Negara Indonesia kaya akan pemandangan alam dan keindahan eksotis yang mana seharusnya hal ini bisa menjadi daya tarik banyak wisatawan mancanegara untuk berkunjung di Indonesia.
Namun, banyak dari wisatawan mancanegara hanya mengenal Bali sebagai destinasi yang wajib dikunjungi hingga mengalami over tourism, padahal masih banyak daerah yang juga tidak kalah indah untuk dikunjungi.
Seperti Mandalika, Labuan Bajo, Likupang, Borobudur, dan Danau Toba yang menjadi destinasi super prioritas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau ungkapan menarik Sutan Sjahrir “Jangan mati dulu sebelum ke Banda Neira” lantaran keindahannya.
Data melalui Kementerian Pariwisata dan BPS Statika bulan Desember 2024, jumlah kunjungan naik 8,72% dengan 1.244.372 dan di tahun sebelumnya 2023 yaitu 1.144.542 wisatawan mancanegara.
Kunjungan ini juga masih banyak dilakukan oleh wisatawan asal Malaysia, Singapura dan Australia. Begitu juga dengan wisatawan domestik BPS mencatat mencapai 101,1 juta di tahun 2024 meskipun hal ini adanya pengaruh akhir tahun, liburan sekolah, natal, dan tahun baru.
Seharusnya dengan data wisatawan yang terus meningkat, selayaknya ada upaya pemerintah dalam pengembangan infrastruktur. Mengingat dengan adanya wisatawan yang terus berdatangan sangat ber[otensi membuat kesejahteraan masyarakat setempat.
Seperti salah satu kunci dari berkembangnya negara adalah transportasi yang memadai, dimana hal ini salah satu kesulitan bagi pemerintah Indonesia dalam menyediakan transportasi publik merata ke berbagai daerah. Mengingat negara Indonesia yang luas dengan dihubungkan banyak lautan, penting bagi pemerintah dalam berinvestasi transportasi dari darat, laut, maupun udara.
Transportasi umum di kawasan pariwisata ini juga dinilai masih rendah oleh Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, meskipun sejauh ini pemerintah sudah menyediakan sarana prasarana transportasi di kawasan wisata. Memang seharusnya ini masih menjadi lanjutan tugas pemerintah akan adanya solusi transportasi di tempat wisata.
Mungkin bisa belajar dengan infrastruktur wisata negara Tiongkok yang dimana di Kota Chongqing dengan tantangan pegunungan mampu membuat banyak wisatawan terpukau atau beberapa gunung di negara China contohnya gunung Tianyu, Chun’an provinsi Zhejiang China yang dimana pemerintahnya menyediakan eskalator untuk para wisatawan.
Akses kendala menuju tempat wisata dengan view yang eksotis juga masih sulit, seolah beberapa tempat wisata dengan keindahan yang bagus masih belum banyak dikunjungi.
Mirisnya, ketika tempat tersebut ramai pengunjung, keindahan dari tempat tersebut tak lagi bagus seperti semula. Seperti Bali yang mengalami over tourism dan pembangunan membuat destinasi wisata dianggap terlalu padat dan menimbulkan kejenuhan. Apalagi dengan nilai kebudayaan Bali yang kian menghilang.
Banyaknya wisatawan memang menarik perputaran ekonomi yang dihasilkan, namun juga terdapat bencana besar jika melihat volume sampah yang dihasilkan di tempat wisata yang mengganggu keseimbangan alam dan ekonomi yang berkelanjutan.
Perbaikan pengembangan tempat wisata harus terus dilakukan, apalagi masih banyak wilayah wisata Indonesia yang belum dikenal dunia atau bahkan masyarakat Indonesia itu sendiri, dengan tetap memberikan ruang untuk perlindungan alam sebagai upaya mengurangi kerusakan lingkungan akibat ulah manusia.
Penulis: Maulida Fadhilah Firdaus
Editor: Thowiroh