Mendikbudristek RI Nadiem Makarim berpamitan, undur diri dari masa pengabdiannya selama 5 tahun. Dalam pidatonya pada upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2024, ia titipkan, lanjutkan gerakan merdeka belajar.
“Gelar tidak menjamin kompetensi, kelulusan tidak menjamin kesiapan berkarya, akreditasi tidak menjamin mutu, masuk kelas tidak menjamin belajar,” ucap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Nadiem Anwar Makarim saat memberikan sambutan di acara serah terima Rektor Universitas Indonesia 2019 lalu.
Kata-kata Mendikbudristek Nadiem yang populer di media sosial dan menuai banyak komentar dari banyak orang. Meski begitu, sebagai pelajar maupun tenaga pendidik, momen 2 Mei 2024 kita peringati bersama sebagai Hari Pendidikan Nasional mempunyai nilai yang tak cukup dituliskan dalam kata-kata saja. Sinergi antara pelajar, tenaga pendidik, dan instansi pemerintah menjadi variabel penting dalam memajukan pendidikan di Indonesia.
Hal yang cukup krusial ialah sistem pendidikan sangat bergantung pada siapa yang memimpin alias ditentukan oleh Mendikbudristek itu sendiri. Sayangnya, jabatan itu hanya terbatas 5 tahun, sehingga bisa jadi tiap 5 tahun akan terjadi transformasi kebijakan dan masyarakat khususnya para pelajar jelas akan terkena imbasnya.
Perjalanan menjabat sebagai Kemendikbudristek diungkapkan Nadiem dalam pidatonya, memimpin upacara Hardiknas 2024 di Kantor Kemendikbudristek, Kamis (2/5/2024).
Lima tahun terakhir ini adalah waktu yang sangat mengesankan dalam perjalanan kami di Kemendikbudristek. Menjadi pemimpin dari gerakan Merdeka Belajar semakin menyadarkan kami tentang tantangan dan kesempatan yang kita miliki untuk memajukan pendidikan Indonesia.
Bukan hal yang mudah untuk mentransformasi sebuah sistem yang sangat besar. Bukan tugas yang sederhana untuk mengubah perspektif tentang proses pembelajaran. Pada awal perjalanan, kita sadar bahwa membuat perubahan butuh perjuangan. Rasa tidak nyaman menyertai setiap langkah menuju perbaikan dan kemajuan.
Kemudian, ketika langkah kita mulai serempak, kita dihadapkan dengan tantangan yang tak pernah terbayangkan, yakni pandemi. Dampak yang ditimbulkan mengubah proses belajar mengajar dan cara hidup kita secara drastis. Pada saat yang sama, pandemi memberi kesempatan untuk mengakselerasi perubahan. Dengan bergotong royong, kita berjuang untuk pulih dan bangkit kembali menjadi jauh lebih kuat.
Ombak kencang dan karang tinggi sudah kita lewati bersama. Kini, kita sudah mulai merasakan perubahan terjadi di sekitar kita, digerakkan bersama-sama dengan langkah yang serempak dan serentak. Wajah baru pendidikan dan kebudayaan Indonesia sedang kita bangun bersama dengan gerakan Merdeka Belajar.
Kita sudah mendengar lagi anak-anak Indonesia berani bermimpi karena mereka merasa merdeka saat belajar di kelas. Kita sudah melihat lagi guru-guru yang berani mencoba hal-hal baru karena mereka mendapatkan kepercayaan untuk mengenal dan menilai murid-muridnya. Kita sudah menyaksikan lagi para mahasiswa yang siap berkarya dan berkontribusi karena ruang untuk belajar tidak lagi terbatas di dalam kampus. Dan kita sudah merayakan lagi semarak karya-karya yang kreatif karena seniman dan pelaku budaya terus didukung untuk berekspresi.
Lima tahun bukan waktu yang sebentar untuk menjalankan tugas memimpin gerakan Merdeka Belajar. Namun, lima tahun juga bukan waktu yang lama untuk membuat perubahan yang menyeluruh. Kita sudah berjalan menuju arah yang benar, tetapi tugas kita belum selesai. Semua yang telah kita jalankan harus diteruskan sebagai gerakan yang berkelanjutan. Semua yang sudah kita upayakan harus dilanjutkan sebagai perjalanan ke arah perwujudan sekolah yang kita cita-citakan.
Waktu yang bergulir membawa pada akhir masa pengabdian saya sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Namun, ini bukanlah titik akhir dari gerakan Merdeka Belajar. Dengan penuh ketulusan, saya ucapkan terima kasih banyak atas perjuangan yang Ibu dan Bapak lakukan. Dengan penuh harapan, saya titipkan Merdeka Belajar kepada Anda semua, para penggerak perubahan yang tidak mengenal kata menyerah untuk membawa Indonesia melompat ke masa depan. Selamat Hari Pendidikan Nasional. Mari terus bergotong royong menyemarakkan dan melanjutkan gerakan Merdeka Belajar.
Sehingga, Nadiem Makarim menitipkan pesan untuk lanjutkan gerakan merdeka belajar karena ia merasa bahwa upaya ini adalah salah satu perwujudan dari cita-cita dunia pendidikan Indonesia.
Penulis: M Sutan Alambudi
Editor: Ikhsan Nur Ramadhan
Baca Juga: Hari Guru dan Malangnya Nasib Mereka