Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta memecat Zainul Maarif dari jabatannya sebagai pengurus Lembaga Bahtsul Masail (LBM) NU DKI Jakarta. Pemecatan itu dilakukan akibat Zainul Maarif berserta lima rekannya yang bertemu Presiden Israel Isaac Herzog beberapa waktu lalu.
“Memutuskan bahwa beberapa orang yang terlibat langsung dan tak langsung dalam keberangkatan anak NU ke Israel itu diberhentikan dari kepengurusan Lembaga Bahtsul Masail PWNU DKI Jakarta,” kata Samsul Maarif ketua PWNU DKI, Kamis (18/7).
Sebagi informasi, baru-baru ini ada lima orang Nahdliyin bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog, di Israel. Pertemuan itu pun berbuntut panjang karena Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tak pernah memberikan mereka izin.
Ketua PBNU Savic Ali menyesalkan lima Nahdliyin bertemu Presiden Israel Isaac Herzog. Savic mengatakan kunjungan lima Nahdliyin itu bukan atas nama NU.
“Kemungkinan kunjungan mereka atas nama pribadi. Kita tidak tahu tujuannya apa dan siapa yang mensponsorinya. Ini tindakan yang disesalkan,” kata Savic, seperti dikutip situs resmi NU, Senin (15/7/2024).
Lima kader NU yang diajak bertemu Presiden Israel tersebut mengabdi di beberapa badan otonom NU. Zainul Maarif merupakan dosen di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia), Kemudian Munawir Aziz sebagai Sekretaris Umum Persatuan Pencak Silat yang juga juga Sekum Pagar Nusa. Nurul Barul Ulum dan Izza Anafisa Dania adalah anggota dari Pimpinan Pusat Fatayat NU. Sedangkan Syukron Makmun adalah Ketua Pengurus Wilayah NU Banten. PBNU menyesalkan peristiwa itu terjadi dan menganggap tindakan kader mereka tidak peka dengan konteks genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina saat ini.
Savic menilai kunjungan lima Nahdliyin karena tidak memahami geopolitik serta tak mengerti kebijakan NU secara organisasi dan perasaan seluruh warga NU. Savic mengatakan tindakan mereka dapat memperburuk citra NU di mata publik. Apalagi, sikap PBNU dan Nahdliyin berdiri di pihak Palestina dan mengecam agresi militer Israel.
Baca juga: Gerakan Genosida Upaya Zionis Ubah Palestina menjadi Israel
“Israel sampai saat ini tak mengakui Palestina dan terus melakukan agresi militer yang memakan ribuan korban jiwa. Israel masih menjatuhkan bom dan peluru kepada warga Palestina. Korbannya banyak sekali, warga sipil,” katanya.
Selain itu, PBNU segera memanggil pimpinan badan otonom (banom), serta lembaga tempat kelima orang tersebut mengabdi. Ia menjelaskan bahwa jika ditemukan unsur pelanggaran organisasi, maka bukan tidak mungkin kelima orang itu akan diberhentikan dari statusnya sebagai pengurus lembaga atau banom.
Sekjen PBNU Gus Ipul menyayangkan kunjungan lima orang tersebut yang mengatasnamakan pemuda NU ke Israel dan bertemu Isaac Herzog. Gus Ipul menegaskan bahwa kunjungan kelima pemuda itu di luar izin PBNU.
“Kelima orang tersebut tidak mendapat mandat PBNU, dan juga tidak pernah meminta izin ke PBNU,” katanya.
Gerak cepat juga dilakukan oleh Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) yang menggelar sidang etik untuk salah seorang pengajarnya, yaitu Zainul Maarif, yang ikut menemui Presiden Israel, Isaac Herzog. Zainul Maarif adalah pengajar filsafat di Unusia yang turut menemui Presiden Israel bersama empat orang lainnya.
“Unusia akan menggelar sidang etik terhadap Saudara Zainul Maarif untuk mempertanggungjawabkan aktivitas yang bersangkutan mengingat kunjungan tersebut berdampak langsung bagi reputasi Unusia dan bertentangan dengan dengan nilai-nilai yang dianut Unusia,” ujar Kepala Biro Humas Unusia, Dwi Putri, seperti dilihat di laman NU Online, Senin (15/7/2024).
Unusia menganggap pertemuan Zainul Maarif dan Presiden Israel adalah pertemuan secara individual, sehingga tidak ada kaitan apa pun dengan kampus.
Baca juga: Israel Ubah RS Nasser di Palestina Menjadi Barak Militer