Organisasi Pondok Pesantren
Pendidikan pondok pesantren di nusantara ini adalah model pendidikan tertua dan telah banyak mencetak orang-orang besar di negeri ini. Jauh sebelum adanya deklarasi kemerdekaan negara ini, Pesantren telah memberikan kontribusi dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Sejarah mencatat bahwa sebelum masa kemerdekaan keberadaan pondok pesantren selain sebagai tempat menuntut ilmu agama, pondok pesantren juga menjadi basis pertahanan yang menentang dan bahkan ikut berjuang dalam mengusir penjajah. Sehingga pada masa dahulu, kepemimpinan, ketahanan, dan kekuatan fisik di jadikan sebagai kurikulum dalam pesantren, seperti lahirnya pencak silat dari pondok pesantren serta beberapa disiplin ilmu bela diri lainnya.
Perkembangan dan perubahan arah dunia saat ini menjadi sebuah masalah pada lembaga pendidikan, termasuk pondok pesantren. Mulai dari kebijakan pemerintah sampai perkembangan teknologi informasi menyebabkan dalam iklim mikro lembaga pendidikan terjadi perubahan dan bahkan membawa bencana. Artinya ini adalah tantangan umat islam ke depan.
Pondok pesantren menghadapi tantang zaman
Dengan kondisi semacam ini, lembaga pendidikan Islam dituntut harus mampu menghadapi perubahan tersebut dan melakukan persaingan.
Kondisi perubahan tersebut membuat beberapa lembaga pendidikan dapat bertahan, namun ada pula yang tidak mampu untuk bertahan. Ini adalah tantangan zaman yang niscaya, sehingga pondok pesantren harus membekali diri agar dapat bertahan serta tetap menjaga mutu lembaga pendidikan sehingga semua unsur dapat menghadapi perubahan tersebut.
Dalam menjawab tantangan ini, maka muncullah istilah pembelajaran organisasi (Muhaimin, 2009:89) yang mana menurut Pedler dkk, organisasi pembelajaran adalah organisasi yang memfasilitasi pembelajaran dari seluruh anggotanya dan secara terus-menurus untuk dapat mentransformasi diri.
Menyikapi perubahan guna melakukan pembelajaran organisasi, maka hal yang sangat terpenting adalah pembelajaran kepemimpinan (leadership) untuk menyikapi semua perubahan dalam lembaga organisasi pendidikan itu sendiri. Tidak hanya sekedar hard skill namun yang paling sangat terpenting adalah soft skillnya.
Pondok pesantren dari dahulu sampai sekarang adalah lembaga pendidikan yang senantiasa mencetak pemimpin-pemimpin yang akan dapat menjadi figur saat mereka keluar dari pondok pesantren, baik menjadi seorang guru agama, khatib, imam, kepala dusun, dan atau bahkan kepala desa. Karena masa depan kebangkitan umat manusia tergantung sejak saat ini dan tergantung kualitas manusia yang memimpin yang di persiapkan oleh lembaga-lembaga pendidikan kepemimpinan (Thariq, 2002:1).
Hal ini mengidikasikan bahwa Pemimpin yang di lahirkan pondok pesantren adalah pemimpin yang mempunyai kredibilitas dan integritas diri dalam memegang amanah kepemimpinan, artinya para santri alumni pondok pesantren dapat menciptakan pemimpin yang religius. Oleh karena itu, bisa kita lihat pentingnya organisasi di lingkungan pesantren terkait peran dan kemampuannya dalam menjawab tantangan di era globalisasi seperti sekarang ini.
Manakala pondok pesantren abai dalam melakukan pengkaderan organisasi terhadap para santri yang menjadi anak didiknya di pesantren, dan ketika seorang santri tidak mengerti serta tidak memahami peran organisasi di dalam pesantren, siapakah yang akan bertanggung jawab?
Wallaahua’lam
(Amin Zein)