• About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
LSPT
Home Keislaman Al-Qur'an

Panggilan Sayang Pada Anak Itu Penting?

Abdurrahman by Abdurrahman
2021-08-30
in Al-Qur'an, News, Pesantren, Tokoh
1 0
0
Ayah dan anaknya sedang salat. Hubungan yang baik keduanya terlihat dari panggilan kesayangan (Ist)

Ayah dan anaknya sedang salat. Hubungan yang baik keduanya terlihat dari panggilan kesayangan (Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp
LSPT

tebuireng.co – Panggilan sayang pada anak terkadang sulit dilakukan oleh orang tua. Padahal Allah mengabadikan panggilan kesayangan Nabi Ibrahim kepada anaknya di surat As-Saffat ayat 102:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعۡىَ قَالَ يٰبُنَىَّ اِنِّىۡۤ اَرٰى فِى الۡمَنَامِ اَنِّىۡۤ اَذۡبَحُكَ فَانْظُرۡ مَاذَا تَرٰى‌ؕ قَالَ يٰۤاَبَتِ افۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُ‌ سَتَجِدُنِىۡۤ اِنۡ شَآءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيۡنَ

Artinya:
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (Q.S.37:102)
.

Kisah penuh cinta, kasih dan sayang antara bapak dan anak ditunjukkan dengan Panggilan Sayang Pada Anak yang teladan ini diperankan melalui cerita Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail pada ayat di atas.

Seorang bapak yang sangat mencintai anak semata wayangnya, Ibrahim mengungkapkan dengan memanggilnya dengan kata يا بني (wahai anakku), tidak memakai kata yang lain seperti ya ibni, ya waladi, atau yang lainnya. Padahal artinya sama sama “Wahai anakku.”

Bahasa Arab memberi makna kata بني dengan tashirul ibn artinya pemuda yang usianya masih kecil dengan maksud Ibrahim sangat memperhatikan perasaan putranya.

Hubungan keturunan di antara keduanya, sebuah hubungan kedekatan yang sangat erat antara orang tua dengan anaknya, kedalaman perasaan yang mengikat diantara keduanya sebagai ikatan antara orang tua dan anak.

Ibrahim tidak memposisikan sebagai orang tua yang memaksakan kehendaknya dengan mengabaikan perasaan putranya, hal itu ia tunjukkan dengan ungkapan yang sangat lembut sekali dalam uslub bahasa Arab yang menyentuh perasaan dan emosi jiwa putranya agar bisa menjelaskan betapa dalam cinta Ibrahim kepada putranya.

Demikian pula putranya yang bernama Ismail memanggilnya dengan sebuah panggilan yang penuh cinta juga yaitu ياأبت (ya abati), bukan ياأبي, ياوالدي، ياأبه atau yang lainnya, walupun sama sama bermakna “Wahai bapakku.”

Menurut tinjauan ilmu bahasa Arab huruf ta’ yang ada pada lafadh أبت adalah sebagai pengganti dari ya’ mutakallim yang ada sebelumnya berupa أبي, huruf ta’ tersebut disebut sebagai ta’ ta’nis (huruf ta’ yang menunjukkan makna perempuan).

Ini artinya sang anak tidak menganggap bapaknya sebagai orang yang keras hati, yang suka memaksakan kehendaknya. Huruf ta’ yang ada pada أبت menunjukkan bahwa sang anak menganggap bapaknya adalah orang yang lemah lembut.

Selain itu ayahnya juga dianggap penuh perasaan, penuh cinta kasih, sehingga sang anak sangat mencintai, mengasihi dan menyayangi bapaknya, bukan hanya ia hormati kedudukanya sebagai orang tua dan kepala keluarga.

Panggilan أبت menunjukkan bahwa Nabi Ismail sangat mencintai, menyayangi, dan mengasihi Nabi Ibrahim sebagai bapaknya. Nabi Ismail memanggil Nabi Ibrahim dengan panggilan yang penuh dengan cinta kasih tersebut agar nabi Ibrahim juga mengetahui betapa dalam cinta dan sayangnya pada beliau.

Bila kita memperhatikan kedua panggilan mesra penuh cinta kasih antara bapak dan anak ini, kita akan memahami bahwa dibalik panggilan yang indah dan menarik hati ini terselib sebuah tujuan mulia, yaitu agar keduanya senantiasa saling metaati perintah Allah SWT.

Nabi Ibrahim memanggil putranya dengan sebutan ya bunayya agar sang putra mengerti betapa ia mencintai dan menyayanginya, namun Allah memerintahkan kepada beliau sesuatu yang pada awalnya dihawatirkan akan menyakiti perasaan putranya, namun dengan panggilan sayang tersebut nabi Ibrahim berhasil memberi pemahaman kepada putranya.

Demikian juga nabi Ismail yang berhasil meyakinkan bapaknya agar tetap menjalankan perintah Allah dengan sebelumnya memanggil bapaknya dengan sebutan yang penuh kasih sayang dan cinta tersebut.

Cerita ini memberikan kita beberapa tauladan, pertama, pangilan seseorang itu menunjukkan betapa dalam cinta dan sayangnya. Jika ia memanggil nama kita dengan sebutan yang tidak enak didengar, maka sebatas itulah cinta dan sayangnya pada kita.

Namun, bila ia memanggil kita dengan sebutan yang enak didengar dan dirasakan di hati, maka sebesar itulah cinta dan sayangnya pada kita.

