Ketua umum Presidium Nasional (Presnas) Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng (Ikapete), Prof Maskuri Bakri mengajak seluruh alumni Pesantren Tebuireng untuk terus adaptif dan responsif dalam menghadapi tantangan zaman.
Ia menegaskan bahwa dunia terus berubah dan berkembang, sehingga para alumni harus mampu menyesuaikan diri tanpa melupakan akar nilai-nilai pesantren.
“Sesungguhnya hidup adalah perubahan, progresivitas, pembaharuan, dan kemajuan. Maka kita tidak boleh stagnan dan diam di tempat. Adaptasi itu perlu, selama tidak menyimpang dari nilai-nilai luhur yang kita pegang,” tegasnya dalam acara Halal Bi Halal dan Temu Alumni Nasional yang dilaksanakan di halaman Pondok Putri Pesantren Tebuireng, Sabtu, (26/04/25).
Dalam kesempatan tersebut, ia mengapresiasi keberhasilan panitia pelaksana dalam menyelenggarakan kegiatan penting dengan melakukan perpindahan lokasi dari depan Ndalem Kesepuhan ke area depan Pondok Putri Pesantren Tebuireng. Hal ini menunjukkan kelincahan dan kepekaan terhadap dinamika serta kebutuhan situasional, yang tentu tidak lepas dari restu pengasuh.
Lebih jauh, presnas Ikapete tersebut juga menyoroti mulai meluasnya peran Ikapete ke luar lingkup alumni Tebuireng. Dalam ajang Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK), Ikapete telah mengajak berbagai pesantren lain untuk ikut serta dalam fastabiqul khairat, hal ini menunjukkan semangat kolaboratif dan inklusif.
“sebagaimana tagline kami yang berbunyi: Ikapete Bersatu, Ikapete Berkarya, Ikapete Bermanfaat, dan Ikapete Berkah untuk Indonesia dan Dunia. Ini adalah semangat yang harus kita kibarkan di mana pun kita berada,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa alumni adalah buah dari pesantren. Maka, sebagai “buah manis”, para alumni harus memberi manfaat, bukan menjadi pemecah belah. Sinergi dan persatuan antar alumni dengan pesantren dan alumni dengan masyarakat luas menjadi kunci keberhasilan peran alumni di tengah kehidupan sosial.
“Pesantren adalah harta paling berharga yang telah mengantarkan kita menjadi seperti sekarang. Maka kita harus menjaga marwahnya dan senantiasa menjunjung tinggi sinergisitas, bukan ego sektoral,” tambahnya.
Dengan keberagaman pemikiran dan latar belakang yang dimiliki para alumni, dinamika dalam tubuh Ikapete sangatlah luar biasa. Namun, ia menekankan bahwa perbedaan adalah kekuatan jika dikelola dengan kebersamaan dan visi kolektif.
“Saya selalu katakan, seberat apa pun amanah membawa Ikapete, jangan pernah mundur. Karena di belakang kita ada restu dan doa Hadhratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari,” pungkasnya.
Baca juga: Empat Ciri Menjadi Pemimpin Perubahan Menurut Presnas Ikapete