tebuireng.co- Profil Gus Iqdam sedang ramai diperbincangkan publik. Nama lengkapnya Muhammad Iqdam Kholid. Muballigh muda asal Blitar ini memiliki ciri khas tersendiri dalam berdakwah. Potongan video ceramahnya banyak tersebar di berbagai platform seperti Tiktok dan Youtube Shorts. Hal tersebut membuatnya mudah dikenali dan nampak digemari oleh masyarakat dalam berbagai golongan.
Lahir pada tanggal 27 September 1994 di Blitar dari pasangan KH. Kholid dan Ny. Hj. Lanratul Farida dan merupakan anak terakhir dari empat bersaudara. Ayahnya meninggal saat usianya masih remaja. Namun hal tersebut tidak membuatnya lantas berhenti dari belajar mendalami ilmu agama.
Sepeninggal ayahnya, ia beralih mendalami ilmu agama kepada pamannya yakni KH. Dliyauddin Azzamzami. Lalu melanjutkan belajar di Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri. Pada akhir tahun 2018, ia mendirikan Majelis Ta’lim Sabilu Taubah yang pada saat itu hanya terdapat tujuh jamaah. Namun, selang beberapa tahun majelis ta’lim tersebut menjadi sangat fenomenal. Jamaahnya bahkan sudah mencapai ribuan.
Meski pada awal mendirikan majelis ta’lim tersebut hanya terdapat tujuh jama’ah, Gus Iqdam tetap bersemangat dalam menjalaninya. Baginya, yang terpenting dari mengaji adalah niatnya bukan pada seberapa banyak jamaah di dalamnya.
Ia sengaja memberi nama Majelis Sabilu Taubah yang berarti jalan taubat. Hal tersebut karena jamaah di dalamnya tidak hanya terdiri dari orang-orang saleh, alumni pesantren atau orang yang sudah tidak asing pada ilmu agama. Namun, banyak juga jamaah yang merupakan orang-orang luar yang bahkan tidak paham agama.
Gus Iqdam juga sengaja memperuntukkan majelis tersebut sebagai tempat mengaji bagi orang-orang berideologi jalanan, marginal dan selalu berurusan dengan kriminal. Gus Iqdam dengan lembut dan telaten mengajak mereka agar bisa ngaji bersama.
Ia menjelaskan bahwa ngaji merupakan salah satu cara mengatur jiwa, mengolah pikiran dan ruhani. Ngaji adalah ibarat bensin yang sangat dibutuhkan mobil untuk bisa menggerakkannya. Bagaimana kendaraan bisa bergerak jika tidak ada bensin, seperti itulah bagaimana raga bisa bergerak menjadi baik jika tidak mengaji.
Hadirnya Majelis Sabilu Taubah tersebut sangat digemari dan dinikmati oleh masyarakat. Pembawaan dakwah di dalamnya santai agar suasana menjadi riang gembira dan tidak terkesan formal sehingga jamaah tidak merasa canggung dan bahkan merasa terwadahi sebagai tempat curhat dalam skala besar.
Gus Iqdam merupakan keturunan suku Jawa yang sekarang menetap dan tinggal di Blitar, Jawa Timur bersama istri dan anaknya. Selain sibuk untuk berdakwah, ia juga memiliki kesibukan lain sebagai pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam II di Desa Karanggayam, Kabupaten Blitar.
Baca juga: Biografi Gus Ahmad Kafabihi Lirboyo