• About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
LSPT
Home Pesantren Kiai

Pondok Pesantren dalam Pembentukan Karakter Santri

Oleh: Syofiatul Hasanah

Zainuddin Sugendal by Zainuddin Sugendal
2022-07-23
in Kiai, Kitab Kuning, Pengajian, Pesantren, Santri
0 0
0
Pondok Pesantren dalam Pembentukan Karakter Santri

Pondok Pesantren dalam Pembentukan Karakter Santri (Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp
LSPT

tebuireng.co- Santri menurut D. Zawawi Imron adalah mereka yang belajar kalimat suci dan indah yaitu Al-Qur’an. Karena kitab suci umat Islam tersebut keindahannya tidak tertandingi. Dalam artian lain santri ialah orang yang belajar dan mendalami ilmu-ilmu agama. Dan karakter santri akan menjadi pembeda karena mereka meniru kiai serta ulama yang telah mendidik mereka. Seorang kiai juga meniru apa yang telah dilakukan oleh gurunya dan terus sampai Rasulullah Saw.

Sedangkan Pondok Pesantren merupakan wadah untuk mencetak para santri yang berkualitas serta berintelektual tinggi terutama di bidang agama, sehingga dapat mengatasi problematika di masyarakat sesuai syariat.

Membangun karakter dan pola pikir santri tidaklah mudah, mengingat perubahan zaman membawa kemajuan terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin canggih membawa dampak yang signifikan terhadap penggunanya. Akan berdampak positif bilamana penggunanya mampu memanfaatkan dengan baik dan tepat, sebaliknya akan berdampak negatif jika penggunanya tidak dapat memilah serta memilih baik buruknya Teknologi.

Baca juga: Menjadi Santri di Era Globalisasi?

Lantas bagaimana dengan bangsa ini jika para santri tidak dapat memanfaatkan Teknologi dengan baik? Bagaimana keadaan bangsa di masa depan jika santri masa kini tidak bisa mengimplementasikan ilmunya dangan benar? Di sinilah kiai dan pondok pesantren berperan dalam mencetak generasi santri yang memiliki intelektual serta moralitas tinggi sehingga dapat meneruskan perjuangan para pejuang mempertahankan kemerdekan.

Para santri dididik oleh seorang kiai yang merupakan seorang muslim terhormat yang telah membaktikan hidupnya untuk Allah Swt serta mendalami dan menyebarluaskan ajaran dan pandangan Islam.

Kiai selaku guru sangatlah berperan dalam proses perdidikan, peran inilah yang menentukan hasil perubahan kepribadian seorang peserta didik, dalam tugasnya sebagai guru, guru juga bertanggung jawab untuk meningkatkan etika sosial santri serta dididik untuk membentuk karakter kepribadian santri yang berkualitas. Etika sosial sangat penting sekali sebagai refleksi keimananan dan ketakwaannya kepada Allah Swt.

Dalam membentuk karakter serta intelektual santri ada beberapa cara yang dilakukan para kiai di antaranya:

  1. Bimbingan yaitu, kiai langsung membimbing santri dengan berbagai metode salah satunya dengan praktek seperti belajar menjadi imam sholat, mengaji, dan berdakwah.
  2. Musyawarah yaitu, setiap santri diharuskan bermusyawarah atau diskusi dalam memecahkan suatu permasalahan, sehingga para santri memiliki kesempatan dan keberanian dalam mengeluarkan pendapat.
  3. Displin yaitu, kiai menanamkan pendidikan karakter kepada para santri dengan cara disiplin. Baik dalam ibadah maupun kegiatan yang di adakan pondok pesantren. Sikap ini sebagai bekal para santri ketika terjun ke masyarakat.
  4. Istiqomah yaitu kiai memberikan pengajaran agar santri terus menerus dalam kebaikan. Sebab seperti yang seringkali diungkapkan para kiai bahwa Al Istiqomah Afdulu Minal Karomah yang artinya terus menerus dalam kebaikan itu lebih baik dari karomah.
  5. Hafalan yaitu, kiai memberikan sistem hafalan kepada santrinya seperti menghafal Al-Qur’an, hadist, kitab (nadhoman), doa-doa dan lain sebagainya. Hal ini bertujuan agar para santri memiliki kecerdasan dalam mengingat. Menurut penelitian terbaru, menghafal mampu meningkatkan kinerja otak. Semakin banyak menghafal maka sel-sel dalam otak akan berkembang dan saling menyambung menjadi satu dalam kesatuan yang lebih luas. Maka dampaknya adalah otak /ingatan akan lebih kuat, tidak mudah lupa dan lebih cepat dalam mengingat/menyimpan informasi/ilmu.

Oleh: Syofiatul Hasanah

Baca juga: Santripreneur dan Katalisator Ekonomi Umat

Previous Post

Gus Ipang Terpilih sebagai Wisudawan Terbaik di UNIGA Malang

Next Post

Cara Rasulullah Menghormati Anak

Zainuddin Sugendal

Zainuddin Sugendal

Next Post
Cara Rasulullah Menghormati Anak

Cara Rasulullah Menghormati Anak

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

  • Profil Ringkas Ning Jazil, Istri Gus Kautsar

    Profil Ringkas Ning Jazil, Istri Gus Kautsar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ribath Nouraniyah, Rumah Aswajanya Buya Arrazy Hasyim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Hadis Riwayah dan Dirayah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Profil Gus Iqdam, Pendiri Majelis Ta’lim Sabilu Taubah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Biografi Gus Ahmad Kafabihi Lirboyo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Toko >>

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In