Kedua, bila kita ingin orang lain menuruti kemauan kita, maka panggillah ia dengan panggilan yang paling ia sukai. Ketiga, bila memiliki keinginan kepada anak anak kita, sentuhlah perasaan mereka terlebih dahulu sebelum kita menginginkan mereka mengerjakan apa yang kita inginkan.

Keempat, hubungan antara bapak dan anak itu sangat kuat, bila satu sama lain saling memautkan perasaan cinta, sayang, dan kasihnya. Kelima, kita panggil anak anak kita dengan nama yang paling baik, dan kita panggil orang tua kita dengan panggilan yang paling baik juga.

Keenam, mendidik bukan hanya soal mentaati aturan aturan, namun juga melibatkan perasan, emosi, dan jiwa agar anak anak memiliki keikhlasan dalam menjalankan proses pendidikannya. Ketujuh, dan masih banyak yang lainnya.

Allahu A’lam bissawab

Fathur Rohman
Dosen Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng

Tags: Al-Qur'anIbrahimIsmailPanggilan Sayang
Previous Post

Prinsip Tata Kelola Alam Menurut Al-Quran

Next Post

Taliban, Amerika, dan Perang Dunia

Abdurrahman

Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng dan aktif di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kediri

Next Post
Taliban, Amerika, dan Perang Dunia

Taliban, Amerika, dan Perang Dunia

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

  • Ribath Nouraniyah, Rumah Aswajanya Buya Arrazy Hasyim

    Ribath Nouraniyah, Rumah Aswajanya Buya Arrazy Hasyim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Perjalanan Rumah Tangga Buya Arrazy

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Istri Ketiga Pendiri ACT Terima Aliran Dana Umat?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pendiri ACT, Dekat PKS dan Kritik Jokowi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ratibul Haddad dan Segala Khasiat Membacanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keluarga besar Tebuireng Initiatives mengucapkan, sugeng ambal warsa ke-78 KH A. Mustofa Bisri @s.kakung . Semoga selalu diberikan kesehatan, kebahagiaan, kesuksesan dan hidup yang penuh barokah. Aamiin...  Baca artikel Tebuireng Initiatives lainnya di tebuireng.co atau klik link di bio.  #tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #harlah #gusmus #tokohnasional
  • "Urip nang dunyo ora perlu kepingin dadi opo-opo lan ora perlu khawatir ora dadi opo-opo," dawuh dari KH Chusaini Ilyas.  Baca artikel Tebuireng Initiatives lainnya di www.tebuireng.co atau klik link di bio.  #tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #quotes #dawuh #mutiarahikmah #nahdlatululama #nahdliyin #chusainiilyas
  • Niat puasa Asyura  نويت صوم عاشو راء سنة لله تعالى  Nawaitu shauma Âsyûrâ-a sunnatan lilâhi ta’âlâ.  “Saya niat puasa sunah Asyura karena Allah ta’âlâ.”  #tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #sunah #puasa #muharram
  • إِنَّا لِلَّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ  Segenap keluarga besar Tebuireng Initiatives turut berdukacita atas wafatnya Ustazah Nurul
  • Niat puasa tasu
  • Seminar Nasional Universitas Hasyim Asy
  • Orang yang meninggalkan salat karena udzur seperti orang yang lupa atau tidur maka ia tidak mendapatkan dosa melainkan tetap wajib mengqhada shalatnya. Sedangkan orang yang meninggalkan salat karena sengaja ia mendapatkan dosa dan wajib segera mengqadha salatnya.  Oleh karena itu, meninggalkan salat karena udzur atau sengaja tetap sama-sama wajib qadha.  Adapun tidur atau lupa yang dikategorikan udzur di sini adalah tidur atau lupa yang tidak lalai. Misalnya orang yang tidur sebelum masuknya waktu shalat atau orang yang tidur setelah masuknya waktu shalat akan tetapi pada kebiasaannya ia selalu bangun sebelum keluar waktu shalat atau ia memesan untuk dibangunkan kepada orang yang jujur dan dipercaya untuk dibangunkan sebelum keluar waktu shalat. Maka ketika ia tidak bangun hingga keluar waktu shalat, hal tersebut dianggap udzur dan tetap wajib mengqhada shalatnya.  Mengqadha salat tidak memiliki tata cara khusus dalam pelaksanaannya. Jumlah rakaat maupun gerakan-gerakannya tetap sama dengan salat yang ditinggalkan. Hanya saja, dalam lafadz niat salatnya ada yang diganti, yaitu ada’an diganti dengan qadha’an.  Contoh :  أصلي فرض الصبح ركعتين مستقبل القبلة قضاء لله تعالى  Usholli fardhos subhi rok’ataini mustaqbilal qiblati qodho’an lillahi ta’ala.  Refresensi : Fath al-Mu’in Bisyarhi Qurroti Al-‘Ain bi Muhimmati Ad-Din, At-Taqrirot As-Sadidah Fil Masa’il Al-Mufidah.  Selengkapnya baca di www.tebuireng.co atau klik link di bio.  #tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #keislaman #salat #fiqih
  • Bincang Santai kali ini hadir dengan edisi spesial, yakni dalam rangka memperingati Harlah ke-123 Pesantren Tebuireng. Pesantren Tebuireng didirikan Hadratussyaikh KH M. Hasyim Asy
  • Keluarga besar Tebuireng Initiatives mengucapkan selamat harlah ke-123 tahun Pesantren Tebuireng.  "Mengawal Perpaduan Islam dan Indonesia"  Baca artikel Tebuireng Initiatives lainnya di tebuireng.co atau klik link di bio.  #tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #santritebuireng #gussholah #ipangwahid
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Toko >>

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist