Pendiri PSHT atau Persaudaraan Setia Hati Terate adalah pahlawan perintis kemerdekaan Republik Indonesia bernama Ki Hadjar Hardjo Oetomo.
Pendiri PSHT Ki Hadjar Hardjo Oetomo lahir di Winongo, Madiun, Jawa Timur pada tahun 1890.
Memasuki tahun 1922, jiwa pemberontakan Ki Hadjar Hardjo membara lagi dan ia bergabung dengan Syarikat Islam (SI) untuk bersama-sama mengusir penjajah. Ki Hadjar sempat ditunjuk sebagai pengurus.
Di waktu sengang, ia tetap mendermakan ilmunya dan berhasil mendirikan perguruan silat yang diberi nama SH Pencak Sport Club di Desa Pilangbangau, Madiun, Jawa Timur. Tidak berjalan lama karna tercium oleh Belanda dan dibubarkan.
Sebagai seorang pendekar, Ki Hadjar Hardjo Oetomo pun berkeinginan luhur untuk mendarmakan ilmu yang dimilikinya kepada orang lain. Untuk kebaikan sesama. Untuk keselamatan sesama. Untuk keselamatan dunia. PSHT didirikan pada tahun 1922, jauh sebelum Indonesia merdeka.
Organisasi Pencak Silat PSHT menjadi salah satu organisasi pencak silat terbesar di Indonesia. Tokoh PSHT tersebut dikenal memiliki sifat berani dan pantang menyerah melawan penjajah. Ia melatih beberapa muridnya pencak silat.
Namun demikian semangat Ki Hadjar bukannya nglokro (meleleh), tapi malah semakin berkobar-kobar.
Kebencian kepada penjajah kian hari kian bertambah. Untuk mengelabuhi Belanda, SH Pencak Sport Club yang dibubarkan Belanda diam-diam dirintis kembali oleh Ki Hadjar dengan siasat menghilangkan kata “pencak” hingga tinggal “SH Sport Club”
Cara tersebut berhasil, terbukti Belanda membiarkan murid pertamanya yakni Idris dari Nganjuk terus belajar. Setelah itu, pendekar SH yang dididik langsung oleh pendiri PSHT tersebar sampai Kertosono, Jombang, Malang, Lamongan, Solo dan Yogyakarta.
Karena keberaniannya, Ki Hajar Hardjo pernah ditangkap dan ditahan di Madiun, Cipinang, dan Padang Panjang.
Ki Hadjar Hardjo Oetomo, merupakan murid Ki Ngabehi Soerodiwiryo, ia pun mendapatkan kasih berlebih dan berhasil menguasai hampir seluruh ilmu sang guru hingga ia berhak menyandang predikat pendekar tingkat III dalam tataran ilmu Setia Hati (SH).
Itu terjadi di Desa Winongo saat bangsa Belanda mencengkeramkan kuku jajahannya di Indonesia. Ki Hadjar Hardjo Oetomo meninggal dunia pada tanggal 23 April 1952 di Pilangbango, Madiun, Jawa Timur.