah, Panduan Pernikahan Karya Kiai Hasyim

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng