tebuireng.co – Perayaan maulid Nabi di Makkah atau الاحتفال بمولد النبي صلى الله عليه وسلم في مكة juga ada. Meskipun Makkah berada di Arab Saudi yang mayoritas penganut salafi.
Ada saja dari Salafi yang menjadikan Kota Makkah sebagai hujjah mereka yang tidak menjalankan Maulid Nabi Muhammad, padahal Makkah adalah tempat kelahiran Nabi shalallahu alaihi wasallam. Begitu cara nalar mereka.
Mari buka kitab-kitab sejarah ketika negeri Hijaz masih menjadi tempat bagi pengikut empat Mazhab. Ada seorang ulama penjelajah negeri, Syaikh Ibni Jubair 614 H, yang mendokumentasikan perjalanannya:
اﺑﺘﺪﺉ ﺑﺘﻘﻴﻴﺪﻫﺎ ﻳﻮﻡ اﻟﺠﻤﻌﺔ ﺛﻼﺛﻴﻦ ﻟﺸﻬﺮ ﺷﻮاﻝ ﺳﻨﺔ ﺛﻤﺎﻥ ﻭﺳﺒﻌﻴﻦ ﻭﺧﺴﻤﺎﺋﺔ ﻋﻠﻰ ﻣﺘﻦ اﻟﺒﺤﺮ
“Aku mulai menulisnya di hari Jumat, 30 Syawal 578 H, di atas lautan”
Terkait catatan perayaan maulid Nabi Muhammad di Makkah ia mengabadikan:
ﻳﻔﺘﺢ ﻫﺬا اﻟﻤﻮﺿﻊ اﻟﻤﺒﺎﺭﻙ ﻓﻴﺪﺧﻠﻪ اﻟﻨﺎﺱ ﻛﺎﻓﺔ ﻣﺘﺒﺮﻛﻴﻦ ﺑﻪ ﻓﻲ ﺷﻬﺮ ﺭﺑﻴﻊ اﻷﻭﻝ ﻭﻳﻮﻡ اﻹﺛﻨﻴﻦ ﻣﻨﻪ ﻷﻧﻪ ﻛﺎﻥ ﺷﻬﺮ ﻣﻮﻟﺪ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﻓﻲ اﻟﻴﻮﻡ اﻟﻤﺬﻛﻮﺭ ﻭﻟﺪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﺗﻔﺘﺢ اﻟﻤﻮاﺿﻊ اﻟﻤﻘﺪﺳﺔ اﻟﻤﺬﻛﻮﺭﺓ ﻛﻠﻬﺎ ﻭﻫﻮ ﻳﻮﻡ ﻣﺸﻬﻮﺭ ﺑﻤﻜﺔ ﺩاﺋﻤﺎ.
Tempat yang berkah ini (kelahiran Nabi) dibuka kemudian orang-orang memasukinya seraya mengharap berkah di bulan Rabiul Awal dan hari Senin di bulan tersebut. Di bulan dan hari inilah kelahiran Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam. Tempat-tempat yang suci tersebut dibuka semuanya. Ini adalah hari yang populer di Makah selamanya (Rihlah Ibni Jubair, hal.96)
Tahun 2022, meski secara nasional, maulid nabi tak pernah dirayakan, tapi wilayah Hijaz di Arab Saudi bagian barat, banyak orang menganggap Rabiul awal patut dirayakan.
Biasanya umat Islam di wilayah ini merayakan dengan melakukan berbagai kegiatan amal sepanjang bulan, membagikan makanan kepada orang miskin dan menyumbangkan uang kepada organisasi lokal.
Beberapa teks paling terkenal yang dibaca selama Maulid Nabi Muhammad di Arab Saudi adalah oleh Al-Sakhawi, Al-Barzanji, dan Al-Qawuqji, yang menggambarkan karakteristik dan sosok Nabi.
Beberapa keluarga terkenal di Hijaz merayakannya dan mengadakan pertemuan tahunan seperti di rumah ulama Muhammad Alawi Al-Maliki. Fadhel mempelajari tentang kisah maulid nabi di sekolah Islam.
Namun, perhatian khusus didedikasikan untuk malam ke-12, Maulid. “Ini adalah perayaan sederhana di mana kami berkumpul untuk mendengar Sirah (Kehidupan) dan mendengarkan Madh (Pujian) yang telah ditulis untuknya, yang memiliki banyak sumber dalam puisi dan prosa,” kata Usama Al-Kubaisi kepada Arab News.