• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Rahasia Allah dalam Lafaz لا ريب di Al-Qur’an

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2021-08-22
in Al-Qur'an, Keislaman, Kolom Pakar, News
0
Rahasia Allah hadir juga dalam setiap lafaz Al-Qur'an (Ist)

Rahasia Allah hadir juga dalam setiap lafaz Al-Qur'an (Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

tebuireng.co – Rahasia Allah sangat banyak, salah satunya terdapat dalam lafaz لا ريب di Al-Qur’an. Rahasia Allah ini perlu dipelajari umat Islam.

Rahasia lafaz لا ريب masih banyak yang belum mengetahui, terutama dari segi ilmu nahwu. Seperti di surat Al Baqarah ayat dua:

ذَٰلِكَ ٱلْكِتَٰبُ لَا رَيْبَ  فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ

“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,”

Lafaz لاريب  terdiri dari huruf لا dan ريب. Menurut tinjauan ilmu nahwu, huruf Laa (لا) adalah huruf nafil jinsi yang artinya huruf yang meniadakan jenis.

Huruf لا selain itu juga termasuk dalam kategori “Nafiyah amah” yang artinya meniadakan secara umum tanpa pengecualian.

Huruf لا ini memiliki fungsi menasabkan isim setelahnya dan isim yang dinasabkan oleh huruf ini tidak ditanwinkan.

Sedangkan lafaz ريب  yang menurut ilmu sorof adalah isim masdar dari kata راب يريب yang artinya “Ragu-ragu”.

Dalam tinjauan ilmu nahwu, lafaz ريب  ini memiliki kedudukan sebagai isimnya لا yang dibaca nasab sehingga diartikan dengan “Tiada keraguan”.

Kemudian, bila dilihat dalam satu kesatuan, lafaz لا ريب memiliki kedudukan sebagai khabar dari lafazذلك الكتاب sehingga artinya menjadi “Al-Qur’an ini tidak ada keraguan”.

Dalam tinjauan ilmu balaghah, lafaz ini mengandung majas isti’arah tashrihiyah karena makna yang dimaksudkan adalah الحق  atau kebenaran, artinya Al-Qur’an ini benar (tidak perlu diragukan lagi).

Selain itu, lafaz ini juga bisa dikategorikan sebagai jenis kalam khabari insya’i karena bentuknya khabar tetapi menuntut untuk dipercayai.

Adapun dalam tinjauan ilmu tafsir, lafaz لا ريب artinya adalah tidak ada keraguan sebagaimana keterangan di bawah ini:

 حدثني هارون بن إدريس الأصم، قال: حدثنا عبد الرحمن المحاربي عن ابن جُريج، عن مجاهد: لا ريب فيه، قال: لا شك فيه

Sedangkan dalam tinjauan ilmu dilalah, lafaz ريب  meskipun sinonimnya lafaz شك  tetapi keduanya berbeda.

Perbedaannya adalah jika شك untuk keraguan dalam menentuan dua hal, sedang ريب adalah keraguan yang disertai kecurigaan, biasanya berupa kecurigaan buruk sangka.

Sehingga maksud dari lafaz ini adalah keraguan yang muncul dalam hati yang dilatarbelakangi oleh sifat buruk sangka dan hasud.

Jika kita lihat dari tinjauan ilmu asbabunnuzul, ayat ini turun untuk menjawab pengingkaran yang dilakukan oleh orang kafir atau non muslim terhadap firman Allah yang diturunkan sebelumnya.

Hikmah yang dapat kita ambil dari kajian di atas adalah:

1.  Mengimani kebenaran Al-Qur’an tanpa harus selalu memperdebatkan terjemahannya.

2. Sifat buruk sangka akan sering menghasilkan perilaku untuk tidak mempercayai.

3. Untuk membuat orang percaya terhadap kebenaran Al-Qur’an membutuhkan usaha yang sangat ekstra dan perlu senantiasa mengkaji ayat Al-Qur’an.

4. Dan beberapa makna lainnya.

Semoga rahasia Allah dalam lafaz ini bisa menambahkan wawasan baru dan jadi rujukan dalam perdebatan ilmiah.

الله اعلم بالصواب

Fathur Rohman (Dosen Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng)

Tags: Al-BaqarahAl-Qur'anAllahRahasia Allah
Previous Post

Surat Al Baqarah dan Memahami Lafaz الۤمۤ

Next Post

Teks Pidato KH. Hasyim Asy’ari di Surabaya

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
Teks Pidato KH. Hasyim Asy’ari di Surabaya

Teks Pidato KH. Hasyim Asy’ari di Surabaya

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Memahami Macam Makna Musibah dalam Al-Qur’an
  • Gubernur Khofifah: Guru sebagai Fondasi Ekosistem Pendidikan yang Maju
  • Kemenhaj Resmi Rilis Desain Batik Baru untuk Penyelenggaraan Haji 2026
  • Berdakwah Ala Jek: Penuh Humor tapi Teguh Syariat
  • Hati-Hati Bahaya Maghrur, Tertipu Oleh Kebaikan Diri Sendiri

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng