Media cyber memiliki peran penting dalam berdakwah. Media cyber sering disebut dengan new media yang merupakan alat atau sarana komunikasi dengan menggunakan jaringan internet. Media cyber juga merupakan media baru yang tumbuh seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi.
Beberapa contoh new media adalah animasi komputer, permainan komputer, interface komputer, instalasi komputer interaktif, situs web, dan dunia maya. Dalam era digital saat ini, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah memberikan dampak signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dalam hal media. Media tradisional seperti koran, majalah, radio, dan televisi kini semakin tergeser oleh media cyber atau sering di sebut dengan media baru yang memiliki cakupan lebih luas dan lebih cepat dalam menyampaikan informasi.
Tidak hanya sebagai penyampai informasi, media cyber juga kerap dimanfaatkan para da’i untuk menyampaikan ajaran agama islam atau sering disebut dengan dakwah. Dakwah sebagai upaya penyebaran ajaran agama islam telah mengalami transformasi besar seiring dengan perkembangan teknologi digital. Media cyber, seperti media sosial, situs web, dan platform video, telah berperan penting dalam menyebarluaskan dakwah di seluruh dunia. Terdapat beberapa poin mengenai bagaimana media cyber ikut berperan dalam menyebarkan ajaran agama islam di era digital.
Pertama, Dengan perkembangan teknologi yang berkelanjutan, media cyber juga menjadi tempat para da’i menemukan inovasi dalam metode dan pendekatan dakwah. Para dai dapat menggunakan animasi, infografis, video pendek, dan konten visual menarik lainnya untuk menyampaikan pesan-pesan agama dengan cara yang menarik dan relevan bagi audiens digital yang lebih muda dan aktif.
Kedua, Media cyber memungkinkan para da’i dan tokoh-tokoh agama lainnya untuk mencapai audiens yang meluas secara global. Melalui platform seperti YouTube, Facebook, Instagram, Tiktok dan Twitter. Pesan-pesan dakwah dapat diakses oleh jutaan manusia di seluruh dunia dengan sangat cepat dan efisien. Ini memberikan kesempatan mereka-mereka yang berada di daerah terpencil atau tidak memiliki akses langsung untuk dijangkau oleh sarana dakwah konvensional.
Ketiga, Media cyber sangat membantu umat islam untuk mendapatkan informasi terkini tentang perkembangan dalam dunia islam, termasuk peristiwa penting, fatwa, keputusan hukum, dan berbagai kegiatan keagamaan seperti seminar, konferensi, dan acara dakwah lainnya.
Dengan memanfaatkan media cyber dengan bijak, dakwah islam dapat mencapai tujuan-tujuannya untuk menyebarkan pesan agama, mendidik umat, memerangi mis edukasi, membangun komunitas yang kuat, dan mengembangkan inovasi dalam pendekatan dakwah. Ini adalah langkah penting dalam memanfaatkan teknologi untuk kebaikan dan pencerahan umat manusia di era digital yang terus berkembang.
Dalam era di mana teknologi semakin mendominasi cara kita melakukan komunikasi, pendakwah harus mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan bahwa penggunaan media cyber dalam berdakwah tidak hanya memenuhi kebutuhan saat ini, tetapi juga membangun pondasi yang kuat untuk masa depan dakwah yang berkelanjutan dan bermakna.
Dalam berdakwah menggunakan media cyber seorang da’i juga memerlukan etika, berikut beberapa etika yang harus dimiliki pra da’i :
1. Kejujuran: para da’i harus menyampaikan informasi dan pesan yang sesuai dengan fakta dan dapat dibuktikan kebenarannya.
2. Menghormati audiens: para da’i diharapkan menjaga sopan santun dalam komunikasi dan tidak melecehkan atau menyakiti perasaan audience.
3. Menjaga privasi: para da’i wajib memastikan informasi pribadi audiens tetap terjaga dan tidak disalahgunakan, apalagi sampai tersebar di media online.
4. Toleransi: para da’i harus bisa menghargai perbedaan pendapat dan keyakinan audience, tisak bisa memaksakan bahwa pendapatnyalah yang paling benar.
Di era perkembangan teknologi seperti sekarang ini, dakwah melalui media merupakan suatu kepastian karena kondisi dan situasi masyarakat kita sekarang ini begitu nyata telah terintegrasi dengan perkembangan media sosial di tengah-tengah kehidupan dalam berbagai aspeknya.
