tebuireng.co – Rafathar dituding bawa sial oleh nitizen setelah tim yang ia dukung yaitu Jerman kalah melawan Jepang. Hal serupa terjadi ketika Argentina yang didukung Rafathar juga kalah.
Dikarenakan kekalahan tim bola yang didukungnya, Rafathar tiba-tiba saja trending di twitter pada Kamis (24/11/22), dengan isu sebagai pembawa sial ketika mendukung tim sepakbola.
Orang tua Rafathar tidak menyangka kekalahan Argentina melawan Arab Saudi, serta Jerman atas Jepang pada dalam Piala Dunia 2022 justru berujung tudingan netizen terhadap anak sulung pasangan selebriti Raffi Ahmad dan Nagita Slavina ini.
Sebagaimana yang diketahui, keluarga presenter ini tengah menyaksikan piala dunia secara langsung di Qatar. Beberapa waktu lalu juga sempat viral video Rafathar yang tidak terima ketika namanya jadi bahan ejekan para supporter Persija usai kalahkan klub bola milik Raffi Ahmad, Rans Nusantara Fc.
Akun twitter yang mengawali isu Rafathar dituding bawa sial telah menghapus postingannya, tidak sedikit warga twitter yang kembali mengungkitnya. Berita baiknya, tidak sedikit pula yang membela Rafathar dan berpikir sehat, tidak mewajarkan hal ini.
Tidak sepantasnya seorang anak yang sedang antusias menikmati sepakbola dianggap pembawa sial hanya karena klub bola dukungannya kalah. Bahkan dalam gambaran lainpun, selayaknya tidak ada pembenaran dalam istilah pembawa sial.
Mufti Agung Al-Azhar Mesir, Prof Dr Ali Jum’ah Muhammad mengatakan, sikap menganggap sesuatu sebagai pertanda buruk adalah salah satu perbuatan kaum jahiliyah. Tradisi ini dihapuskan dan terlarang dalam Islam. Allah juga berfirman QS. Al-A’raf ayat 130 dan 131:
وَلَقَدْ أَخَذْنَا آلَ فِرْعَوْنَ بِالسِّنِينَ وَنَقْصٍ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ
Dan sesungguhnya Kami telah menghukum (Fir’aun dan) kaumnya dengan (mendatangkan) musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran.
فَإِذَا جَاءَتْهُمُ الْحَسَنَةُ قَالُوا لَنَا هَٰذِهِ ۖ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَطَّيَّرُوا بِمُوسَىٰ وَمَنْ مَعَهُ ۗ أَلَا إِنَّمَا طَائِرُهُمْ عِنْدَ اللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata: “Itu adalah karena (usaha) kami”. Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.
Ayat ini diturunkan oleh Allah setelah Firaun dan para pengikutnya menuding Nabi Musa sebagai pembawa sial. Ketika itu, Mesir dilanda musim kemarau yang panjang. Allah mencabut kebaikan berupa kesuburan, kelapangan, serta kesehatan setelah sebelumnya mereka hidup dalam kemakmuran.
Rasulullah memang pernah bersabda dalam satu riwayat:
عنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنهُمَا: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: الشُّؤْمُ فِي المَرْأَةِ وَالدَّارِ وَالْفَرَسِ
Dari Abdullah bin Umar RA, Rasulullah SAW bersabda, ‘Adakalanya kesialan itu terletak pada perempuan, rumah, dan kuda,” (HR Bukhari).
Namun, Sayidah Aisyah RA, istri Rasulullah pernah mengkritik hadis ini, ia mengatakan bahwa Abu Hurairah tidak menghafal keseluruhan hadis ini, ia melupakan redaksi awalnya. Menurut Aisyah, ini adalah perkataan orang Yahudi yang dikutip oleh Rasulullah.
Dan pemahaman kata ‘sial’ yang dimaksud hadis ini bukan kesialan yang mutlak terjadi pada tiga hal tersebut. Karena pada dasarnya makhluk Allah dapat mendatangkan kebaikan maupun keburukan.
Sifat buruk bisa melekat pada apa dan siapa saja. Namun, sepantasnya umat Islam tidak mengaitkan sesuatu sebagai pembawa sial atau pertanda buruk.
Karena hal ini termasuk sifat jahiliyah dan dilarang dalam Islam. Lagi pula segala sesuatu yang terjadi sudah tertulis di lauhul mahfudz. Semua sudah ditakdirkan oleh Allah.
Wallohu a’lam bishshowab
Oleh: Asti Maharani