• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
LSPT
Home Keislaman Tokoh

Pernyataan Megawati, Pengajian Tidak Baik?

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2023-02-21
in Tokoh
1 0
0
Pernyataan Megawati, Pengajian Tidak Baik?

Pernyataan Megawati, Komentari ibu-ibu pengajian (ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp
LSPT

tebuireng.co – Pernyataan Megawati tentang ibu-ibu pengajian menuai kontroversi. Pandangan itu diungkapkan saat Megawati menjadi pembicara pada acara Seminar Nasional Pancasila, Kamis (16/2/2023).

Dalam video yang diunggah oleh akun youtube Tribun, Megawati menanyakan mengapa budaya ibu-ibu pada saat ini sering melakukan pengajian, sehingga nasib anak tidak diperhatikan.

“Saya ngeliat ibu-ibu tuh ya, maaf ya sekarang kan kayanya budayanya tuh, maaf beribu maaf jangan lagi nanti saya dibuli. Kenapa senang banget ngikut pengajian ya? Maaf beribu maaf. Saya sampai mikir gitu, ini pengajian ini sampai kapan ya? Anaknya mau diapain,” jelasnya.

Menurut Megawati, pernyataannya itu bukan bermaksud melarang ibu-ibu ikut pengajian. Namun, perlu juga memperhatikan kondisi anak-anaknya.

“Boleh, bukan berarti tidak boleh, saya juga pernah pengajian kok,” katanya.

Menurut tokoh agama Mamang M Haerudin (Aa), sosok yang bernama lengkap Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri tidak begitu mempunyai kemampuan public speaking yang bagus.

“Ia sudah kena bully untuk yang ke sekian kalinya. Kali ini ia menyentil ibu-ibu pengajian, dengan dalih bahwa sering ke pengajian merupakan salah satu penyebab menelantarkan anak,” imbuhnya.

Aa mengatakan, pernyataan Megawati tersebut bila dianalisa tidak murni salah. Fakta di lapangan bahwa ibu-ibu Muslimah di Indonesia memang over dosis pengajian.

Bayangkan dalam seminggu saja, ada ibu-ibu yang setiap hari ikut pengajian. Dengan berbagai macam motif dan alasan tentunya. Itu dalam konteks pengajian di satu desa, belum lagi kalau lingkupnya Kecamatan, Kabupaten dan seterusnya.

“Bahkan ibu-ibu Muslimah ini sering rela bepergian jauh hanya untuk ikut pengajian. Pernyataan Megawati ada benarnya. Apalagi jika pengajian semakin ke sini semakin menyeruak tetapi malah semakin jauh dari subtansi dakwah,” tegasnya.

Bagi Aa, hukum awalnya mengikuti pengajian itu baik, bernilai ibadah, mengantarkan seseorang untuk lebih dekat dengan Allah dan seterusnya, tetapi kalau realitasnya seperti yang terjadi di Indonesia memang faktanya kebangetan.

Pengajian yang kehilangan orientasi utamanya, pengajian yang justru sekadar seremonial dan hampir tidak ada korelasinya dengan transformasi sosial.

Prinsipnya dalam segala hal adalah proporsional. Jadi pengajian kalau over dosis juga sebaiknya tidak dilakukan lagi. Tidak boleh berlebihan dan apalagi kalau sampai mendegradasi dari niat awal.

Ketika pengajian dijadikan gaya hidup, berpotensi hedonis yang jauh dari kebutuhan ukhrawi.

“Dalam istilah Megawati tetap harus ada manajemen rumah tangga yang baik agar segala sisi kehidupan rumah tangga masing-masing kita tidak timpang. Bagaimana hak dan kewajiban berjalan beriringan,” ujar Aa.

Bagi Aa, termasuk pengajian yang over dosis adalah pengajian yang menghabiskan dana umat ratusan sampai miliaran rupiah. Pengajian yang rupanya sekadar kumpul-kumpul banyak orang dan di saat yang sama tidak ada korelasinya terhadap tranformasi sosial.

“Saya pikir, pengajian itu tetap penting, seperti saya di desa sendiri punya pengajian rutin dua minggu sekali, jadi sebulan cuma dua kali pengajian. Dua kali dalam sebulan pun konsep pengajiannya didesain secara agak berbeda,” ungkapnya.

Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Cholil Nafis turut merespons dengan memafkan Megawati yang sudah minta maaf sebelumnya.

“Saya maafkan. Namun, tak ada ceritanya ibu-ibu rajin ngaji itu jadi bodoh dan tidak kreatif. Ngaji itu melatih hati dan mengkaji melatih pikir. Keduanya banyak yang bisa memadukan sekaligus. Soal tak senang ngaji tak apalah, tapi tak usah usil dengan ibu-ibu yang rajin ngaji sampai kapan pun,” tandasnya.

Tags: kontroversi MegawatimegawatiMegawati komentari ibu pengajianMegawati SoekarnoSiapa Megawati
Previous Post

Tujuan Pernikahan Ning Jazil & Gus Kautsar

Next Post

Ayat yang Turun di Bulan Sya’ban

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
ayat yang turun di bulan sya'ban

Ayat yang Turun di Bulan Sya'ban

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Kungfu Boy dan Spirit Belajar
  • Perlunya Detoks Digital di Era yang Serba Digital
  • Pentingnya Manusia Merencanakan Masa Depan
  • Erick Thohir Ditunjuk Menjadi Ketua Lakpesdam PBNU
  • Bromo Raih Anugerah Taman Nasional Terindah ke -3 di Dunia

Komentar Terbaru

  • Kresna dwiprasojo pada Kiai Keturunan Joko Tingkir di Jombang
  • Syauqi pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • Ibnu faisol pada Ribath Nouraniyah, Rumah Aswajanya Buya Arrazy Hasyim
  • Memperingati Maulid Nabi, Gus Kafa Lirboyo Pemberi Tausiah - Pondok Pesantren Wisata An-Nur II Al-Murtadlo pada Biografi Gus Ahmad Kafabihi Lirboyo
  • abdul kohar pada Ribath Nouraniyah, Rumah Aswajanya Buya Arrazy Hasyim
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In