• About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
LSPT
Home Kolom Pakar

Prospek Pengembangan Pondok Pesantren

Zainuddin Sugendal by Zainuddin Sugendal
2021-10-03
in Kolom Pakar, Pesantren, Tebuireng
0 0
1
Prospek Pengembangan Pondok Pesantren

Kiai Yusuf Hasyim berdiskusi dengan Fadli Zon pada tahun 2001. Sumber foto Twitter Fadli Zon.

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp
LSPT

tebuireng.co– Sebagai lembaga pendidikan dan keagamaan, pesantren mempunyai fungsi yang serba ganda. Sejarah pertumbuhannya yang berawal dari masyarakat sekitarnya, telah memberi warna kultural dan keagamaan yang berabad-abad, hal yang sulit dipisahkan dari fungsi pesantren dengan kondisi sosial kemasyrakatan yang terus berlangsung. Dengan demikian, pesantren sebagai dinamisator keagamaan, sekaligus kemasyrakatan, memang sangat potensial sebagai lembaga ‘tumpuan’ yang diharapkan mampu menjawab perubahan sosial, pergeseran nilai-nilai, dan transformasi keilmuan.

Figur kiai, santri serta segala perangkat fisik yang menandai sebuah pondok pesantren, senantiasa dikelilingi oleh sebuah kultur yang bersifat keamanan. Suatu sistem yang mengatur perilaku seseorang, pola-pola interaksi antar masyarakat, dan bahkan pola interaksi antar masyarakat dengan masyarakat yang lain. Dengan demikian, meskipun hingga kini (1986) tercatat kurang lebih sekitar 39.449 buah pondok pesantren dan madrasah, ia tampak lebih berfungsi sebagai faktor integratif (dari pada desintegratif) dalam masyarakat desa karena standart pola-pola hubungan yang telah dikembangkan itu.

Pondok pesantren bisa juga disebut sebagai lembaga non formal disebabkan oleh eksistensinya yang berada di dalam jalur kependidikan masyarakat, dan tidak berada dalam jalur pendidikan formal. Lulusan pesantren mayoritas memasuki dunia swasta, sebagai petani, pedagang, pengrajin, atau menjadi guru agama penuh atau sambilan, walaupun ada kemungkinan melanjutkan ke sekolah Negeri dan kemudian menjadi pegawai negeri. Hal yang menjadi penting di sini adalah pesantren memiliki program menyusun kurikulum sendiri.

Proses demikian mengandung proyeksi pendidikan formal, nonformal, maupun informal yang berjalan sendiri dalam suatu pemondokan atau asrama. Karena itu, pondok bukan saja sebagai lembaga proses belajar, namun juga lembaga proses hidup itu mandiri.

Menyadari pentingnya makna pesantren, beberapa tahun terakhir ini diadakan kajian-kajian dan pendekatan ke arah pengembangan pesantren yang baik dilakukan atas dasar swadaya pesantren sendiri, maupun karena kepentingan pihak luar yang turut berpartisipasi dalam proyek pengembangan pesantren. Hal ini dilakukan, karena besarnya fungsi pesantren sebagai agent of change dalam usaha modernisasi dan dinamisasi masyarakat desa.

Tentu saja, pengembangan pesantren tersebut bertolak dari fungsi dasarnya, sebagai: a) Pendidikan formal di bidang keagamaan dan kemasyarakatan melalui sistem sekolah dan kursus, b) Pelayanan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan dan penyuluhan, c) Dakwah melalui pengajian umum dan khusus, d) Pengembangan pemikiran keagamaan dan kemasyarakatan melalui majelis-majelis tarbiyah watta’lim, bahtsul masail, dan penyebaran informasi, dan e) Pembentukan jaringan eksternal yang punya prospek jangka panjang.

Dalam konteks ini, Rabithah Ma’ahid, sebagai organisasi pesantren perlu membenahi diri dan menyadari adanya perubahan dan pergeseran nilai masyarakat Indonesia, terutama dengan derasnya arus modernisasi. Tantangan ini harus kita hadapi dengan pola Khithah yang lebih jelas wawasannya, di samping perencanaan yang matang dan efektif.

Karena selama ini fungsi Rabithah Ma’ahid, masih bersifat ‘Ukhuwah’ (solidaritas) belum sampai pada taraf ‘proyeksi’ kelembagaan yang profesional, sebagai organisasi pesantren. Hal demikian wajar, karena selama ini, ikatan-ikatan kultural, terutama adanya anggapan bahwa pesantren merupakan ‘kerajaan kecil’, menjadi hambatan tersendiri dalam merumuskan program dan mekanisme kerja Rabithah Ma’ahid ini.

