tebuireng.co – Negara Jepang berikan penghargaan kepada putri Gus Dur yaitu Yenny Wahid atau Zannuba Ariffah Chafsoh sebagai tokoh yang sukses menekan kecenderungan radikalisme dan kekerasan melalui progrmam Desa Damai.
Kepastian penghargaan ini diumumkan secara resmi di situs resmi Kementerian Luar Negeri Jepang , Jumat (20/8/2021). Di sana disebutkan, perempuan bernama lengkap Zannuba Ariffah Chafsoh ini dinilai sukses menekan kecenderungan radikalisme dan kekerasan melalui Program Desa Damai.
Titik berat program ini adalah pemberdayaan ekonomi perempuan, memajukan kepemimpinan perempuan, sekaligus melindungi perempuan dari kekerasan berbasis gender.
Lewat organisasi Wahid Foundation yang didirikan pada tahun 2004, Yenny aktif menyuarakan semangat demokratisasi pluralisme, multikulturalisme dan toleransi. Tidak saja pada masyarakat Islam moderat. Namun, juga menjangkau semua elemen masyarakat Indonesia.
“Saya suprised. Tak pernah mengira Pemerintah Jepang mencermati program ini,” katanya dikutip dari wahidfundation.org, Selasa (14/9/21).
Yenny Wahid, pada tahun 2021 ini Kementerian Luar Negeri Jepang total memberikan penghargaan kepada 177 tokoh dan 41 kelompok.
Merujuk situs resmi Kementerian Luar Negeri Jepang dijelaskan bahwa sosok Yenny telah banyak berperan mempromosikan kesepahaman antara Jepang dan Indonesia.
“Pemerintah Jepang memberikan penghargaan atas program Desa Damai. Saya maknai sebagai penghargaan kepada kaum perempuan yang berkontribusi dan berdedikasi dalam progran ini. Merekalah yang berhak. Saya menerima penghargaan ini atas nama mereka.” imbuh Yenny.
Program Desa Damai memiliki program utama pemberdayaan ekonomi perempuan, memajukan kepemimpinan perempuan, sekaligus melindungi perempuan dari kekerasan berbasis gender. Diiprakarsai UN Women dengan sokongan Negara Jepang sejak tahun 2017.
[Tweet “Yenny Wahid dapat penghargaan dari Pemerintah Jepang”]
Dengan menjadikan perempuan sebagai subyek program, inisiatif Desa Damai membentuk mekanisme inovatif untuk mencegah ekstrimisme dan kekerasan pada level dini di tingkat akar rumput.
“Program Desa Damai telah berjalan baik di beberapa desa di berbagai daerah,” tambah Yenny Wahid.
Yenny Wahid adalah putri kedua dari KH Abdurrahman Wahid, yang juga mantan wartawan surat kabar Australia, The Sydney Morning Herald dan The Age. Yenny merupakan lulusan Universitas Harvard Kennedy School of Government, dengan gelar master dalam Administrasi Publik.
Pada tahun 20016, ia diangkat sebagai anggota staf khusus Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono untuk bidang komunikasi politik, sebelum meninggalkan posisi itu setahun kemudian untuk berkonsentrasi pada pekerjaannya dengan masyarakat akar rumput.
Pada tahun 2009 ia dinobatkan sebagai salah satu penerima penghargaan Young Global Leaders oleh World Economic Forum, bersama dengan orang-orang seperti Tiger Woods dan Mark Zuckenberg. Saat ini, Yenny Wahid menjadi pemimpin Global Council on Faith.