tebuireng.co- Melindungi anak dari berbagai kejahatan ataupun kekerasan seksual merupakan suatu kewajiban bagi orang tua, apalagi di era yang cukup keras. Hal ini terbukti dari data tahun 2020 akan maraknya kasus kekerasan sebanyak 8.259 dan sekitar 1.433 melibatkan anak sebagai korban kejahatan seksual, menanggapi kasus tersebut Nyai Farida Salahuddin Wahid menekankan kepada orang tua untuk menjaga dan mendidik anak dengan benar.
Menurut Nyai Farida Salahuddin, istri almarhum KH Salahuddin Wahid menjelaskan bahwa dalam melindungi anak harus ada didikan dalam rumah, baik penjagaaan dari segi fisik maupun pengajaran terkait ilmu pengetahuan. Keduanya merupakan suatu kewajiban yang harus diterapkan oleh orang tua terlebih keluarga sebagai sekolah pertama bagi seorang anak.
Salah satu di antara cara melindungi anak yaitu dengan komunikasi, dengan komunikasi juga bisa dijadikan solusi menghindari dari kejahatan. Tokoh Muslimat NU ini menegaskan agar orang tua pandai membangun komunikasi, mengakrab layaknya sahabat dengan mengajak berbicara, menanyakan permasalahan yang dialami, memberikan masukan, memberikan pengertian sebab dan akibat ketika melarang anak melakukan tersebut.
Baca juga: Perlindungan Anak Adalah Tanggung Jawab Orang tua
Pendidikan budi perkerti juga harus diajarkan agar tidak terjadi degrasi moral pada anak. Sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi terkait penanaman norma-norma etika dan moral sebagai bekal terbaik untuk anak:
عن أَيُّوبَ بْنِ مُوسَى عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَا نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدًا خَيْرًا لَهُ مِنْ أَدَبٍ حَسَن
Artinya, “Dari Ayyub bin Musa, dari bapaknya, dari kakeknya. Rasulullah Saw bersabda: “tiada pemberian orang tua terhadap anaknya yang lebih baik dari adab yang baik” (HR At-Tirmidzi).
Selain itu juga terdapat dalam hadis riwayat Ibnu Majah, Rasulullah Saw memerintahkan kepada para orang tua untuk menanamkan etika dan moral sekaligus memuliakan anak-anaknya karena mereka merupakan amanah dari allah Swt:
عن ابن عباس عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال أَكْرِمُوْا أَوْلَادَكُمْ وَأَحْسِنُوْا آدَابَهُمْ رواه ابن ماجه
Artinya, “Dari sahabat Abdullah bin Abbas ra, dari Rasulullah Saw bersabda, ‘Muliakanlah anak-anakmu, perbaikilah adab mereka” (HR Ibnu Majah)
Nyai Farida menceritakan bahwa dulu pada zaman Sekolah Rakyat (SR) sangat ditekankan pelajaran tatakrama, bahkan ada pelajaran khusus untuk membangun moralitas anak-anak seperti adab dalam pergaulan, sopan santun, tawadhu dan menghormati orang yang lebih tua. Namun mulai perkembangan zaman dan kemajuan teknologi seperti tayangan televisi atau media sosial dengan adegan-adegan kurang pantas seperti membantah orang tua, maka hal ini semacam memberikan contoh yang kurang baik dan kurang mendidik.
Dalam hal ini bu Nyai Farida menjelaskan perlu upaya menjaga dan mendidik anak melalui komunikasi. Komunikasi merupakan salah satu solusi dalam mengawasi dan memberikan masukan positif untuk anak, tentunya melalui komunikasi yang baik.
Lantas bagaimana dengan orang tua yang sibuk bekerja untuk nafkah keluarga? Memang tidak jarang kondisi tersebut dialami oleh masyarakat, akan tetapi sesibuk-sibuknya orang tua pasti ada waktu. Di sanalah kesempatan berkomunikasi dengan anak bisa dimaksimalkan.
Hal ini juga yang selalu diterapkan dalam keluarga KH. Salahuddin Wahid. Kehidupan di Jakarta menuntut kesibukan nyata bagi Gus Sholah dan Nyai Farida untuk bekerja. Suasana Jakarta berjalan begitu cepat dan waktu menjadi sangat berharga. Namun hal ini tidak lantas menjadi alasan bagi keluarga Gus Sholah untuk tidak mengayomi anak-anaknya.
Mereka tetap menjalankan kegiatan komunikasi melalui kepandaian dalam memanage waktu, seperti halnya memilih waktu makan malam sehabis sholat maghrib dan waktu ngaji untuk komunikasi dan sharing bersama anak-anak. Anak-anak dilatih untuk jujur dari sejak kecil sehingga jika ada keperluan, kebutuhan ataupun permasalahan anak-anak bisa dengan mudah terbuka (komunikasi) dengan orang tua.
Baca juga: Sinergitas Penanganan Kekerasan Seksual