Tetapi hambatan kultural dan psikologis ini tidak bisa kita biarkan berlarut-larut dan saling tunggu menunggu. Hal ini yang menyebabkan sulitnya gerak kita dalam memasuki posisi tengah, di antara sekian lembaga yang beragam dan macam-macam aliran golongan.

Tentu saja untuk menerobos hambatan kultural dan psikologis tersebut membutuhkan keberanian dan kesatriaan; minimal keterbukaan kita berdialog dengan dunia luar; dan kepedulian kita menanggapi perubahan sosial, secara efektif.

Selain pembenahan wawasan, barangkali pembenahan organisatoris tidak kalah pentingnya. Struktur keorganisasian di Rabithah ini, turut menentukan lancarnya dan macetnya program-program yang akan dilakukan.

Di samping kehadiran figur pemimpin yang potensial dan energik. Pembenahan organisasi ini akan berlanjut dengan sikap profesional dalam menuntun arah kerjanya nanti. Tentunya faktor dana dan sekretariatan menjadi amat penting. Karena dua hal atau poin terakhir ini sangat disepelekan. Apalagi kesekretariatan (tempat dan mekanisme kantornya) sangat dibutuhkan perannya sebagai media administratif yang nantinya bisa dipertanggung jawabkan secara terbuka dan konsekuen.

Dalam menyusun perencanaan kerja, Rabithah harus punya sasaran dan kriteria yang jelas, yang diharapkan nantinya didukung oleh warga pesantren. Di samping adanya evaluasi program periodik.

Selama ini aspek perencanaan yang matang kebiasaan organisasi yang anggotanya kaum santri kurang diperhatikan. Hal-hal yang sering direncanakan saja, sering gagal apalagi yang tidak direncanakan. Sedangkan tindakan yang insidentil kadang-kadang juga menumbuhkan suatu proses yang kurang wajar dan tidak sehat. Hal demikian perlu dihindarkan jauh-jauh, agar nantinya, dunia pesantren yang punya ragam permasalahan tidak terkecoh oleh arus perubahan dan pergeseran, bahkan mampu mandiri dan menjadi tipe ideal dari suatu sistem lembaga pendidikan di Indonesia.

Barangkali yang terakhir ini bisa dianggap mimpi, tetapi secara ‘potensial’ pesantren punya indikasi kuat akan munculnya lembaga alternatif di bidang pengembangan sumber daya manusia; baik moril maupun materiil; di samping sebagai Lembaga pendidikan yang kualitatif. Tinggal bagaimana mewujudkan potensi yang berlimpah ruah ini secara aktual atau nyata.

Untuk lebih jelasnya, arah pengembangan Rabithah Ma’ahid ini berorientasi pada gerakan-gerakan bersama secara fungsional dan institusional. Terutama fungsinya sebagai lembaga pendidikan agama, hendaknya selalu merespon perkembangan ilmu pengetahuan, dan merangsang dinamika para santri untuk eksis dalam tantangan pemikiran dan dunia luar, di samping fungsi sosialnya sendiri yang lebih banyak dituntut untuk terjun (Da’wah bi-Haal) dalam berbagai santunan dan pengembangan kaum dhu’afa. Kami yakin bahwa partisipasi pesantren dalam pengembangan swadaya masyarakat (dalam artian yang lebih luas) akan menambah fungsinya sebagai Lembaga dakwah, diniyah, dan tarbiyah. Di samping hal yang cukup penting – sebagai lembaga perjuangan umat Islam.

Oleh: KH. M. Yusuf Hasyim, disampaikan Almarhum KH M Yusuf Hasyim, pada Musyawarah Rabithah al-Ma’ahid al-Islami, tanggal 19-20 Sepetember 1986, di Ponogoro dan pernah diterbitkan di Majalah Tebuireng edisi VI pada bulan Oktober1986.

