Tebuireng.co- Hari Jum’at (26/02/2021), Madrasah Menerjemah memulai kelas perdana berupa pelatihan menerjemah secara luring di aula lantai 1 gedung KH. Yusuf Hasyim dan daring melalui aplikasi zoom. Tebuireng Initiatives sebagai fasilitator dari kegiatan ini, berharap lahirnya bibit-bibit penerjemah unggul dari Pesantren Tebuireng. Guna menyajikan kitab-kitab klasik yang bisa dinikmati khalayak ramai.
Antusiasme dari para peserta terpilih Madrasah Menerjemah sangat luar biasa. Baik dari para peserta yang mengikuti secara luring berjumlah 12 orang, maupun secara daring yang berjumlah 8 orang. Mereka saling sahut tanya dan jawab, antara mentor dan peserta. Cukup menghidupkan suasana walaupun kadang diselingi gelak tawa para peserta.
“Ada dua sesi dalam Madrasah Menerjemah ini, sesi pagi dan sesi siang. Untuk sesi di pagi hari, program pendalaman materi. Sedangkan untuk sesi siang hari adalah praktik,” ungkap Masnun, salah satu tim Madrasah Menerjemah.
Dr. Fathur Rohman. M. Pd.I., sebagai Kepala Prodi Bahasa Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy), menjadi mentor di pertemuan pertama ini mengatakan “Namanya juga masih edisi awal, jadi banyak hal-hal sepele yang ditanyakan sehingga menimbulkan gelak tawa dari para peserta lainnya,” jawabnya saat ditanya mengenai alasan tentang gelak tawa peserta.
“Tapi, justru ini baik sekali, karena akan mendorong para peserta lainnya tidak kikuk dan gerogi untuk bertanya bahkan berdiskusi dengan mentor, bahkan dengan para pembina-pembina lainnya nanti. Saya malah khawatir kalau nanti mereka serius dan seakan fokus tapi ternyata mereka tidak bisa, bukan karena fokus dan serius mereka, tapi karena takut, baik takut salah, takut bertanya dan lain sebagainya,” imbuhnya.
Sengaja, lanjutnya, ia buat mereka seperti ini dan suasana santai tapi serius. “Saya suka dengan cara penyampaian yang seperti ini, akrab dan nyaman, sehingga perasaan para peserta menerjemah bukan berkomunikasi dengan mentor, tapi lebih pada kakak kelas,” pungkasnya.
Pewarta: CR