tebuireng.co – Nasihat Kiai Jamal untuk guru TPQ ini dirangkum dari catatan hasil sowan redaktur NU Online Syaifullah Ibnu Nawawi ke KH Muhammad Djamaluddin Ahmad di Jombang.
Sehari-hari Kiai Jamal biasa menerima tamu dari berbagai kalangan. Semua diterima dengan baik dan didengarkan satu persatu keluhan. Kemudian Kiai Jamal memberikan pendapat dan nasihat.
Saat Syaifullah Ibnu Nabawi sowan, ada juga alumni Tambakberas yang ikut sowan ke Kiai Djamaluddin Ahmad. Seperti biasa, Kiai Jamal akan tanya kegiatan sehari-hari yang sowan.
“Sekarang kegiatan sampean apa?” Tanya KH M Djamaluddin Ahmad kepada alumni Pesantren Tambakberas tersebut.
“Bisnis kiai, buka konter hape,” ungkap sang santri dengan menunduk.
Sang santri menceritakan jika setelah pulang dari pesantren ia sempat mengajar di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ).
“Rumiyin kulo mulang TPQ, tapi naliko sampun buka konter, kulo mboten mulang dateng TPQ maleh,” lanjutnya.
Kiai Jamal, sapaan kesehariannya, diam sejenak. Dengan agak berat, pengampu pengajian Kitab Hikam ini mengingatkan bahwa mengajar di TPQ adalah khidmat terbaik dalam hidup.
“Kamu mengajarkan anak TPQ bacaan basmalah dan alfatihah, maka pahala yang akan kamu terima akan terus mengalir,” katanya.
Lanjutnya, ketika santri TPQ yang kamu didik membaca basmalah saat hendak makan, belajar dan kegiatan apapun, maka kamu juga akan memperoleh pahalanya, lanjutnya.
Belum lagi saat santri TPQ itu bisa membaca Al-Fatihah dari salat yang dikerjakan.
“Berapa pahala yang kamu terima dari mengajarkan surat Al-Fatihah tersebut?” kata salah seorang Majelis Pengasuh Pesantren Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang ini.
Menjadi ustadz dan ustadzah TPQ mungkin dianggap sebagai “profesi” yang tidak menjanjikan. Bahkan kalah mentereng dengan guru, apalagi dosen.
“Hidup itu jangan hanya memburu gengsi, apalagi kalian adalah santri Tambakberas” katanya.
Syaifullah dalam acara ini kebagian kesempatan terakhir untuk menyampaikan hajat, hanya bisa diam, sedih dan bahagia dengan wejangan tersebut.
“Nopo sing diulang teng kampus niku? Kan cuman teori?,” katanya mengingatkan. “Belum tentu apa yang disampaikan para dosen, juga mereka lakukan dalam keseharian,” tandasnya.
Dan mohon maaf, nasihat Kiai Jamal untuk guru TPQ, khusus untuk santri yang sedang sowan. Tidak dalam kapasitas menyinggung kawan dan sahabat yang saat ini menjadi guru atau dosen. Pangapunten.
Baca Juga: Biografi KH Djamaluddin Ahmad Tambakberas