tebuireng.co – Pengasuh Ma’had ‘Aly Roudlotul Muhibbin yang juga tokoh sufi, KH Lukman Hakim mengatakan tasawuf itu sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad. Bahkan nabi teladan utama dalam tasawuf atau dunia sufi.
Hal ini disampaikannya dalam Ngopi sufi di Pondok Pesantren Tebuireng, Jum’at (27/05/22).
“Ilmu tasawuf untuk mendekatkan diri kepada Allah ada bersamaan dengan turunnya surah al-Alaq yang merupakan awal mula turunnya ayat Al-Qur’an,” jelasnya.
Pimpinan Redaksi (Pimred) Majalah Sufi ini menambahkan nabi teladan utama dalam tasawuf bisa dilihat ketika nabi diperintah oleh malaikat Jibril untuk menirukan pelafalan ayat pertama surah al-Alaq hanya berupa lafadz iqra. Inilah pondasi ilmu tasawuf, selalu melihat kehidupan Rasulullah Saw.
Nabi Muhammad tidak bisa melafalkan dengan sempurna hingga ayat tersebut dibacakan secara utuh “iqra’bismirabbikal ladzi khalaq” maka sepontan nabi mampu menirukan lafadz tersebut hingga tenggelam dalam khusyuk bersama Allah.
“Hal tersebut menjadi awal mula dzikrullah atau mengingat Allah dalam rangka mendekatkan diri kepadanya sebagaimana yang dikenal dalam ilmu tasawuf,” Kiai Lukman.
Baca Juga: Tasawuf Abad 21
Kiai Lukman juga mengingatkan untuk tidak beristighfar agar diampuni Allah, tapi sebab Allah mengampuni maka istighfarlah. Hal ini karena ampunan Allah mendahului istigfar hambanya. Sehingga nabi teladan utama dalam tasawuf, peletak pondasi ilmu tasawuf.
Sebagaimana yang dicontohkan bahwa Nabi Muhammad yang jelas diampuni dosanya tambah khusyuk dan semakin memperbanyak dalam beristighfar dalam rangka bersyukur kepadaNya. Ia juga menjelaskan bahwa menempuh jalan sufi atau tasawuf bukanlah proses yang instan.
“Semua orang memiliki perjalanan individual masing masing. Namun dalam jalan tersebut banyak orang yang terpeleset sehingga harus mengulang dari awal. Hal tersebut dikarenakan beberapa dari mereka merasa sudah final, yang artinya merasa selesai padahal belum,” tegasnya.
Dikatakan, penyebab banyaknya kejahatan dan maksiat yang terjadi meskipun banyak pula para dai yang telah menasehati atau memberikan pengarahan akan bahaya dan akibat perbuatan tersebut berdasarkan ayat Al-Qur’an ataupun hadis adalah karena tujuan para da’i tersebut masihlah sebatas duniawi.
Sehingga tantangan generasi tasawuf di era modern ini adalah bagaimana melakukan revitalisasi tasawuf dalam kehidupan sehari hari.
“Saya berharap bisa membuat konsep anti korupsi berbasis tasawuf dengan melibatkan para psikolog, ahli hukun dan para tokoh lainnya. Sehingga tujuan dari pengarahan dalam gerakan anti korupsi tidak hanya duniawi,”tandasnya.
Thowiroh