tebuireng.co- Shalat adalah media komunikasi seorang hamba dengan tuhannya yaitu Allah Swt. Puncak dari shalat adalah ketika hamba tersebut bertemu Allah dengan cara khusyuk sehingga dengan sifat khusyuk tersebut akan melahirkan ketenangan dan kebahagiaan dalam shalat sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an :
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya. (al-Mukmin/23 : 1-3)
Khusyuk merukapakan salah satu syarat diterimanya Shalat seorang hamba oleh Allah SWT sehingga khusyuk menjadi hal yang sangat penting untuk dipelajari karena dengan rasa khusyuk seorang hamba akan dijauhi dari rasa malas melaksanakan Shalat. Allah SWT berfirman
واستعينوا بالصبر والصلاة وإنها لكبيرة إلا على الخاشعين، الذين يظنون أنهم ملاقوا ربهم وأنهم إليه راجعون
Artinya: “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.”
Diantara doa Rasulullah saw agar dijauhkan dari hati yang tidak khusyuk adalah
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ، وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ، وَمِنْ دُعَاءٍ لَا يُسْمَعُ
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari jiwa yang tidak merasa puas, dan dari doa yang tidak didengar (tidak dikabulkan). (HR. Abu Dawud, An-Nasa’i dan Ibnu Majah)
Banyak cara yang bisa dilakukan oleh setiap muslim sebagai upaya untuk mencapai khusyuk dalam shalat. Diantaranya yang pertama adalah menyempurnakan wudhu’ yaitu dengan memperhatikan fardu, rukun dan sunnah sunnahnya. Dikatakan bahwa barometer kualitas shalat terletak pada kualitas wudhu’nya sebagaimana dawuh imam asy sya’roni dalam kitab Abwabul faraj karya Sayyid Muhammad Al Maliki
الحضور في الصلاة بقدر الحضور في الوضوء وقد جرب ذلك، وإدمان الوضوء موجب لسعة الخلق والرزق ومحبة الحفظة ودوام الحفظ من المعاصي والمهمات
“Kualitas hudhur/khusyuk dalam shalat itu tergantung pada kekhusyuannya di dalam wudhu (yaitu memperhatikan rukun serta sunnahnya), dan hal tersebut sudah terbukti. Dan jika seseorang selalu menjaga wudhu`nya, Maka Allah akan memberikan karunia berupa perangai yang baik, kelapangan rezeki, mendapatkan cinta dari Malaikat penjaga dan ia akan selalu terjaga dari perilaku maksiat serta kesusahan hati.
Kedua adalah memahami makna setiap bacaan dalam shalat sehingga setiap hamba yang shalat benar benar menjiwai dan menghayati setiap yang dibaca dalam shalat. Karena shalat bukan hanya sekedar menghafalkan dan melafadhkan bacaannya bukan pula sekedar gerakan tubuh. Namun shalat membutuhkan jiwa dan hati yang saling bersinergi untuk mencapai kekhusyuan. Sebagaimana sabda nabi
عَنْ أبِي هُرَيْرَةَ أنَّ النَّبِيَّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى رَجُلاً يَبْعَثُ بِلِحْيَتِهِ فِي الصَّلاَةِ فَقَالَ: لَوْ خَشَعَ قَلْبُ هَذَا لَخَشَعَتْ جَوَارِحُهُ. (رواه الترمذي)
Dari Abi Hurairah RA, bahwa Nabi SAW melihat seseorang memainkan jenggotnya ketika shalat. Maka beliau berkata,”Seandainya hatinya khusyuk maka khusyu pula anggota badannya. (HR. Tirmidzi)
Wallahua’lam bisshowab.
Baca juga: Penyebab Shalat Tahajud Tidak Menghilangkan Stressmu