tebuireng.co– Pondok pesantren sebagai bagian integral dari institusi pendidikan berbasis keislaman dan kemasyarakatan, memiliki ciri khas tersendiri untuk membentuk para peserta didiknya menjadi orang-orang berkarakter, orang-orang yang memiliki akhlak budi pekerti yang baik sehingga bisa menjadi teladan bagi masyarakat. Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan yang konsisten selalu menerapkan sistem pendidikan berbasis keislaman dalam kesehariannya, doktrin nilai-nilai kebangsaan pun tak bisa lepas dari lembaga ini, sehingga lembaga pendidikan ini selalu banyak diminati oleh masyarakat yang ingin anaknya menjadi pribadi yang berakhlakul karimah.
Sistem Pengadopsian di pesantren terdiri dari sistem klasikal dan modern. Hal ini menjadikan bahwa banyak Alumni Pondok Pesantren bisa mengimbangi arus modernitas yang ada. Pembelajaran yang terdapat di Pesantren adalah mendahulukan Tazkiyah (pembersihan jiwa) sebelum Tarbiyah (pendidikan). Mengedepankan Ta’adub sebelum Ta’alum, hal inilah yang membedakan dengan lembaga pendidikan yang lain.
Di pondok pesantren selalu mengedepankan pendidikan Akhlak terhadap peserta didiknya (santri) sebelum melakukan mentransfer ilmu, karena ketika akhlak sudah diterima dan dilakukan dengan baik, ilmu pun juga akan mengikutinya, bahkan yang selalu dilihat oleh masyarakat pada umumnya bukanlah sebuah nilai akademiknya, melainkan seberapa baik sopan santunya.
Pondok pesantren menjadi tempat transisi (belajar) akhlak terhadap siapapun yang ada di dalamnya, karena pendidikan asli Indonesia ini selalu dikenal dengan pendidikan multikultural karena lembaga yang selalu terbuka terhadap apapun dan siapapun serta memiliki ciri pendidikan yang khas, sehingga sampai sekarang masih tetap berdiri kokoh di tengah-tengah masyarakat dengan menampakkan kebhinekaan dan kemandirian.
Kemandirian ini adalah salah satu corak dari pendidikan pesantren berasrama, inilah yang kemudian diadopsi system pendidikan Barat. Karena beberapa tujuan orang tua memasukan anaknya di pondok pesantren salah satu diantaranya adalah agar supaya anak bisa hidup mandiri, bisa menyelesaikan tugasnya dan kebutuhanya dengan kemandirian tidak selalu tegantung kepada orang lain. Dan ini yang menjadikan masyarakat berbondong-bondong mendaftarkan putra-putrinya ke lembaga pendidikan khas Indonesia ini. Tak ayal, beberapa pesantren di Indonesia menerapkan beberapa metode guna menciptakan peserta didiknya bisa hidup mandiri dan berakhlakul karimah.
Akhlakul karimah selalu ditekankan di lingkungan pondok pesantren, karena hal inilah yang membedakan terhadap lembaga pendidikan yang lainya. Pendidikan akhlak di pondok pesantren lebih di tekankan dari pada sebuah nilai intelektual semata. Seorang santri nilai akademisnya bagus, namun nilai akhlakul karimahnya kurang, maka hal ini belum di nyatakan sebuah prestasi yang membanggakan, karena ukuran santri yang prestasi bukan dinilai dari prestasi apa yang telah diraih semata, melainkan adalah akhlak budi pekerti yang santun terhadap siapapun terlebih terhadap para guru, orang tua dan masyarakat.
Pendidikan Karakter Khas Pesantren
Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dengan sistemik untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia dalam praktik kehidupan di Masyarakat. Dalam proses pendidikan internalisasi nilai-nilai budaya luhur merupakan sebuah upaya untuk mencegah berubahnya nilai-nilai moral terhadap anak-anak di usia yang masih muda, sehingga perlu adanya pendidikan khusus untuk menciptakan karakter tunas bangsa yang berkarakter.
Baca juga: Pondok Pesantren Titik Terang Pendidikan Indonesia
Pondok Pesantren adalah Pendidikan yang mempunyai cara metode dan gaya yang khas, yang tidak terdapat dalam institusi pendidikan yang lain. Pesantren memiliki keunggulan dan karakteristik yang khusus dalam mengaplikasikan pendidikan karakter bagi peserta didiknya (santri) sehingga sesuatu yang dihasilkannya pun menjadi khas dan menjadi karakteristik tersendiri bagi lulusan pesantren. Pesantren ini selalu mempunya jiwa dan doktrin terhadap para santri-santrinya ketika menuntut ilmu di pesantren.
Doktrin-doktrin yang selalu diberikan oleh Pesantren terhadap santrinya adalah sikap Keikhlasan, Tawadhu’, Kesederhanaan, Kemandirian, Jujur, Kerja keras, Tanggung Jawab, saling menghargai satu sama lain / loyal terhadap sesuatu apapun. Sikap atau doktrin inilah yang selalu ditanamkan oleh pesantren kepada para santrinya sehingga siapapun yang menempuh pendidikan di pesantren dalam dirinya akan timbul nilai-nilai yang ditanamkan pesantren.
Para Kiai di pondok pesantren selalu menekankan kepada para santrinya untuk selalu memiliki sifat yang andap asor, yakni sikap yang selalu merendah terhadap siapapun dan tidak menampakkan sebuah kebanggaan terhadap dirinya serta mengekang hawa nafsu atau yang biasa di sebut dengan tirakat yakni sikap menawan segala keinginan dan hawa nafsu yang berhubungan dengan sifat keduniawiannya untuk membiasakan hidup apa adanya (sederhana), hal inilah doktrin khas pesantren yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan yang lainya.
Dalam kata pengantar buku “Pendidikan Karakter Berbasis Tradisi Pesantren” KH. Said Aqil Siradj mengatakan bahwasanya Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang genuin tertua di Indonesia, eksistensinya sudah teruji oleh zaman, sehingga saat ini masih survive dengan berbagai macam dinamikanya. Alhasil Pondok Pesantren memilki posisi strategis untuk mengawal pengembangan pendidikan karakter di Indonesia dan menjadi acuan dalam menerapkan sistem budaya luhur, dan akhlakul karimah.
Perlu kita sadari bersama bahwasanya kemajuan suatu bangsa terletak pada karakter masing-masing penduduknya, kemampuan akademisnya, keungulan cara berfikirnya, dan sinerginya para pemimpinya dengan dilandasi karakter budi luhur pada dirinya. Sehingga pendidikan karakter sangatlah diperlukan guna membentuk dan membangun moral suatu bangsa guna mewujudkan masyarakat yang beretika, bermoral, dan beradab sesuai dengan isi butir pancasila.
Oleh: Ari Setiawan al-Bunny, mahasiswa pasca sarjana IKHAC Mojokerto
Baca juga: Lewat Wirausaha Pesantren Mandiri