Baca juga: Pondok Pesantren Titik Terang Pendidikan Indonesia

Tags: Pondok PesantrenProspek Pengembangan Pondok PesantrenRabithah Ma’ahidYusuf Hasyim
Previous Post

Mengenal Para Penjahat Ekonomi dalam Islam

Next Post

Yenny Wahid Ingin NU Menjadi Pengayom Masyarakat Papua

Zainuddin Sugendal

Zainuddin Sugendal

Next Post
Yenny Wahid Ingin NU Menjadi Pengayom Masyarakat Papua

Yenny Wahid Ingin NU Menjadi Pengayom Masyarakat Papua

Comments 1

  1. Ping-balik: Mencipta Maslahah sebagai Nafas Perjuangan - Dakwah | Kabarwarga.com

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

  • Ribath Nouraniyah, Rumah Aswajanya Buya Arrazy Hasyim

    Ribath Nouraniyah, Rumah Aswajanya Buya Arrazy Hasyim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Perjalanan Rumah Tangga Buya Arrazy

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Istri Ketiga Pendiri ACT Terima Aliran Dana Umat?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pendiri ACT, Dekat PKS dan Kritik Jokowi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ratibul Haddad dan Segala Khasiat Membacanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keluarga besar Tebuireng Initiatives mengucapkan, sugeng ambal warsa ke-78 KH A. Mustofa Bisri @s.kakung . Semoga selalu diberikan kesehatan, kebahagiaan, kesuksesan dan hidup yang penuh barokah. Aamiin...  Baca artikel Tebuireng Initiatives lainnya di tebuireng.co atau klik link di bio.  #tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #harlah #gusmus #tokohnasional
  • "Urip nang dunyo ora perlu kepingin dadi opo-opo lan ora perlu khawatir ora dadi opo-opo," dawuh dari KH Chusaini Ilyas.  Baca artikel Tebuireng Initiatives lainnya di www.tebuireng.co atau klik link di bio.  #tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #quotes #dawuh #mutiarahikmah #nahdlatululama #nahdliyin #chusainiilyas
  • Niat puasa Asyura  نويت صوم عاشو راء سنة لله تعالى  Nawaitu shauma Âsyûrâ-a sunnatan lilâhi ta’âlâ.  “Saya niat puasa sunah Asyura karena Allah ta’âlâ.”  #tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #sunah #puasa #muharram
  • إِنَّا لِلَّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ  Segenap keluarga besar Tebuireng Initiatives turut berdukacita atas wafatnya Ustazah Nurul
  • Niat puasa tasu
  • Seminar Nasional Universitas Hasyim Asy
  • Orang yang meninggalkan salat karena udzur seperti orang yang lupa atau tidur maka ia tidak mendapatkan dosa melainkan tetap wajib mengqhada shalatnya. Sedangkan orang yang meninggalkan salat karena sengaja ia mendapatkan dosa dan wajib segera mengqadha salatnya.  Oleh karena itu, meninggalkan salat karena udzur atau sengaja tetap sama-sama wajib qadha.  Adapun tidur atau lupa yang dikategorikan udzur di sini adalah tidur atau lupa yang tidak lalai. Misalnya orang yang tidur sebelum masuknya waktu shalat atau orang yang tidur setelah masuknya waktu shalat akan tetapi pada kebiasaannya ia selalu bangun sebelum keluar waktu shalat atau ia memesan untuk dibangunkan kepada orang yang jujur dan dipercaya untuk dibangunkan sebelum keluar waktu shalat. Maka ketika ia tidak bangun hingga keluar waktu shalat, hal tersebut dianggap udzur dan tetap wajib mengqhada shalatnya.  Mengqadha salat tidak memiliki tata cara khusus dalam pelaksanaannya. Jumlah rakaat maupun gerakan-gerakannya tetap sama dengan salat yang ditinggalkan. Hanya saja, dalam lafadz niat salatnya ada yang diganti, yaitu ada’an diganti dengan qadha’an.  Contoh :  أصلي فرض الصبح ركعتين مستقبل القبلة قضاء لله تعالى  Usholli fardhos subhi rok’ataini mustaqbilal qiblati qodho’an lillahi ta’ala.  Refresensi : Fath al-Mu’in Bisyarhi Qurroti Al-‘Ain bi Muhimmati Ad-Din, At-Taqrirot As-Sadidah Fil Masa’il Al-Mufidah.  Selengkapnya baca di www.tebuireng.co atau klik link di bio.  #tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #keislaman #salat #fiqih
  • Bincang Santai kali ini hadir dengan edisi spesial, yakni dalam rangka memperingati Harlah ke-123 Pesantren Tebuireng. Pesantren Tebuireng didirikan Hadratussyaikh KH M. Hasyim Asy
  • Keluarga besar Tebuireng Initiatives mengucapkan selamat harlah ke-123 tahun Pesantren Tebuireng.  "Mengawal Perpaduan Islam dan Indonesia"  Baca artikel Tebuireng Initiatives lainnya di tebuireng.co atau klik link di bio.  #tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #santritebuireng #gussholah #ipangwahid
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Toko >>

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist