Profil singkat KH Abdurrahman Wahid ditulis dalam Kitab Jamharatu A’lam Al-Azhar Al-Syarif. Profil singkat tersebut diungkap Rais Syuriyah PBNU, KH Ahmad Ishomuddin di laman facebooknya.
“Saat baca Kitab Jamharatu A’lam Al-Azhar Al-Syarif yang terdiri dari 10 jilid tebal, saya menemukan nama dan riwayat amat singkat dari KH Abdurrahman Wahid pada jilid 9 kitab tersebut,” tulis Kiai Ishom.
Kiai Ishom lalu menjelaskan bahwa nama Gus Dur dicantumkan bersama dengan ratusan nama ulama besar alumni Universitas Al-Azhar yang berasal dari seluruh dunia.
Di antara keterangan profil singkat Gus Dur dalam Kitab Jamharatu A’lam Al-Azhar Al-Syarif yaitu dituliskan bahwa Gus Dur adalah Presiden Republik Indonesia. Kemudian disebutkan jika KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), lahir di Jawa tahun 1360 H/1941 M, berasal dari keluarga yang taat beragama dan menjaga tradisi keislaman.
Setelah menyempurnakan pendidikan awalnya di Indonesia, pernah kuliah di Universitas Al-Azhar, lalu kuliah lagi di Irak, kemudian ke Kanada. Amat mahir berbahasa Inggris dan Arab (bahkan lancar berbahasa Prancis), telah menjadi pribadi yang religius dan menjadi tokoh masyarakat terkemuka di Indonesia.
Beliau dihormati oleh berjuta-juta rakyat Indonesia, menjadi pemimpin gerakan Nahdlatul Ulama (NU), sebuah organisasi sosial Islam terbesar di Indonesia.
Baca Juga: Nama Gus Dur Diusulkan Jadi Nama Bandara
Profil singkat KH Abdurrahman Wahid dalam Kitab Jamharatu A’lam Al-Azhar Al-Syarif menandakan bahwa sosok Gus Dur diakui dunia Internasional. Saat di Al-Azhar, Gus Dur berkawan dekat dengan KH Mustofa Bisri (Gus Mus) asal Rembang. Persahabatan itu melekat hingga akhir hayatnya.
Dalam salah satu keterangan dari orang terdekat Gus Dur, sebelum wafat pada 2009. Gus Dur ngotot ingin datang ke Rembang menemui Gus Mus. Padahal saat itu kondisi fisiknya sedang tidak fit. Namun, Gus Dur tetap ngotot ke Rembang. Keluarga sempat menawarkan untuk menjemput Gus Mus ke Rembang dan Gus Dur tidak perlu jauh-jauh ke Rembang. Namun, Gus Dur menolak. Baginya, yang kangen adalah dia, maka dia pula yang harus ke Rembang.
Selain dimuat di Kitab Jamharatu A’lam Al-Azhar, profil Gus Dur juga tampil di laman Facebook resmi Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Ketua Umum PBNU 1984-1999 itu disebut sebagai Abu Al-Dimuqratiyyah Al-Indunisiyyah atau bapak demokrasi Indonesia. Dalam keterangannya dijelaskan, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah ikon toleransi beragama dan menjadi pemimpin di masa transisi demokrasi.
Mengutip pendapat juru bicara gedung putih, Robert Gibbs yang menyatakan KH Abdurrahman Wahid adalah orang yang bekerja untuk perdamaian dan kemakmuran di Indonesia. Selain itu dia adalah tokoh yang menjadi penghubung antarkelompok agama yang berbeda.
Akun resmi Al-Azhar yang beralamat “Official Azhar University” ini mengunggah infografis Gus Dur pada hari Jumat (17/6/2016) waktu setempat dengan tagline Azhariyyuun Haulal Al-‘Aalam (Alumni Al-Azhar di Seluruh Dunia).
Begitulah Gus Dur, meskipun terkadang terlihat aneh dalam bersikap. Namun, banyak yang merindukan kehadirannya. Kecerdasannya membuat banyak orang terkagum-kagum. Bahkan, hingga wafatpun masih dicari banyak orang. Ada ribuan peziarah yang datang ke makamnya Gus Dur di Tebuireng setiap hari. Gus Dur selalu di hati.
Nb: Diolah dari berbagai sumber