Mulai bidang ekonomi, sosial, politik dan juga agama. Begitu derasnya arus informasi melalui media sosial sehingga seakan-akan dunia ini menjadi begitu sempit, karena dunia sudah tidak ada lagi pembatas antara ruang dan waktu. Hal ini satu sisi tentu bisa menjadi yang sangat baik, namun di sisi lain juga merupakan tantangan yang berat bagi masa depan dakwah Islam.
Perkembangan teknologi yang begitu pesat menjadi peluang dakwah, mana kala para da’i berani untuk mengambil posisi yang tepat dalam berbagai ranah sosial politik, selanjutnya mengupgrade kemampuannya dalam menguasai teknologi media komunikasi yang berkembang seperti sekarang ini. Dengan membekali kemampuan diri dalam praktik dunia cyber dengan segala bentuk jelamaannya sebagaimana yang telah penulis paparkan di atas.
Sedangkan perkembangan teknologi informasi di media sosial akan menjadi tantangan yang berat, karena pengguna teknologi memiliki berbagai latar belakang dan motivasi yang beragam. Kecenderungan media sosial pada saat ini masih didominasi oleh pengguna para netizen yang tidak mengindahkan kode etik dalam menggunakan media sosial. Hal inilah yang sangat mengkhawatirkan karena dapat mempengaruhi prilaku negatif dan mindset masyarakat yang keliru.
Namun, selain memiliki peran penting dalam membantu da’i menyebarluaskan ajaran agama islam, para da’i juga kerap mendapatkan tantangan dalam berdakwah, berikut terdapat beberapa hal yang kerap menjadi tantangan da’i dalam menyampaikan ajara agama islam
Pertama, yang menjadi tantangan berdakwah adalah memastikan bahwa informasi yang disebarkan adalah valid, akurat, dan sesuai dengan ajaran agama. Di dunia digital yang penuh dengan informasi, terkadang sulit untuk memverifikasi kebenaran sebuah informasi sebelum menyebarkannya. Hal ini bisa menyebabkan penyebaran informasi yang salah atau menyesatkan.
Kedua, media sosial sering kali menjadi tempat di mana pendapat-pendapat yang berbeda bertabrakan atau saling bertolak belakang secara terbuka. Para da’i harus menghadapi tantangan dalam mengelola konflik opini atau pandangan yang bertentangan dengan pesan dakwah yang mereka sampaikan. Tidak jarang juga, para audience /mad’u memberikan reaksi negative terhadap konten edukasi yang di upload da’i dengan memberikan komenter-komentar negative yang mereka ketik. Hal ini memerlukan kebijaksanaan dalam menyikapi komentar-komentar negatif atau provokatif yang muncul di media sosial.
Di era media baru, dakwah diharuskan mampu mengikuti perkembangan zaman dalam penyebarannya. Di mana hampir seluruh kalangan masyarakat mengenal internet dan media sosialnya maka jika dakwah menampakkan diri dalam kemajuan teknologi di era media baru ini, dakwah akan menjadi awam bagi masyarakat.
Oleh karena itu dakwah perlu menerapkan e-dakwah, yaitu pelaksanaan dakwah melalui bantuan teknologi informasi, terutama internet. Di mana internet ini adalah hal yang sudah sangat awam bagi masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa media online memiliki dampak yang signifikan dalam memperluas jangkauan dakwah yang luas secara global.
Media ini memungkinkan dakwah untuk mencapai audiens yang sangat luas dan beragam, tidak terbatas oleh batasan geografis atau waktu. Selain itu, kemampuan media online untuk menyediakan konten yang interaktif, multimedia, dan mudah diakses membuatnya menjadi sarana yang efektif untuk membangun pemahaman dan kesadaran akan ajaran agama.
Namun demikian, penggunaan media online dalam berdakwah juga menimbulkan beberapa tantangan, seperti masalah kebenaran informasi, dan risiko kontroversi. Oleh karena itu, perlu adanya pendekatan yang bijak dan bertanggung jawab dalam menggunakan media ini sebagai sarana dakwah, dengan memperhatikan etika dan nilai-nilai yang dijunjung dalam agama.
Penulis: Novia Dwi Astuti, Mahasiswi Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng
Editor: Thowiroh