tebuireng.co – Pesan Gus Sholah untuk alumni Tebuireng ditulis sebagai pembanding dalam perdebatan Tubagus Nurul Alam vs Bahar Smith. Tulisan ini tidak bermaksud membela salah satu atau menghakimi keduanya.
Beberapa waktu terakhir Pondok Pesantren Tebuireng kembali ramai dibahas di media sosial setelah seorang pria melaporkan Bahar Bin Smith. Pria tersebut berbicara ke publik jika ia alumni Tebuireng.
Keramaian ini bermula dari sidang lanjutan kasus dugaan berita bohong dengan terdakwa Bahar bin Smith yang menghadirkan pelapor yakni Tubagus Nurul Alam untuk memberikan keterangan di Pengadilan Negeri Bandung, Selasa (10/5/2021)
Dalam kesaksiannya, Tubagus mengaku menonton sebuah video berisi ceramah Bahar bin Smith di kanal YouTube milik Tatang Rustandi. Menurut Tubagus, isi ceramah Bahar bin Smith tidak sesuai dengan fakta yang dia ketahui.
“Beliau (Bahar) mengatakan (Habib) Rizieq dipenjara karena melaksanakan Maulid Nabi. Pengawal enam itu (laskar FPI) dikuliti. Saya kira itu bohong, yang saya tahu, Habib Rizieq Shihab dipenjara karena melanggar PPKM. Pengawal enam itu meninggal karena ditembak polisi yang saya tahu dari media,” papar Tubagus.
Tubagus menilai, ceramah Bahar terkait Rizieq Shihab dipenjara karena menggelar Maulid Nabi adalah sebuah kebohongan. Pasalnya, dari pengalaman hidupnya, banyak orang atau ulama menggelar Maulid Nabi tanpa menimbulkan masalah.
“Menurut saya, Pak Jaksa, umat Islam itu santun, perayaan Maulid Nabi itu beliau berkata bohong. Enggak mungkin di Indonesia merayakan Maulid Nabi dan dipenjara. Di kampung saya saja banyak Pak Jaksa yang merayakan Maulid Nabi dan tidak dipenjara,” tegasnya.
Dalam sidang tersebut juga terungkap, Tubagus menonton ceramah Bahar bin Smith pada 16 Desember 2021. Tubagus kemudian membuat laporan ke Polda Metro Jaya. Selama proses penyelidikan, Tubagus sudah diperiksa polisi.
Bahar bin Smith diseret ke meja hijau atas kasus dugaan penyebaran berita bohong saat ceramah Maulid Nabi di Bandung. Selain Bahar, pengunggah video Tatan Rustandi juga ikut diadili.
Sementara itu, Bahar Smith menolak keterangan saksi pelapor atas nama Tubagus Nurul Alam. Dalam persidangan sempat terjadi adu argumen antara Bahar dan Tubagus.
Bahar sempat menanyakan kepada Tubagus, darimana dirinya tahu bahwa itu merupakan sebuah kebohongan.
“Dari video dan berita di media,” ujar Tubagus.
“Anda yakin?,” tanya Bahar
“Yakin,” jawabnya.
Bahar menyampaikan, alasan Tubagus melaporkan dirinya hanya karena keyakinan bukan atas kebenaran atau fakta yang Ia dapatkan sendiri.
“Seseorang tidak bisa dihukum karena keyakinan, karena setiap orang punya keyakinannya masing-masing. Kalau begitu saya juga bisa meyakini kalau perkataan saya dalam video itu benar,” ungkapnya.
Lebih lanjut, dalam keterangannya Tubagus menuturkan kalau penyampaian ceramah Bahar dalam video tersebut kasar, sehingga tidak bisa Ia terima.
“Menurut Anda saya kasar?,” tanya Bahar.
Menurut Bahar, Tubagus berprinsip kalau video tersebut mengandung berita bohong karena berdasarkan asumsi sendiri.
“Daritadi dalam penyampaiannya pakai kalimat ‘menurut saya’, tidak pakai fakta-fakta,” tandas Bahar
Pesan Pengasuh Tebuireng (2006-2020) KH Salahuddin Wahid (Gsu Sholah) untuk Alumni Tebuireng
Pesan Gus Sholah untuk alumni ini disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang Jawa Timur, KH. Salahuddin Wahid (Gus Sholah) saat Orasi Ilmiah di acara Tahlil Akbar, Temu Alumni XII, dan Munas V IKAPETE (Ikatan Alumni Pesantren Tebuireng) di halaman pesantren setempat, Sabtu (22/07/2017)
Ia meminta alumni bertekad menyebarluaskan pemikiran KH Hasyim Asyari di berbagai belahan dunia. Upaya ini menurut Gus Sholah, bukan tanpa ada alasan yang jelas.
Pada kondisi belakangan ini, sebagian orang sudah tidak lagi memperhatikan pemikiran KH Hasyim Asy’ari sebagai acuan dalam hidup. Bahkan, menurutnya, ada sebagian oknum yang hendak menggembosi pemikiran KH Hasyim Asy’ari.
“Ini dilakukan karena orang sudah tidak banyak lagi melihat pemikiran Mbah Hasyim termasuk juga orang NU, ada juga orang yang membawa nama Mbah Hasyim, tapi tidak menghargai Mbah Hasyim bahkan ada juga yang berniat untuk merubahnya,” katanya.
Salah satu bentuk konkrit dari upaya penyebaran pemikiran KH Hasyim Asy’ari yaitu mengumpulkan naskah pemikiran KH Hasyim Asy’ari yang selanjutnya dibukukan di penerbitan Tebuireng.
“Saya mengajak kawan-kawan alumni untuk menulis buku tentang Mbah Hasyim, menulis naskah yang bisa diterbitkan, oleh karena itu saya meminta kepedulian untuk menulis dan mencari naskah tentang pemikiran Mbah Hasyim,” ajak Gus Sholah.
Dikatakan, Pesantren Tebuireng melakukan kerja sama dengan beberapa penerbit buku di Jawa Timur dan Jawa Tengah, khususnya sejumlah penerbit buku yang berada dalam naungan pondok pesantren.
“Seperti Sidogiri, dimulai dengan penukaran buku antara Penerbit Tebuireng dengan Sidogiri,” tutur Gus Sholah.
Sementara itu, pesan KH Salahuddin saat Wisuda Mahasantri IV Ma’had Aly Hasyim Asy’ari (MAHA) Tebuireng, Ahad (26/11/2017) meminta alumni Tebuireng membawa Islam yang indah.
Karena salah satu masalah yang dihadapi masyarakat saat ini adalah jarak yang lebar antara Islam yang indah dan perilaku muslim yang tidak indah atau kurang indah.
“Semoga alumni Pesantren Tebuireng mampu melahirkan generasi baru ulama yang mampu mengurangi kesenjangan tersebut,” tandasnya.