Panduan mendidik anak menurut QS. Luqman Ayat 13-16 ini merupakan sebuah tawaran bagi orang tua dan calon orang tua dalam mendidik anak. Dikarenakan memiliki anak yang saleh adalah dambaan semua orang tua.
Namun, anak yang saleh tidak serta merta lahir ke dunia lalu menjadi saleh. Orang tua memiliki andil besar dalam mendidik dan membentuk anak yang saleh. Oleh karena itu, orang tua harus memiliki ilmu untuk hal tersebut.
Al-Qur’an sebagai kitab suci yang menjadi panduan hidup umat Islam, tentunya sudah memuat solusi dari berbagai permasalahan. Salah satunya adalah QS. Luqman yang bisa dijadikan panduan dalam mendididk dan membentuk anak yang saleh.
Surah Luqman diambil dari nama seorang tukang kayu berkulit hitam yang merupakan penduduk Kota Mesir. Nama aslinya adalah Luqman bin Anqa bin Sadun, seorang mufti yang hidup sederhana. Ia adalah ahli hikmah dan merupakan guru Nabi Daud As.
Nama Luqman diabadikan oleh Allah dalam Al-Qur’an bukan hanya khusus menceritakan dirinya sendiri, tapi juga merupakan metode mendidik anak bagi setiap orang tua dalam kehidupan serta menjadi tauladan dari masa ke masa.
Metode ini oleh ulama ilmu jiwa modern dinisbatkan sebagai ‘metode pendidikan dengan nasehat’. Lalu mereka berpendapat bahwa metode ini perlu diiringi dengan metode ‘pendidikan ketauladan’ karena nasehat mampu membangkitkan jiwa, tapi tetap membutuhkan unsur penggerak semangat jiwa yang mampu mengerahkan dengan sempurna.
Metode Luqman dalam mendidik anak ini tertuang dalam surah Luqman di antaranya pada ayat 13-16:
Pertama, mengajarkan akidahh, ketuhidan, spiritul, menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya
وَإِذْ قَبهَ ىُقْمَبنُ لِابْىِهِ وَهُىَ يَعِظُهُ يَب بُىَ ه ي لَا تُشْسِكْ بِب ه لِلِّ إِ ه ن اىشِّسْكَ ىَظُيْمٌ عَظِيمٌ
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar” (QS. Luqman: 13).
Akidah adalah hal pertama yang harus ditanamkan pada anak. Mulai dari mengenal siapa pencipta-Nya. Luqman memperingatkan anak-anaknya untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukannya.
Kedua, Luqman mendidik anak berbakti kepada orang tua:
وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ
Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu hanya kepada-Kulah kembalimu” (QS. Luqman : 14)
Ayat di atas menjelaskan kewajiban seorang anak untuk berbakti dan berbuat baik kepada orang tua. Karena melalui orang tua lah, kita ada di dunia. Terutama ibu, karena ia yang mengandung sehingga keadaanya lemah lalu melahirkan dan menyapih hingga dua tahun lamanya.
Seorang anak wajib berbakti dan berbuat baik ke orang tua karena ridho Allah ada pada ridho orang tua.
Namun, hal ini tidak berlaku jika orang tua malah menyeru kepada anaknya untuk menyekutukan Allah. Hal ini tertuang pada ayat selanjutnya yaitu ayat 15.
وَإِن جَٰهَدَاكَ عَلَىٰٓ أَن تُشْرِكَ بِى مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِى ٱلدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ وَٱتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَىَّ ۚ ثُمَّ إِلَىَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya: “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan” (Qs. Luqman : 15)
Hal ini menegaskan bahwa ketaatan pada Allah SWt adalah hal yang paling utama. Namun, meski begitu, akhlak untuk berbuat baik kepada orang tua harus tetap diterapkan.
Panduan mendidik anak yang ketiga, mengajarkan pentingnya berbuat baik, karena etiap perbuatan ada balasannya
يٰبُنَىَّ اِنَّهَاۤ اِنۡ تَكُ مِثۡقَالَ حَبَّةٍ مِّنۡ خَرۡدَلٍ فَتَكُنۡ فِىۡ صَخۡرَةٍ اَوۡ فِى السَّمٰوٰتِ اَوۡ فِى الۡاَرۡضِ يَاۡتِ بِهَا اللّٰهُ ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَطِيۡفٌ خَبِيۡر١٦
Artinya : “(Lukman berkata), “Wahai anakku! Sungguh, jika ada (suatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah Mahahalus,Mahateliti” (Qs. Luqman : 16)
Dengan menjelaskan bahwa setiap perbuatan sekecil apapun di dunia akan mendapat balasannya di akhirat, akan memberikan kesan berhati-hati dalam berbuat. Jika ditanamkan pada anak sejak dini, maka anak akan terbiasa untuk mempertimbangkan perbuatannya karena akan ada resiko di akhirat kelak.
Itulah beberapa panduan mendidik anak untuk membentuk anak yang saleh sesuai dengan Qs. Luqman ayat 13-16. Semoga kita semua diberi kemampuan mendidik dan diberi keturunan yang saleh.
Oleh: Rindi A