teuireng.co – Papua sejahtera bukan sesuatu yang mustahil. Hal ini diakui oleh Yenny Wahid saat mengunjungi perbatasan Indonesia-Papua Nugini. Menurutnya komoditas asal Papua sangat diminati negara tetangga, hal ini bukti bahwa kesejahteraan warga meningkat.
Putri kedua KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini mengatakan, kunjungannya ini masih dalam rangka napak tilas perjuangan Gus Dur di Papua. Gus Dur yang merupakan Presiden keempat RI adalah sosok yang mengembalikan nama provinsi Papua setelah sebelumnya bernama Irian Jaya.
“Senangnya saya mengunjungi lintas batas negara Republik Indonesia dengan Papua Nugini hari Jum’at, (01/10/2021). Di sana, saya disambut oleh Yan Z Numberi, Kepala Administrator PLBN Skouw, Indonesia-Papua Nugini,” jelasnya, Jumat (1/10).
[Tweet “Papua semakin maju?”]
Dalam kunjungan yang singkat tersebut, Yenny cukup terkejut dengan fakta yang disampaikan Numberi bahwa terdapat banyak lalu lalang warga negara Papua Nugini, Vanuatu, dan sejumlah negara di sekitarnya untuk membeli sejumlah komoditas barang dari Papua.
“Kata Numberi setiap harinya ada 1000 lebih orang dari Papua Nugini, Vanuatu, dan beberapa negara tetangga lainnya berbelanja ke sini. Ini menarik ya, sekaligus menyangkal semua lontaran klaim dari Vanuatu di sidang istimewa PBB beberapa waktu lalu yang menyatakan bahwa Indonesia menelantarkan Papua,” imbuh Yenny.
Fakta yang ditemukan Yenny di lapangan membuktikan justru masyarakat Vanuatu menggantungkan kebutuhan barangnya ke Papua. “Kita tahu bahwa Vanuatu cukup kritis terhadap pemerintah Indonesia berkaitan dengan HAM dan lainnya. Akan tetapi, justru masyarakatnya berbelanja datang ke Indonesia,” tegas Yenny.
Di samping hal itu, dalam pengamatan Yenny, pembangunan yang cukup pesat terlihat di beberapa kawasan di pos lintas batas antar Indonesia dengan Papua Nugini. Salah satunya pembangunan pasar untuk warga menjajakan dagangannya ke masyarakat lokal dan Internasional (warga negara sejumlah negara tetangga).
“Saya sangat mengapresiasi pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Semua usaha pembangunan yang bertujuan untuk kesejahteraan rakyat harus diapresiasi. Jikalau pun terjadi masalah yang berhubungan dengan rakyat, ya seharus diselesaikan dengan mengedepankan dialog seperti halnya Gus Dur lakukan,” tambah Yenny Wahid.
Mencontoh Gus Dur, kata Yenny, setiap ada masalah selalu diadakan dialog agar dicaraikan titik temu. Kepentingan dan kemaslahatan kedua belah pihak jadi prioritas utama.
“Kalaupun ada masalah almarhum ayah saya (Gus Dur) mengingatkan untuk mengedepankan dialog. Teruslah kita berbicara dan berkomunikasi, jangan pakai kekerasan,” ujar Yenny
Hemat Yenny, sebagai bangsa yang besar, tentu semua pihak menginginkan semua masyarakatnya bisa sejahtera. Semua menginginkan masyarakat sejahtera apalagi warga Papua sesama anak bangsa warga negara Indonesia.
Akhir-akhir ini permasalahan Papua memang mencuat kembali dan diangkat dalam beberapa headline media. Problem terkait ketimpangan pendidikan, ekonomi hingga meningkatnya konflik antara pasukan saparatis bersenjata KKB dengan TNI dan Polri.
“Bagi saya, permasalahan tersebut tidak akan selesai jika terus-menerus menggunakan jalan kekerasan. Love Papua,” tutup Yenny Wahid