Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, Dr Basnang Said, menjelaskan pentingnya penguatan pesantren menuju Indonesia Emas 2045.
Menurutnya, penguatan sistem dan manajemen di pesantren sangat penting untuk dilakukan secara signifikan untuk menyiapkan para santri yang nantinya memiliki peran dan bisa mengambil bagian dalam Indonesia Emas 2045 mendatang.
Hal ini sebagaimana disampaikan dalam acara Simposium Pesantren yang bertema “Strategi Penguatan Pesantren sebagai Pilar Masa Depan Indonesia” yang dilaksanakan di gedung Auditorium lt. 4 Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa, (8/10/24).
Dalam acara ini, ia menjelaskan bahwa Simposium Pesantren yang digelar tersebut akan mendiskusikan banyak hal mengenai sistem dan manajemen pesantren, dengan harapan nantinya bisa menguatkan peta jalan pendidikan dan dakwah pesantren di masa depan.
Seperti yang disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM, Prof Dr Wening Udasmoro, bahwa saat ini pesantren telah mendominasi sebagai lembaga pendidikan di Indonesia dengan jumlah pesantren di Indonesia yang hingga kini mencapai lebih dari 41 ribu pesantren dan jumlah santri aktif mencapai 12 juta orang.
Hal ini cukup menjadi gambaran bahwa pesantren memiliki peran yang cukup besar dalam mendesain para santri untuk mengambil peran dalam rangka Indonesia Emas 2045.
Sebelumnya, penguatan pesantren dalam hal pendidikan telah direalisasikan melalui Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) dengan sumber dana utamanya melalui dana abadi pesantren.
Di tahun 2023, implementasi dana abadi pesantren dengan program PBSB telah berhasil mengirimkan lebih dari seribu santri di seluruh Indonesia untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi mitra di seluruh Indonesia.
Di tahun 2024, dana abadi pesantren telah digelontorkan untuk keperluan PBSB dengan dua program, yakni program degree dan non degree.
Harapannya, program tersebut bisa mencetak para santri untuk tidak hanya menjadi mutafaqqih fii din, tetapi juga dapat memberikan kerangka pandangan yang baik bagi para santri sehingga mereka memiliki peran aktif menuju Indonesia Emas 2045.
Dr Basnang Said berharap, hasil diskusi dari Simposium Pesantren tersebut nantinya bisa segera disahkan sehingga dapat menjadi kado istimewa utamanya bagi pesantren dan para santri dalam perayaan Hari Santri Nasional (HSN)Â 2024 mendatang.
Penulis: Thowiroh
Editor: Ikhsan Nur Ramadhan
Baca juga: Pesantren Tebuireng Gelar Pelatihan Pesantren Ramah Santri