tebuireng.co – Profil Gus Ivan, dzuriyah KH M Hasyim Asy’ari menarik untuk dibaca karena merupakan dzuriyah yang bertempat tinggal di Pesantren Tebuireng.
Profil Gus Ivan dimulai dari nama lengkapnya yaitu Muhammad Dzannuroin Aldivano bin KH Fahmi Amrulloh Hadzik, yang akrab dipanggil Ivan atau Vano.
Gus Ivan lahir di Tebuireng, pada tanggal 07 Agustus 1999. Ia merupakan putra dari pasangan KH Fahmi Amrullah Hadzik dan Hj Ainul Fadlilah.
KH Fahmi Amrullah Hadzik merupakan putra dari KH Hadzik dengan Hj Khodijah binti KH M Hasyim Asy’ari, pendiri Pesantren Tebuireng.
Gus Ivan putra kedua dari tiga bersaudara, ia mempunyai kakak perempuan bernama Ning Nahdlia Naila Iffada dan adik laki-laki bernama Gus Robbi Barrik Rizqi.
“Pendidikan sekolah dasar saya di Yayasan Darul Ulum, di Jombang saja, yang berjarak kurang lebih 7 kilo meter dari rumah selama 6 tahun,” jelasnya, Kamis (12/01/20223).
Gus Ivan menambahkan, pasca sekolah dasar ia sempat menempuh pendidikan formal di madrasah tsanawiyah selama 1 tahun.
Kemudian Gus Ivan melanjutkan pendidikan salaf di Madrasah Muallimin Hasyim Asy’ari selama 6 tahun, sudah mencakup sekolah tingkat SLTP dan SLTA.
“Selanjutnya saya melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi dan lulus melalui jalur tes, di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Insya Allah tahun 2023 lulus,” imbuh Gus Ivan.
Gus Ivan mengatakan, waktu kecil ia memiliki keinginan menjadi tentara, tetapi cita-cita itu diurungkannya karena setelah tumbuh dewasa ia menyadari jika dirinya mempunyai imun yang lemah.
Kemudian Gus Ivan mengganti cita-citanya menjadi pilot, menurutnya bercita-cita menjadi pilot sangatlah menyenangkan karena bisa terbang dari kota A ke kota B, dari kota B ke kota C bahkan bisa sampai keluar negri ataupun lintas benua yang berbeda.
Kemudian, semakin dewasa ia berfikir kembali dan mengubah cita-citanya untuk menjadi seorang guru. Ia ingin bisa mentransferkan ilmunya ke banyak orang di pesantren.
Baginya, pondok itu adalah tempat tinggal. Sedangkan, pesantren itu adalah tempat transfer ilmu. Banyak pondok di Indonesia, tapi hanya seperti pondok indah atau pondok cabe karena hanya jadi tempat tinggal.
“Pesantren itu bukan sekedar tempat tinggal, tapi juga sebagai wadah transformasi ilmu,” tegasnya.
Gus Ivan merupakan sosok yang aktif berdakwah secara online maupun ofline. Pemuda yang memiliki akun instagram bernama dzannuroin sering melakukan diskusi live instagram.
Ia juga menjadi aktor utama di film Luqothoh yang diproduksi Rumah Produksi Tebuireng dan disutradarai M Abror Rosyidin.
Gus Ivan memiliki semboyan:
ليس الفتى من يقول كان أبي، ولكن الفتى ها أناذ
Laisal fata man yaqulu kana abi, walakinal fata haa ana dza
Pemuda bukanlah ia yang berkata ini bapakku, tapi pemuda akan berkata ini aku.
“Saat ini aktif berdakwah secara virtual dan nonvirtual. Secara virtual contohnya melalui media sosial dan film. Sedangkan, nonvirtual biasanya di tempat-tempat umum,” tandasnya.
Penulis: Sulis, Aini, Elsa